Assalamualaikum teman-teman... Sebelum baca cerita, dhea mau mengucapkan mohon maaf lahir dan batin. Minal aidzin wal Faidzin, maafin dhea ya yang jarang update 🙏🙏...
Dan terima kasih pula udah setia nunggu dan baca cerita ini... Love you 😍😍❤
***
Aisy meneliti setiap sudut ruangan ini, tak ada yang bisa iya jadikan senjata untuk keluar dari tempat ini. Ya allah... Tunjukkan jalanmu...
Sudah dua jam yang lalu, setelah mendengar pembicaraan Della dan yang lain. Aisy ingin menangis dan berteriak dengan keras. Namun siapa yang akan menolongnya?
Ini bukan dongeng, dimana akan ada pangeran berkuda putih yang menyelamatkan nya. Aisy berharap seperti itu, tapi kembali lagi pada kenyataan. Sudah hampir dua hari dia disini tapi tak ada satu pun orang yang menolong nya.
Pikirannya masih saja fokus pada hal lain. Namun, matanya menjelajahi ruangan ini.
Yap!!
Aisy menemukan gelas kaca bekas minum Della, dirinya mendekati gelas yang berada dimeja usang itu.
Brakh...
Gelas itu pecah kebawah, Aisy tersenyum senang. Dia meraih pecahan kaca itu walau tangan nya terikat dikursi. Setelah mendapatkan pecahan itu Aisy bergegas untuk membuka tali tersebut dengan pecahan itu. Namun, tiba-tiba saja suara pintu terbuka memenuhi indra telinganya.
"apa yang lo lakuin?"
Aisy terdiam, menatap Rena dan Sinta bergantian. Della tak ada disana, tentu buat apa dia lama-lama ditempat kumuh seperti ini.
"jawab Zee!!"
Rena menjabak kerudung Aisy dengan kuat. Aisy berusaha tidak menangis, dia percaya bahwa dirinya kuat.
"oh... Berusaha kabur?" tanya Sinta, matanya fokus kepada pecahan gelas itu.
Aisy menggeleng lemah, senyum pun tercetak dibibir keduanya. Sinta menjabak khimar Aisy hingga khimar itu tergeletak begitu saja ditanah.
"a-pa ya-ng ka-li-an lakukan?"
Air mata Aisy tak mampu ditahan lagi, dia menangis meratapi kerudung nya. Bagaimana keduanya sekejam itu?
"lo itu enggak pantas buat pakai kerudung itu! sok suci!"
Jleb...
Sok suci?
Memang apa salah nya memakai kerudung? itukan perintah dari Allah."sok-sok an pakai kerudung! dulu aja, merendahkan kerudung..." cibir Sinta.
Aisy menatap nyalang kearah keduanya, dia mengumpulkan keberaniannya dalam dirinya.
"itu dulu Sin, dan inget gue niat pakai kerudung bukan untuk memikat perhatian manusia, enggak kayak kalian!" Aisy tersenyum kecut.
Plakk...
Sinta menampar Aisy, namun semangat Aisy tak gentar. Kenapa dia harus takut? dirinya sudah benar kan?
"lo itu bener-bener!!"
Rena segera menyeret Sinta keluar, dia tahu Sinta bisa saja membunuh Aisy karena emosi. Sedangkan Aisy yang menggenggam pecahan itu langsung berusaha melepaskan diri. Walau tangan nya berdarah.
Srtttt....
Ikatan tali itu terlepas, Aisy bangkit dengan tertatih tak lupa dia mengucapkan hamdalah. Dirinya langsung saja memungut kerudung yang sudah tergeletak di tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Istikharah
Ficção AdolescenteIni tentang kisah Aisy Jazeera al mubarakah, yang harus rela menerima kenyataan bahwa dia harus pindah ke penjara suci itu, akibat Fitnah dari Kakak kelasnya sendiri. Pesantren? Menurut nya itu sama sekali tidak sesuai dengan zaman yang serba moder...