Thomas menunggu Jocelyn di Leadenhall. Perempuan itu berjanji akan datang hari ini dan ia memang benar - benar datang.
"Halo Thomas."
"Apakah kau sudah mendapat kabar dari Lorraine ? Dimana dia sekarang ?"
"Hei aku baru saja datang !"
"Maksudku, duduklah." Thomas mempersilahkan perempuan itu untuk duduk. Jocelyn duduk dengan tenang sambil menegak wine yang tersaji di depannya.
"Kita kelolosan."
"Maksudnya ?" Kening Thomas mengerut seketika.
"Justin telah membawa Lorraine keluar dari rumah sakit pagi ini. Aku minta maaf, Thomas. Aku juga sedang mencari tahu kemana Justin membawa Lorraine. Namun yang jelas, Lorraine tak berada di rumahnya."
Thomas mengepalkan tangannya seketika. Jocelyn tahu secara tak sengaja ia telah memantik amarah Thomas.
"Kita akan melihat Lorraine besok, tenang saja. Aku berjanji padamu." Jocelyn menggaris bawahi ucapannya, cukup untuk meyakinkan Thomas.
"Bagaimana strategi besok di pengadilan ?"
"Aku sudah mengurusnya, tenang saja. Aku akan membanting Justin besok."
"Aku selalu penasaran apa yang membuat perempuan hebat sepertimu melajang untuk waktu yang cukup lama." Celetuk Thomas tiba - tiba. Jocelyn hanya menggeleng kemudian menegak habis wine nya.
"Aku sangat sibuk, aku tidak punya waktu untuk masuk ke dalam dunia asmara." Jawab Jocelyn sambil tertawa. Thomas tersenyum miring, tiba - tiba saja ia teringat pada foto seorang anak perempuan yang jatuh dari buku catatan Jocelyn. Ia masih terngiang - ngiang atas hal tersebut namun Thomas tak mau menyinggungnya sama sekali. Ia tak ingin menyakiti perasaan Jocelyn. Perempuan itu sudah sangat baik padanya, tak terhitung berapa banyak bantuan yang telah ia berikan pada Thomas, Thomas sendiri tidak bisa menghitungnya.
"Asal kau tahu, Scott memarahiku karena aku melarangnya untuk menghubungi agen hukum yang biasa kutemui."
"Benar, untuk saat ini kau lebih baik sendiri agar kita bisa menata strategi ini sebaik mungkin."
"Lalu apa yang harus kukatakan besok di pengadilan ?"
"Apa yang akan kau katakan ? Akan kuberitahu sekarang." Alis Jocelyn terangkat sebelah. Thomas benar - benar tak tahu bila Jocelyn ternyata bisa bermain lebih licik dibanding Justin. Mereka adalah dua kubu dengan kekuatan yang sama sama gahar sehingga sulit untuk diredam.
***
Justin duduk dengan tenang bersama lembaran kertas yang sedang ia pegang saat ini. Messiah duduk di depannya dengan wajah yang dibuat - buat. Justin tak banyak bicara dan langsung berbicara pada intinya.
"Tuan Messiah Spencer, izinkan aku memperkenalkan diri secara resmi. Aku adalah Justin Blackwood, investigator yang akan menggantikan Nona Jocelyn Dion dalam evaluasi mingguan."
"Ah ya, aku menengalmu. Kau adalah keponakannya John." Ujar Messiah berusaha terdengar ramah namun Justin tak menanggapinya sama sekali.
"Aku akan mengajukan beberapa pertanyaan dan kau hanya tinggal menjawabnya dengan jujur." Justin menekankan kalimat akhirnya, seakan ia mengode pada Messiah bahwa ia telah mencurigainya sejak awal.
"Aku tidak akan mengulangi pertanyaanku jadi kau harus langsung menjawabnya dan setelah itu aku akan lanjut ke pertanyaan selanjutnya."
Messiah mengangguk sekali. Dari sorot matanya Justin tahu bila lelaki itu sedang merasa terancam. Namun Justin tetap memasang wajah cueknya dan fokus pada pertanyaan yang sudah dibuat Jocelyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Deal
Romance[END - WRITTEN IN BAHASA] #1 on Investigation (Aug 19th, 2021) #1 on Logic (Apr 9th, 2022) #5 on Fresh (Aug 2nd, 2021) #40 on Trending (Jan 29th, 2021) #54 on Detective (Mar 5th, 2021) #57 on Baru (Jan 29th, 2021) THE STORY IS WRITTEN ORIGINALLY BY...