37

1.3K 56 4
                                    

Jocelyn datang ke kantor hampir tengah malam. Semua lampu telah padam kecuali lampu ruangan Davine. Tampaknya perempuan itu belum pulang, Jocelyn tahu itu. Ia tak sempat menyapa Davine, Jocelyn terburu - buru untuk mengambil berkas kasus hilangnya Anneliese Spencer karena esok ia akan menemui Messiah.

Belum sampai ia masuk ke dalam ruangannya, Jocelyn mendengar suara tawa pelan. Perempuan itu melirik apa yang dilakukan Davine di ruangannya dan apa yang menyebabkan perempuan itu tertawa.

"Apa yang kau lakukan Dav ?"

"Tak ada. Aku hanya berusaha untuk menemukan memori rekaman CCTV." Alis Jocelyn terangkat sebelah. Ia sudah menggenggam ganggang pintunya namun ia mengurungkan niatnya setelah mendengar ucapan Davine yang agak janggal.

"Rekaman CCTV yang mana ?"

"CCTV tempat Beatrice bekerja dulu, yang mana lagi memang. Teknisi dari Vall Alley berkata bahwa CCTV nya bisa diperbaiki namun memorinya rusak sehingga aku tidak bisa menemukan apapun." Tandas Davine dengan jelas. Jocelyn tersenyum miring mendengarnya.

"Jangan putus asa, kita pasti bisa menemukan bukti yang lain." Ujar Jocelyn dengan tenang. Baru saja ia menekan ganggang pintunya, Davine menambahi kata - katanya lagi.

"Namun aku tidak cukup bodoh untuk dikelabuhi begitu saja."

Jocelyn spontan menoleh ke arah Davine yang sekarang sedang menatapnya tajam.

"Aku memeriksa rekaman CCTV Vall Alley dan aku menemukan bahwa kau dan Justin mendatangi gedung tersebut dalam waktu yang berbeda. Aku tidak tahu apa yang kalian lakukan di belakang kita semua namun..." Davine menekankan kata 'kita semua' seolah - olah ia telah menangkap basah apa yang dilakukan Jocelyn dan Justin di balik layar.

"Aku mungkin akan memberitahu Lorraine mengenai hal ini. Aku rasa ia harus tahu karena walaupun ia sedang tidak berada disini, pemimpin utama kasus ini tetap Lorraine Edward."

"Lalu apa masalahnya denganku ?" Sahut Jocelyn dengan tegas. Davine memantik emosinya lebih cepat dari yang ia perkirakan. Ia cepat - cepat masuk kemudian mengemasi berkas - berkasnya. Ia mengutuk dirinya sendiri mengapa ia Davine bisa mencium rahasianya.

"Aku tidak tahu, itu urusanmu dengan Lorraine kan ? Aku yakin rekaman itu berada padamu sekarang. Aku tidak tahu apa yang terjadi denganmu dan Justin di belakang tetapi..."

"Cukup omong kosong ini, Davine !" Jocelyn membentaknya dengan keras walaupun ia sendiri masih berada di dalam ruangannya. Ia segera keluar kemudian mengunci pintunya. Saat ia membalikkan badan, tiba - tiba saja Jocelyn sudah berada di seberangnya. Lebih tepatnya di depan pintu ruangannya sendiri. Tatapan matanya begitu tajam hingga Jocelyn tahu bila perempuan itu sudah mengetahui rahasianya sejak lama.

"Apa kau diam - diam berkencan dengan Justin di belakang Lorraine ? Apakah Justin berselingkuh denganmu ?"

Kata - kata yang diucapkan Davine sangat pelan namun mendalam. Jocelyn tercekat beberapa saat. Ia tak percaya bahwa Davine tiba - tiba saja menuduhnya sebagai selingkuhan Justin.

"Apa buktinya memang ?"

"Aku melihat semua fotomu dan Justin yang kau simpan di lacimu. Kau berpelukan dengannya, kau menciumnya. Lalu apalagi memang ? Apakah aku harus mencari tahu lebih jauh lagi ?" Davine terdengar sangat cerdas saat berargumen namun Jocelyn tak dapat diruntuhkan begitu saja. Jocelyn tertawa lepas seakan - akan itu adalah hal lucu baginya. Perempuan itu maju beberapa langkah untuk berhadapan langsung dengan Davine.

"Kau seorang detektif kan ? Tak perlu kau mencari tahu lebih jauh mengenai apa yang kulakukan dengan Justin. Mulai saja dari pertanyaan pertama. Kapan foto tersebut diambil ?"

Marriage DealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang