***
Suasana ricuh tergambar dikelas 11 IPA 1 ini, karena tak ada guru yang masuk dan sekarang jam pelajaran pun jadi kosong. Ada yang sibuk ngegosip, ada yang sibuk sama buku-bukunya. Dan para siswa laki-laki biasanya kumpul dipojok kelas, paling untuk nyanyi-nyanyi.
Saat ini muncul ide iseng dipikiran Aisy untuk menirukan suara guru-guru yang mengajar dikelas ini. Dengan segera Aku maju kedepan kelas, dan memulai aksi.
"Assalamualaikum semua." Semua mata tertuju pada Aisy.
"Oke hari ini kita akan belajar tentang tata cara berwudhu!" ucap Aisy menirukan Bu Dewi - guru agamanya.
Semua tertawa renyah, Aisy pun melanjutkan aksinya lagi.
"Kalian teh seharusnya nyadar, mikir,jangan kayak gini terus atuh, pengen setiap hari diomelin!" ucap Aisy menirukan gaya guru Bahasa daerahnya.
Semua pun tertawa lagi, Aisy tersenyum puas karena usahanya tidak sia-sia.
"Ehmm!"
Deheman seseorang tidak mengusik aksi Aisy, tiba-tiba saja.. Telinga Aisy dijewer oleh seseorang karena daritadi Bu Dewi melihat aksi tak sopan Aisy. Sedangkan Aisy mengaduh ke sakitan akibatnya.
"Aduh, aduh! Sakit!" ringis Aisy.
Aisy melihat yang menjewer telinganya itu, hanya cengiran yang Aisy lakukan melihat Bu Dewi dengan tampang marahnya. Sudah Aisy pastikan hidupnya tak akan selamat."Eh, ada bu Dewi!" sapa Aisy ambil cengengesan.
"Berani ya kamu niruin gaya guru-guru kamu, Masyaallah Aisy!" geram Bu Dewi yang masih menjewer telinga Aisy.
"Panggil saya Zee bu, jangan Aisy!" peringat Aisy drngan wajah memelas. Bu Dewi memandang Aisy tajam.
"Duduk sekarang!" perintah Bu Dewi, Aisy segera menurut ia langsung duduk.
"Lagian ibu hobi banget ngejewer telinga saya, entar kalau telinganya lebar kayak gajah gimana bu?" Gerutu Aisy sebelum duduk.
"Kamu nya sih nakal, kalau kamunya baik, ibu pasti gak akan ngejewer telinga kamu terus!" jawab Bu Dewi.
"Lah kata galang gak ada guru!" gerutu ku.
"Ya emang gak ada," sahut Galang.
"Ibu disini, cuman mau kasih tau kalau besok tugas harus dikumpulkan!" jelas Bu Dewi.
"Baik bu!" jawab semuanya.
"Yaudah sekian, dan Aisy jangan lupa tugasnya!" Bu Dewi melirik kearah Aisy.
"Iya bu, kalau gak lupa!" jawab Aisy lalu tersenyum lebar menampilkan gigi putihnya.
"Kebiasaan kamu lupa-lupa, assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam."
Bu Dewi pun pergi dan semua melanjutkan aktivitasnya. Begitupun Aisy yang tak mempedulikan peringatan dari Bu Dewi tentang tugas, ya kalau dia ingat pasti dia kerjakan tapi kalau lupa ya wassalam.
****
Azmi adalah anak yang paling pintar dikelasnya, tak jarang para gurunya memuji dan menjadikan Azmi sebagai asisten pribadinya dalam mengajari para murid yang lain, yang belum paham.
Hasil ulangan harian Bahasa arab sudah dibagikan, ada yang bahagia dan ada juga yang kecewa.
"Alhamdulillah mi, antum dapat nilai 95, seperti biasa!" ucap teman sebangku Azmi - Irsyadul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Istikharah
Dla nastolatkówIni tentang kisah Aisy Jazeera al mubarakah, yang harus rela menerima kenyataan bahwa dia harus pindah ke penjara suci itu, akibat Fitnah dari Kakak kelasnya sendiri. Pesantren? Menurut nya itu sama sekali tidak sesuai dengan zaman yang serba moder...