dating (hiatus)

Nggak Jadi

Seperti selama seminggu ini, Jimin diantar pergi dan pulang sekolah sama Min Yoongi.

Yoongi menoleh ke arah Jimin yang bersandar di kursi mobil.

"Ngantuk?”

Jimin mengangguk. “Iya,” jawabnya.

“Yaudah, tidur.” Yoongi kembali berfokus pada jalanan di depannya sementara Jimin mulai menutup mata.

Untung si kutil monyet nganterin pulang, gue jadi bisa tidur.

Baru saja Jimin mulai terlelap, Yoongi tiba-tiba menghentikan laju mobil.

Jimin memutar tubuhnya menghadap ke pintu. “Kok berhenti?” tanyanya tanpa membuka mata.

Sedetik kemudian yang Jimin sadari adalah ia sedang menahan napas. Ia merasakan tangan Yoongi terjulur melewati pinggangnya dan meraih sesuatu di sebelah tubuh Jimin. Jimin melirik ke samping dan mendapati wajah Yoongi sangat dekat.

“Turunin dulu kursinya kalo mau tidur,” kata Yoongi singkat setelah menyadari Jimin tersentak kaget.

Kagak jadi tidur ini gue mah, Yoongi! Ya Allah, mau tidur aja begini cobaannya.

Yoongi yang sudah kembali ke balik kemudi mengerutkan wajahnya. “Lah, katanya mau tidur? Udah gue turunin juga kursinya.”

Dasar bego! Gimana caranya gue mau tidur kalo lo ngeganggu gue kayak tadi?!

Jimin nggak menjawab dan cuma tersenyum. Dia beruntung karena mobil Yoongi udah masuk ke pekarangan rumahnya. Jimin menegakkan tubuhnya saat melihat ibunya berada di luar.

“Eomma. Ngapain diluar? Panas,” Jimin menarik lengan ibunya sesaat ia keluar dari mobil Yoongi.

“Eomma habis beresin ini,” Nyonya Park menunjuk beberapa tanaman didepannya. “Tadi Poly lari-lari disini.” Poly itu kecoak peliharannya Jimin.

Jimin mendorong ibunya masuk ke rumah. “Kan bisa Jimin nanti yang beresin, Eomma.”

“Eh, Yoongi,” Nyonya Park tersenyum pada Yoongi yang berdiri disamping mobil.

“Eomma,” Yoongi mendekat dan memeluk Nyonya Park. Jimin tersenyum kecil melihat kedekatan Yoongi dan ibunya.

“Masuk dulu. Eomma bikin makan siang banyak banget.”

Yoongi tersenyum serbasalah. “Yoongi nggak bisa, Eomma. Udah ada janji sama tim basket, sekalian mau lanjut latihan juga.”

Nyonya Park menjitak Yoongi. “Udah mulai nggak mau makan disini ya sekarang, Min Yoongi?”

Yoongi mengelus kepalanya. “Bukan gitu, Eomma. Yoongi udah keburu janji sama tim basket. Besok Yoongi makan siang disini deh. Janji.”

“Yaudah. Pergi sana.”

“Yah, Eomma jangan ngambek dong."

“Siapa yang ngambek? ‘Kan katanya kamu udah ada janji. Yaudah. Nanti kamu telat,” protes Nyonya Park.

Yoongi tertawa. “Yaudah. Eomma, Jimin, Yoongi pergi dulu.” Baru selangkah pergi, Yoongi kembali. “Eomma, tunggu.”

Jimin menatap bingung Yoongi yang sedang berbisik dengan Nyonya Park. Jimin tidak bisa membaca raut wajah ibunya, sementara Yoongi masih sibuk berbisik.

“Urusan gampang itu mah,” Nyonya Park mendorong Yoongi.

“Yoongi bisikin Eomma apa?” tanya Jimin ketika mobil Yoongi sudah keluar kembali ke jalan.

“Dia minta buat dibikinin tempe sambel pete besok siang,” jawab singkat ibunya.

Jimin tertawa. “Yailah, aku kira apa,” Jimin pun bergerak naik ke kamarnya. Meninggalkan Nyonya Park yang kembali sibuk di dapur.