35 [SPECIAL, EXTRA LONG]

1.4K 56 6
                                    

Davine memilih jalan yang salah sehingga ia terjebak macet. Sedangkan Justin, ia sudah memahami kondisi jalan menuju rumah sakit sehingga ia lebih memilih memutar jauh daripada ia harus melewati jalan yang macet.

Davine dan Lorraine datang lebih cepat daripada Justin dan John. Mereka langsung naik ke lantai enam, tempat dimana Thomas dirawat. Jocelyn memberitahu Davine mengenai hal ini tadi pagi.

"Apa kau membawa kartu pengenalmu ?"

"Aku tidak membawa apapun, Dav. Aku lari begitu saja dari rumah."

"Lorraine, apa yang sebenarnya Justin lakukan padamu ?" Davine tak dapat mengerem kata - katanya lagi. Ia terlalu khawatir dengan kondisi Lorraine, juga tentang mengapa perempuan itu sulit dihubungi.

"Justin mulai tidak waras." Lorraine menangis begitu saja. Davine terkejut setengah mati mendengarnya.

"Kau pasti bercanda." Davine tertawa miring dengan mata yang berkaca - kaca. Ia memeluk Lorraine erat - erat, entah apa yang sebenarnya terjadi di antara Justin dan Lorraine, namun pikiran Davine selalu mengarah ke Jocelyn. Semuanya pasti ada sangkut pautnya dengan perempuan itu.

Pintu lift terbuka dan mereka langsung bertemu dengan empat orang bertubuh kekar. Mereka menghampiri Davine dan Lorraine dengan tenang, namun tatapannya sangat tajam.

"Maaf, ini bukan lantai umum, nona."

"Aku tahu, aku investigator dari Departemen Investigasi." Davine menyodorkan kartu identitasnya pada orang - orang tersebut, kemudian satu orang lagi menghampiri Lorraine.

"Dan kau, nona ?"

"Aku lupa membawa kartu identitasku."

"Maka kau tidak bisa masuk."

"Ayolah, dia juga temanku. Ia juga investigator." Davine menawarnya namun petugas tersebut tetap kukuh.

"Maaf, apapun alasannya bila kau datang tanpa membawa kartu identitasmu, kau tidak bisa mengunjungi lantai ini. Ini adalah lantai khusus."

"Ia bersamaku."

Suara berat itu terdengar menggema di sepanjang lorong. Empat orang tadi menundukkan kepalanya sejenak untuk memberi hormat. Lorraine menoleh seketika saat ia mendengar suara yang sangat familiar tersebut.

"Justin..." Lorraine terperangah karena pada akhirnya Justin berhasil menemukannya lagi. Davine mengunci mulutnya rapat - rapat karena ia tahu ia sedang berada di dalam masalah saat ini. Ia adalah orang yang membantu Lorraine untuk sampai ke rumah sakit.

Justin terdiam di tempatnya berdiri bersama John, menatap Lorraine dengan tatapan dinginnya. Lorraine tak berusaha menyapa Justin sama sekali melainkan menggandeng tangan Davine untuk segera pergi dari sana. Justin tetap diam dan tak berusaha mengejar Lorraine sama sekali.

"Sebentar lagi kita akan tamat, Lorraine. Justin pasti akan memecat kita. Kau mungkin bisa selamat karena Justin adalah pacarmu !"

"Kita pikirkan itu nanti, Davine ! Aku sedang mencari cara sekarang."

"Cara apa Lorraine ? Sejak awal aku tak paham dengan apa yang kau bicarakan ! Apa yang sebenarnya terjadi disini Ya Tuhan !"

Suara mereka saling sahut - sahutan, beradu argumen dengan keras kepala. Lorraine diam tak bisa menjawab pertanyaan Davine, namun perempuan itu memotong egonya kemudian memeluk Lorraine lagi.

"Aku tidak bermaksud membentakmu, demi Tuhan."

"Aku dan Justin punya hubungan yang tidak sehat. Aku berpikir bahwa aku harus mulai menyiapkan perpisahan."

Marriage DealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang