SANGE (NAMJIN EDITION)

3.3K 421 51
                                    

"Emak... dingin," Seokjin meringis. Ya salah dia juga sih, langsung kabur gitu aja keluar rumah sakit, padahal di luar lagi hujan salju. Mantel juga lagi dipake ama si kontet. Apes udah Seokjin ini hari.

Seokjin cuma bisa goyang-goyang kek uler keket dibawah pohon sambil nungguin kendaraan yang bisa bawa dia pulang ke rumahnya sekarang. Mau taksi kek, ojek kek, bemo kek, bahkan mobil pick-up pun hayolah. Yang penting Seokjin bisa meninggalkan tempat penuh luka ini.

Halah, bisa ae kecebong. Makanya kalo cemburu, otak jangan ditinggal dibelakang. Bego kan jadinya.

Emosi Seokjin kembali meninggi pas dia inget adegan drama menjijikan khas sinetron RCTI yang diperankan oleh manusia yang udah hampir seminggu ini ngacangin Seokjin.

Kim Namjoon (ft. Sowon)

"Idup gini amat yalord. Pen pulang aje susahnya naudzubillah. Mana hp pake lowbat segala. Ngesot ae dah," gerutu Seokjin.

"Seokjin!"

Badannya Seokjin langsung kaku kek batu es. Mau nengok, tapi malu-malu tai kecoak. Satu-satunya yang terlintas di otak Seokjin cuma...

"KOK LARI?! WOY SEOKJIN!"

Seokjin lari udah kayak banci dikejar satpol PP. Ngegas bet larinya. Kalian bisa liat ada api nongol dari pantatnya Seokjin pas lari. Udah kek roket.

Namjoon ga kalah cepet larinya. Kakinya doi panjang soalnya. Lu baru selangkah, doi udah lima langkah depan lu.

Terjadilah adegan lari-larian di trotoar jalan bersalju.

Tumpa se ae... yumus kurae... tumena janekyaa...

GEDEBUK!

Seokjin terdiam dalam tidurnya di trotoar jalan. Mukanya terasa dingin karena bersentuhan langsung dengan trotoar yang bersalju.

Dia telungkup di trotoar. Hina sekali kamu, Seokjin.

"Seokjin!" Namjoon buru-buru megang sisi tubuh Seokjin dan mengangkat Seokjin, sementara Seokjin masih merem. Berharap dia punya kemampuan hipnotis kek master siapa gituuu, yang tag-linenya "tatap mata saya".

"Lo nggak apa-apa?"

Namjoon memaksa Seokjin untuk melihatnya. Pas Seokjin buka mata, yang dia lihat cuma lubang idungnya Namjoon.

DEKET BANGET WOY!

Seokjin bergerak mundur. "Gue nggak apa-apa," ucap Seokjin. Padahal dia rasa banget jidat berharganya perih gara-gara kena trotoar. Itu sakit bet sumpah. Yang nggak percaya, silahkan coba sendiri.

"Beneran? Itu jidat lo merah banget," tangan Namjoon berusaha menyentuh jidat Seokjin yang Namjoon yakini sepenuhnya itu pasti sakit.

Tapi emang dasar tukang jaim, Seokjin malah menepis tangan Namjoon. "Apaan sih bego?!

"DIH, KOK LO NGEGAS?!" Namjoon balas ngegas.

"YA LO NGAPAIN MAU MEGANG-MEGANG JIDAT GUE!" jerit Seokjin.

"Putusin aja mas... putussss!" teriak salah satu pengendara motor di sebelah mereka.

Jadian aja belum, udah disuruh putus. Gue kirim santet lama-lama nih orang. Berapa plat motornya?!

Namjoon menarik rambutnya frustasi. "Lagi lo ngapain lari-lari kayak gitu, Seokjin? Udah tau jalanan licin, pake adegan lari segala."

"Suka-suka gue lah. Mau gue lari kek, jongkok kek, suka-suka gue." Seokjin menatap sinis ke Namjoon.

Tapi, ternyata Namjoon malah menatap hangat ke Seokjin. "Lo nggak kedinginan?"

Mata Seokjin membesar. Dia nggak tau mesti bertingkah seperti apa. Sampe akhirnya dia inget lagi kejadian di lorong rumah sakit dan emosinya naik lagi.

dating (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang