Lorraine, Justin, Davine, dan Jocelyn membuat janji terlebih dahulu untuk berkumpul di depan Gedung Leadenhall. Justin dan Lorraine berangkat bersama sedangkan Davine akan berangkat dengan Jocelyn dari kantor. Lorraine sibuk mengotak - atik ponselnya sejak tadi. Ia menghubungi banyak pihak agar nanti proses investigasinya berjalan lancar.
"Wow ! Aku tidak tahu ia memang seterkenal itu !"
"Aku sebentar lagi akan bertemu dengannya. Jujur, aku sedikit gugup." Lorraine bisa melihat Davine dan Jocelyn saling sahut menyahut sejak tadi, membuat Lorraine mau tak mau harus menghentikan aktivitasnya terlebih dahulu.
"Apa yang kalian bicarakan ?" Tanya Lorraine bingung. Davine tak menjawab apapun melainkan tetap asik melihat ke atas.
"Hei aku bertanya pada kalian."
"Lihatlah ke atas, Loraine." Sahut Jocelyn dengan cepat. Lorraine segera menoleh ke atas dan...
"Ya Tuhan !" Pekiknya dalam hati. Perempuan tersebut membeku seketika. Seperti ada benda yang menyumbat tenggorokannya sehingga Lorraine tak bisa mengeluarkan sepatah katapun.
"Sejak aku berangkat kerja tadi, aku bisa melihat bahwa seluruh kota dipenuhi oleh billboard Thomas Vann."
"Ini benar - benar gila ! Aku akan menemuinya sebentar lagi !" Jocelyn meremas tangan Davine keras - keras. Ia terlalu bersemangat untuk hal ini.
"Jangan lupa mengenai profesionalisme pekerjaan." Justin mengingatkan mereka berdua dengan enggan, karena sejak tadi hanya mereka berdua yang tertawa gembira.
"Bagaimana bisa wajah Thomas Vann tiba - tiba mengisi semua billboard yang ada di London ?" Gumam Lorraine pelan. Ia yakin bahwa hal ini tak terjadi begitu saja. Ini semua ada hubungannya dengan pertengkarannya kemarin dengan Thomas.
"Aku membaca berita semalam bahwa Thomas Vann menyepakati perjanjian dengan Noessa Vience, seorang pemilik rumah mode pakaian ternama di London. Ia meminta Thomas menjadi Brand Ambassador untuk rumah modenya. Sebagai imbalannya, Thomas meminta Noessa untuk memasang gambarnya di seluruh billboard yang ada di London selama dua bulan, termasuk gedung pencakar langit."
Lorraine terkejut ketika Justin bisa menjelaskannya dengan begitu detail.
"Jangan terkejut, aku membacanya di internet tadi pagi." Justin tersenyum miring. Lorraine tak berkedip sekalipun. Otaknya tetap berusaha memproses, apa yang dilihatnya sekarang adalah benar. Thomas ada dimanapun Lorraine melangkahkan kakinya.
"Rumornya, Thomas Vann tidak meminta dibayar secara monetisasi."
"Tapi tetap saja pemasangan billboard di seluruh penjuru London memakan biaya yang tidak sedikit, Jocelyn. Apalagi Thomas memintanya selama dua bulan tanpa henti." Davine menjelaskan hal tersebut lebih rinci.
"Tetapi Thomas Vann menjanjikan konser virtual secara gratis dalam rangka penggalangan dana bersama Noessa Vience. Hal tersebut akan melambungkan nama Noessa menjadi lebih tinggi lagi." Jelas Justin mengakhiri perdebatan tersebut. Namun kini giliran Lorraine yang memancing pertanyaan mengenai Thomas.
"Seberapa terkenal Thomas Vann ?" Tanyanya dengan tenang, seolah - olah ia hanya sekedar ingin tahu.
"Asal kau tahu, lagu - lagu Thomas Vann selalu merajai tangga permusikan dunia. Perusahaan sekelas Netflix telah membuat film dokumenter tentangnya dan ternyata sukses besar." Celetuk Davine dengan cepat kemudian disusul oleh Jocelyn.
"Jangan lupa bahwa Thomas Vann juga memiliki film yang dibuat oleh Youtube Originals. Apple Music, Spotify... Aku tidak bisa menghitung berapa banyak perusahaan besar yang telah mengontraknya. Terakhir kali aku melihat Thomas Vann muncul sebagai Brand Ambassador Google."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Deal
Romance[END - WRITTEN IN BAHASA] #1 on Investigation (Aug 19th, 2021) #1 on Logic (Apr 9th, 2022) #5 on Fresh (Aug 2nd, 2021) #40 on Trending (Jan 29th, 2021) #54 on Detective (Mar 5th, 2021) #57 on Baru (Jan 29th, 2021) THE STORY IS WRITTEN ORIGINALLY BY...