19. Crush You

1.2K 154 7
                                    

Aku terbangun saat sebuah cahaya berhasil mengusikku.

Kenapa setiap pagi aku merasa khawatir? Seolah akan ada episode tak terduga di setiap harinya?

Bibirku mengulas senyuman saat aku menyadari bahwa lengan Baekhyun masih setia merangkul pinggangku sementara aku tertidur membelakanginya. Dia tak berniat melakukannya, tenang saja. Ia masih tahu diri. Sebagai gantinya ia malah mendadak menggendongku saat aku berniat turun dari mobil. Dia bilang aku berat, lalu kenapa ia bisa melakukannya tiba-tiba? Lucu sekali dia! Detik selanjutnya, ia menyuruhku tidur bersamanya. Kupikir aku akan melakukan itu, bodohnya aku. Saat Baekhyun selesai mandi, ia menyuruhku mandi. Selepas itu ia menyuruhku tidur di sampingnya. Aku ingin bertanya tapi jemari tangannya malah bermain rambut di pucuk kepalaku. Suara lembutnya terdengar lagi, kali ini berjudul "Like Music, Like Rain". Belum sampai tengah lagu, aku tertidur pulas.

Aku bergerak sedikit berniat memutar badan tapi kurasa Baekhyun salah mengartikan bahwa aku akan bangun lalu berdiri hendak pergi. Ia malah merangkulku lebih erat.

"Kau sudah bangun?" Tanyaku pelan.

Bukannya jawaban. Bulu kudukku meremang saat kurasakan hembusan napasnya mendarat di belakang leherku.

"Sebentar saja," jawabnya setelah itu.

"Aku harus memasak, Baek."

"Dan kau akan mengacuhkanku karena sibuk memasak," jawabnya enteng.

"Kau cemburu pada bumbu dapur? Dia hanya dapat waktu sedikit bersamaku."

"Aku juga dapat sedikit waktu bersamamu,"elaknya.

Aku tersenyum dan membiarkan posisi ini entah hingga kapan.

"Mana ciuman pagiku?" Pintanya.

"Kau sudah mendapatkannya kemarin," tolakku.

"Kau harus memberinya setiap pagi."

Jawaban macam apa itu?
Tak butuh waktu lama, aku memutar badan lalu berniat menempelkan bibirku sekilas. Kutahu Baekhyun akhir-akhir ini memang picik semenjak sering berolahraga dengan samsak. Pergelangan tangannya malah memegang tengkukku, menahan kepalaku agar tidak menghindar. Ia menciumku lama.hanya sekedar kedua bibir yang saling menempel dan aku memejamkan mata menikmatinya hingga ia melepaskan tautan kami.

"Aku harus kerja, eomma," Baekhyun merengek membuatku terkekeh.

"Tidak sopan memanggilku begitu!" Protesku.

"Bukankah kau akan menjadi ibu bagi anak-anak kita?"

Mendadak mukaku panas mendengarnya. Baekhyun mencium pipiku sekilas.

"Mukamu memerah lagi, aku jadi gemas," ucap Baekhyun yang setia mengulum senyumnya sembari memandangku. Apa dia tak bosan?

~~

Pukul 10:00 KST.
Aku duduk nyaman di sebuah sofa kafe dengan posisi kaki menyilang, telapak kakiku yang terbalut hak tinggi biru muda bergoyang-goyang. Aku memakai hem biru muda dengan panjang selengan dan di bagian pinggang terpotong bagian depannya sehingga kain belakang terlihat lebih panjang. Beserta celana panjang berwarna krem, rambutku kugerai dan tampak indah bergelombang dengan tambahan poni karena sentuhan salon. Semetara wajahku terbalut riasan tipis yang lebih menampakkan wajah cantikku. Aku tahu aku cantik karena aku sudah sukses.

Di atas meja terdapat sebuah laptop yang ditemani secangkir Cappucino. Aku mengetik makalah tentang sebuah kasus yang akhirnya kuselesaikan. Sementara pihak kafe sedang memainkan musik ringan yang membuatku tenang.

"Sedang menikmati waktu pribadimu, Nyonya?" Tanya seorang pria yang menghampiriku lalu duduk berhadapan denganku. Tentu saja dibatasi sebuah meja.

"Oh Daniel! Aku menikmatinya tenang saja! Kenapa datang lama?" Tanyaku kemudian.

The Case (Sudah Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang