√ Bab 9: Lantunan ayat darinya

2.1K 127 16
                                    

"Nyanyian apa itu? Mengapa hati ku bergetar mendengar suara itu?"
-Aisy Jazeera almubarakah-

•Cinta dalam istikharah•

*****

Aku memaksakan mata ini untuk bangun demi salat tahajud. Setelah kemarin mendapat pencerahan dari dua santri itu. Aku mulai berpikir tentang arti Ibadah.

Tapi kenapa mata ini sulit untuk bangun? Rasa nya Aku ingin tidur lagi. Boleh enggak ya rajin nya besok-besok aja, sekarang khilaf dulu ya.

"Tya, Mata gue sulit banget buat bangun tidur lagi ya!" Pinta ku.

"Tanggung Zee, Udah mau nyampe masjid!" Ucap Tya sambil menggandeng tanganku agar tak kabur.

"Tapi--"

"Kata nya mau Hijrah, gimana sih?" Ujar Yani.

"Bisa enggak, rajin nya ditunda dulu. Besok-besok aja ya!" Ucap ku.

"Enggak boleh!!" Tegas Tya dan Yani.

"Iya deh"

Aku hanya bisa pasrah saat Tya dan juga Yani membawa ku ke Masjid.

***

Azmi, Syaban, Syakir dan Hafidz masih berbincang sambil berjalan menuju Masjid.
Syakir dan juga Syaban sibuk mengadu argumen sedangkan Hafidz dan juga Azmi sibuk berbincang.

"Mi, lusa nanti tim Hadroh kita ada undangan" Ucap Hafidz.

"Kemana Kak?" Tanya Azmi.

"Ke Bandung"

"Berapa hari? Seperti biasa atau gimana?" Tanya Azmi.

"Sekitar dua hari, sekalian silahturahmi kata nya mah!"

"Oh.."

"Ih kir, antum tuh gimana sih! Harus nya antum itu enggak mikirin akhwat Mulu!"

Terdengar suara Syaban yang sedang beradu argumen bersama Syakir. Baik, Azmi maupun Hafidz kompak menoleh kebelakang dimana keberadaan dua santri tampan itu berada.

"Berisik banget!!" Keluh Azmi.

"Ya habis nya, Syakir tuh malah nyeritain akhwat!" Kesal Syaban.

"Ya kan cuma nyeritain akhwat paling cakep di ponpes ini!" Ucap Syakir polos.

"Siapa emang?" Tanya Azmi cuek.

"Cie mau tau!!" Ujar Syakir menggoda Azmi.

"Yaudah sih! Kalau enggak mau ngasih tau!" Kesal Azmi.

"Kalem mi, pangeran cuek mulai beraksi!"

Azmi menatap tajam kearah Syakir, Sedangkan Syakir hanya mampu menatap polos kearahnya.

"Kalian ini, udah-udah!" Ucap Hafidz.

"Tapi kan Kak, Syakir nya tuh yang nye--"

Cinta Dalam IstikharahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang