HAH?!

2.1K 355 61
                                    

Nyonya Min menatap Yoongi yang berangkat ke sekolah. Ia menatap punggung anaknya yang mengendarai motor itu menjauh hingga menghilang dari pandangan.

Ia masih tak bergeming, hingga seorang pria paruh baya mendekat kearahnya.

"Nyonya, mobilnya sudah siap," kata lelaki itu.

Nyonya Park menoleh ke kanan. "Terima kasih, Kang-ssi."

Lelaki bernama Kang itu tersenyum. "Sudah tugas saya, Nyonya."

Nyonya Park menarik napas perlahan. Ia terdiam dan pikiran membawanya tenggelam dalam ingatan kemarin.

Flashback.

"APAAA??!!!! NGGAK BISAAAA!!!"

Nyonya Min langsung menjauhkan ponselnya dari telinga. Teriakan Nyonya Park terlalu keras hingga sedikit menyakiti gendang telinganya.

"Gue tau lo kaget. Tapi nggak usah teriak juga," ucap Nyonya Min.

"Gue nggak sepakat! Gue udah bilang sama lo kalo gue nggak mau Yoongi nyusul Jimin ke Jepang!"

Nyonya Min menghela napas. "Gue tau. Tapi Yoongi butuh kesempatan kedua."

"Gue nggak peduli. Dia udah nyakitin Jimin! Kalo dia nyusul Jimin, dia bisa nyakitin Jimin lagi," kata Nyonya Park geram dari seberang telepon.

"Percaya sama gue," balas Nyonya Min. "Kali ini Yoongi nggak akan nyakitin Jimin."

"Apa?"

"Dia nggak bakal nyakitin Jimin lagi. Dia udah sadar dari kebodohannya," jawab Nyonya Min.

"Gimana caranya lo bisa yakin kalo Yoongi udah sadar? Gimana caranya gue bisa percaya?"

"Gue ibunya, kalo lo lupa, Nyonya Park. Gue mengerti anak gue sendiri. Dan gue mengerti satu hal."

Nyonya Min berjalan dan mengintip dari sela pintu gudang yang terbuka, menatap sosok anaknya yang meringkuk diatas lantai dengan sebuah buku dalam genggaman.

"Yoongi butuh kesempatan kedua untuk membuktikan pada Jimin kalau Yoongi mencintainya."

Flashback end.

Nyonya Min menghela napas lalu tersenyum tipis. Tak menyangka idenya akan berhasil membuat Yoongi sadar akan perasaannya pada Jimin. Tidak sia-sia usahanya mengacak gudang hanya untuk menemukan buku itu.

"Anak bodoh. Memang harus aku yang turun tangan," gumamnya.

"Apa, Nyonya?"

Nyonya Min menggeleng cepat. "Tidak ada apa-apa, Kang-ssi."

"Jadi, Nyonya, anda ingin diantar kemana?"

Nyonya Min tersenyum. "Ke sekolah Yoongi."

Kang pamit meninggalkan Nyonya Min. Nyonya Min pun mengeluarkan ponselnya, lalu menekan sebuah tombol.

"Halo, Sekretaris Im. Aku butuh bantuanmu. Tolong lacak keberadaan Park Jimin di Jepang."

"Park Jimin putra Nyonya Park Su Hee?"

Nyonya Min mengangguk kecil. "Ya. Lacak dimana dia bersekolah dan tinggal."

"Baik, Nyonya."

"Dan setelah itu," lanjut Nyonya Min. "Tolong urus berkas pindah Yoongi ke sekolah yang sama dengan Jimin."

🤪🤪🤪

dating (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang