25 [SPECIAL, EXTRA LONG]

1.9K 71 2
                                    

Part Spesial : Ekstra panjang 6000+ words

Btw, Happy New Year untuk semua readersku :)

***

Justin datang pagi sekali ke kantor. Lelaki itu tersenyum lebar kepada semua orang yang ia lewati, termasuk pada Jocelyn dan Davine yang ternyata datang lebih awal dari pada Justin. Davine sedang membuat kopi saat Justin lewat dengan senyuman bahagianya.

"Apakah terjadi sesuatu ? Ya Tuhan kau beringkah aneh hari ini, Justin." Ejek perempuan itu dengan nada sinisnya yang khas. Jocelyn hanya melirik dari sofa sambil memasang telinganya tajam - tajam.

"Tak ada, aku hanya terlalu bersemangat hari ini." Ujar Justin sambil membuka pintu ruangannya yang terkunci. Davine tertawa sedangkan Jocelyn tersenyum miring. Sejak awal ia melihat Justin keluar dari lift, Jocelyn bisa tahu bila Justin berhasil berdamai dengan Lorraine. Lelaki itu bahkan tersenyum kepada semua orang, padahal Jocelyn tahu senyum seperti itu biasanya hanya ia suguhkan pada Lorraine.

"Hei Davine, apakah kau tahu bila Thomas Vann pergi dari London sejak hari Sabtu kemarin ? Ada beberapa paparazi yang berhasil menangkap fotonya di bandara." Celetuk Jocelyn dengan lantang sambil menunjukkan sebuah gambar dari tabloid yang sedang ia baca. Bukannya memperhatikan tanggapan Davine, perempuan itu justru fokus dengan ekspresi Justin. Benar saja, lelaki tersebut tak kunjung masuk ke ruangannya padahal tangannya sudah membuka pintu ruangannya sendiri.

"Benarkah ? Tetapi kasus bom ini masih berjalan." 

"Aku tidak tahu, tetapi ini memang gambar Thomas Vann. Tampaknya ia bersama seorang perempuan. Dan aku yakin ini bukan Levana karena rambut Levana berwarna pirang."

Sedetik kemudian Justin menyahut tabloid tersebut dengan kasar. Davine memperhatikan tingkah aneh Justin barusan dan perempuan itu langsung membuka mulutnya.

"Ada apa memang, Justin ?" Tanya Davine langsung pada intinya. Jocelyn hanya diam sembari berpura - pura tidak tahu apapun. Walaupun jauh di dalam hatinya, Jocelyn bersorak gembira karena berhasil mengacaukan emosi Justin pagi ini.

"Seharusnya Thomas tidak boleh pergi selama masa penyelidikan belum usai !" Tandas Justin dengan marahnya. Sejujurnya, Jocelyn tahu bila fokus Justin justru jatuh pada perempuan yang tertangkap kamera sedang bersama Thomas. Namun sekali lagi, perempuan itu berimprovisasi dengan baik.

"Hei, tenanglah. Ia sudah kembali ke London." Ujar Jocelyn pelan.

"Kapan ?" Sergah Justin cepat.

"Kemarin pagi. Tetapi semalam, Thomas kembali ke bandara. Aku tidak tahu mengapa, namun ia mungkin sedang menjemput wanitanya, kurasa. Karena saat di pagi hari, ia terlihat pulang sendirian." Jocelyn menekankan kata 'wanitanya' dengan jelas disana. Ia membalik tabloid tersebut menuju halaman selanjutnya karena disana juga terdapat gambar - gambar Thomas Vann yang sedang berada di bandara. 

Justin terdiam sesaat. Jocelyn tertawa dalam hatinya melihat Justin menolak fakta bahwa ia sedang mencurigai pacarnya sendiri. Sedetik kemudian Justin membanting tabloid itu lalu masuk ke ruangannya. Davine menaikkan kedua alisnya menyadari bahwa emosi Justin bisa berubah 180 derajat dalam sekejap.

"Ada apa dengannya ?" Tanya Jocelyn pura - pura tak mengetahui apapun. 

"Mungkin Justin kesal bila Thomas tidak mematuhi aturan." Jawab Davine seadanya. 

Tepat saat itu juga, lift terbuka dan Lorraine muncul dari sana. Ekspresinya sama dengan ekspresi yang disuguhkan Justin ketika pertama kali memasuki kantor. Dua orang tersebut sama cerianya, kecuali Justin yang sekarang mulai meradang. Seakan tak cukup dengan mengacau Justin sekali saja, Jocelyn memancing lagi untuk kedua kalinya.

Marriage DealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang