JANGAN LUPA VOTE YA..
KOMEN JUGA BIAR AUTHOR SEMANGAT UPDATENYA HIHI...
INSYAALLAH SELAMA LIBUR PANJANG INI, AUTHOR BAKAL SERING UPDATE...
MINTA DUKUNGANNYA BIAR TETAP SEMNAGAT YA SEMUA :)***
Matahari masih malu-malu menampakan sinarnya, orang-orang biasanya masih bergelung dengan selimutnya. Namun berbeda dengan para santri, yang sudah mengantri dikamar mandi. Bukan orangnya yang mengantri didepan pintu melainkan alat mandi pribadi yang berjejer, sedangkan para santri mengobrol dengan santai.
"Siapa sih yang mandi didalam?"
Pertanyaan itu membuat para santriwati yang sedang duduk santai langsung memusatkan perhatiannya kepada Royya.
"Siti tuh yang mandi," jawab Yani.
"Yaelah, Siti kalau mandi berasa kamar mandi milik sendiri," sahut Veve.
Aisy yang berada disana heran, dari dulu dia paling malas mengantri seperti ini. Menurutnya menunggu adalah paling membosankan, seperti menunggu dia peka.
"Udah berapa menit emangnya?" tanya Tya.
"Menurut penelitian ana sih, udah hampir sepuluh menit," ucap Yani sambil melirik jam dipergelangan tangannya.
Aisy lagi-lagi menoleh kearah Yani, pantas saja daritadi Yani tak bisa diam. Ternyata dia menghitung waktu orang yang berada dikamar mandi ini.
"Ty, emangnya batas waktunya berapa menit?" tanya Aisy.
"Lima belas menit udah kita gedor," jawab Tya.
Tok... Tok...
"Siti! Ayo cepetan dong! Kita mau sekolah!"
Veve berteriak kencang sambil menggedor pintu kamar mandi, semua hanya bisa pasrah lagian setelah Siti adalah gilirannya.
Cklek...
Siti membuka pintu dengan tatapan bingung namun lain dengan Veve yang menatapnya kesal. Aisy yang memperhatikan itu hanya bisa terkekeh pelan.
"Ukhti Semedi ya didalam!" kesal Veve lalu gantian masuk kedalam.
"Kunaon?" tanya Siti heran.
Selepas Veve masuk kedalam kini giliran Zulfa yang berdiri didekat pintu entah apa tujuannya. Padahalkan giliran selanjutnya adalah Aisy. Hal itu disadari oleh Aisy, dengan segera Aisy menghampiri Zulfa.
"Tau budaya mengantri enggak?" tegur Aisy.
Zulfa melirik malas kearah Aisy, dia tak mempedulikan gadis berkerudung marun tersebut. Sedangkan Aisy menggeram kesal akibat ulah Zulfa ini.
"Lo bisu?" ledek Aisy.
"Apaan sih!" kesal Zulfa.
Aisy terkekeh membuat semua pasang mata memperhatikannya, ditambah Aisy kan katanya belum pulih mereka takut ada aksi jambak-jambakan seperti waktu dulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Istikharah
Fiksi RemajaIni tentang kisah Aisy Jazeera al mubarakah, yang harus rela menerima kenyataan bahwa dia harus pindah ke penjara suci itu, akibat Fitnah dari Kakak kelasnya sendiri. Pesantren? Menurut nya itu sama sekali tidak sesuai dengan zaman yang serba moder...