Follow Ig : @dhearestya_
Mau kayak orang-orang, 200 komen besok aku next.
Serius beneran...***
Hari ini Aisy nampaknya lebih senang karena bisa beraktivitas seperti biasa, dia pun masuk sekolah hari ini. Senyumnya mengembang, Tya dan Yani yang melihat sikap Aisy nampak heran.
Aisy tak mempedulikan kedua sahabatnya itu, dia memilih berjalan dahulu dikoridor kelas. Aisy bersenandung pelan, membuat Tya dan Yani lagi-lagi dibuat takjub oleh Aisy karena sikapnya.
"Assalamualaikum Every body!" sapa Aisy saat memasuki kelas.
"Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh." Semua yang berada didalam kelas serempak menjawab.
"La tusorikh Aisy," tegur Siti dengan bahasa arab. (Translate: لا تصرخ = Enggak boleh teriak-teriak)
"Enggak boleh begitu Sy," bisik Tya pelan.
"Lo ngomong apa sih Sit?" tanya Aisy heran.
Aisy tak terlalu mempedulikan jawaban Siti, dia langsung duduk ditempatnya. Dengan santai dia mengeluarkan bukunya, namun gerakannya terhenti tatkala lupa jam pertama pelajaran apa. Aisy berbalik badan dan mendapati Tya yang sedang asyik menulis dibukunya.
"Jam pertama pelajaran apa?" tanya Aisy meringis malu.
"Fiqih," jawab Tya.
Aisy menganggukan kepalanya lalu berbalik, namun telinganya mendengar seisi kelas ini mengobrol tapi tak menggunakan bahasa Indonesia malah bahasa Arab. Sebenarnya kenapa sih?
"Tya, kenapa ngomongnya pada aneh sih?" tanya Aisy berbalik menghadap Tya.
Tya tak menjawab malah menuliskan sesuatu diselembar kertas, lalu setelah dia selesai kertas itu diberikan kepada Aisy. Dengan kerutan didahinya, Aisy menerima kertas itu.
Hari Kamis itu semua yang ada dipesantren harus menggunakan bahasa Arab, kalau enggak kena ta'ziran. -Tya
Aisy melongo setelah membaca tulisan di kertas itu, setaunya ta'ziran sama dengan hukuman. Kan dia belum bisa bahasa arab, haruskah dia puasa ngomong. Dengan segera dia menulis balasan surat tadi.
Gue enggak bisa bahasa arab Tya, masa harus kena ta'ziran. Kalau bahasa korea gue bisa nih.. Gimana dong? Puasa ngomong gitu? -Aisy
Aisy memberikan kertas tadi, bukannya membalas Tya malah menyodorkan buku kecil membuat Aisy mengernyit bingung. Tya mau memberikan data hutang kantin apa, masa dia dikasih buku kecil seperti tukang kredit.
BUAT BELAJAR!
Tulis Tya yang langsung ditunjukan diwajah Aisy, dengan perasaan campur aduk Aisy menerima itu lalu membuka lembar pertama.
"Gue enggak sanggup kayak gini, kenapa lebih mudah belajar huruf hiragana daripada ini?" gumam Aisy.
Walaupun Aisy pusing melihat tulisan arab Tya, namun semampunya dia mencoba menghafal itu. Daripada terkena ta'ziran.
"Gue ngomongnya ana kayak bocah yang lain? Astaga!" ucap Aisy pelan.
***
"Kayfa haluk ya akhi?" tanya Irsyadul. (Translate : bagaimana kabarmu)
"bikhoyr alhamdulillah," jawab Azmi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Istikharah
Teen FictionIni tentang kisah Aisy Jazeera al mubarakah, yang harus rela menerima kenyataan bahwa dia harus pindah ke penjara suci itu, akibat Fitnah dari Kakak kelasnya sendiri. Pesantren? Menurut nya itu sama sekali tidak sesuai dengan zaman yang serba moder...