√ Bab 24 : Rasa Apa Ini?

1.1K 59 46
                                    

“Mencintai itu fitrah.”
-Aisy-

***

Follow ig : @dhearestya_

Mau tanya nih, kalian ngebayangin visual Aisy tuh siapa?
Mau tau aja wkwk

***

        Setelah kejadian salah sangka itu, Aisy tak pernah mengetahui kabar Azmi. Mungkinkah dia baik-baik saja selepas kejadian itu, segala pemikiran tentang Azmi membuat kepala Aisy pusing. Rasanya Aisy ingin mengusir segala pemikirannya tentang Azmi, tapi tak bisa.

           Tidak mungkinkan Aisy jatuh pada pesona Azmi, seharusnya dia jangan pernah meremehkan pesona Azmi. Sekarang dirinya uring-uringan sendiri di dalam kamar asrama, untungnya kamar sepi hanya beberapa santriwati saja yang sedang mempersiapkan untuk sekolah.

"Seharusnya ana enggak sombong buat gak bakal jatuh sama pesona santri itu!" gumam Aisy sambil memukul-mukul kepalanya.

"Astagfirullah ukhti, stop!" Yani langsung menghampiri Aisy yang seperti orang gila duduk di tempat tidurnya.

          Yani menghentikan gerakan tangan Aisy lalu duduk di sebelah Aisy, membuat Aisy mengernyit heran atas sikap tiba-tiba Yani. Apalagi mulut Yani komat-komat sambil baca ayat-ayat al-Quran.

"Ukhti kenapa sih?" tanya Aisy heran.

         Yani melepaskan tangan Aisy yang tadi dia pegang, lalu menatap Aisy intens. Membuat kernyitan di dahi Aisy bertambah.

"Ukhti enggak ke surupan atau apa gitu?" tanya Yani polos.

"Astagfirullah enggak Yan, gue cuman lagi... Lagi apa tuh ya, ituan... Apa teh namanya, ishh susah banget!" keluh Aisy saat ingin mengutarakan pikirannya namun berbelit, padahal di otaknya sudah ada alasan tapi lidahnya sangat sulit mengucapkannya.

"Apa namanya? Kamu enggak gila kan?" tanya Yani menyelidik.

"Enggak Yan! Gue lagi mikir aja!" jawab Aisy cepat.

        Akhirnya Aisy bisa mengucapkan kalimat itu, lantas dia bernapas lega setelah mengutarakan hal tersebut. Namun Yani malah mengernyitkan dahinya, matanya menyelidik ke arah Aisy. Membuatnya merinding di tatap demikian oleh Yani.

"Yan, Sy, ayo berangkat!" ajak Tya yang sudah dari tadi datang dan melihat perdebatan Yani dan Aisy.

          Yani melupakan penyelidikannya lantas mengambil tas di kasurnya, begitupun Aisy yang langsung mengendong tas nya. Mereka sudah siap dengan seragam batik sekolah di pesantren ini.

         Selama perjalanan menuju sekolah Aisy hanya terdiam sendiri. Masih memikirkan tentang Azmi, otaknya seolah hanya cepat ketika membahas tentang Azmi namun tentang yang lain malah nge-blank.

"Sy, ukhti kenapa? Kalau ada beban, kita siap dengar cerita Ukhti kok," ucap Tya tersenyum.

        Aisy menggigit bibirnya antara mau bercerita tapi malu, namun jika tak di utarakan malah membuat pikirannya tak fokus. Otaknya terus mengolah kata yang akan terlontar sebagai jawaban untuk pertanyaan Tya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Dalam IstikharahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang