24. One of These Night

953 112 3
                                    

Aku yang sibuk menyetrika terkesiap saat sebuah tangan melingkar di badanku. Kepalanya melongok di sisi kiriku.

"Cia-ya," Baekhyun memanggil namaku.

"Iya?" Tanyaku sementara atensiku masih beralih pada setrika.

"Malam minggu ini ikut aku ke dance modern competition tingkat nasional di Incheon, ya?" Tawar Baekhyun.

Aku tergelak. "Untuk apa kau ke sana?".

"Adik saudaraku mengikuti lomba di sana. Semua keluarga ingin melihatnya debut di sana. Bisa dibilang ini debut pertamanya. Kita juga harus mendukungnya, kan?" Ucap Baekhyun.

Aku mencabut kabel setrika lalu berbalik ke arahnya. "Kau harus mengenalkanku pada adik ipar, akan aku buatkan makanan banyak sementara kau harus menyiapkan bunga untuknya."

Baekhyun menyodorkan ponselnya kepadaku, memperlihatkan wajah seorang gadis kecil.

"Namanya Yeri. Dia tinggal di Jeju, masih kelas sepuluh SMA. Dia akan melakukan debutnya bersama keempat teman perempuannya yang lain," ucap Baekhyun.

"Dia manis sekali," pujiku. Tapi memang dia manis.

~~

Gedung tempat pelaksanaan lomba sangat ramai dipenuhi para peserta serta pengunjung dari berbagai kota. Aku masih setia mengamit lengan Baekhyun padahal aku sudah duduk nyaman di kursi sebelahnya.

Ternyata panggungnya besar dan aku baru menyadari jika ini adalah teater.

Kami menunggu banyak kontestan sejak jam sembilan tadi, dan sekarang jam sebelas. Setelah beberapa tampilan, tiba-tiba saja panggung sepi sementara beberapa staf berlarian. Juri juga tampak resah membuat aku dan Baekhyun juga ikut resah penasaran. Beberapa penonton mulai ramai dengan ekspresi yang tidak beda seperti yang aku dan Baekhyun tunjukkan.

Seorang juri naik ke atas panggung, tangan kanannya memegang mikrofon.

"Maaf, untuk penampilan peserta perwakilan dari Jeju saat ini tidak bisa tampil karena ada halangan saat perjalanan. Dan saya rasa, mereka tidak akan pernah bisa tampil," ucapnya.

Aku menoleh ke arah Baekhyun yang ternyata tengah berkutat dengan ponselnya untuk menghubungi keluarganya di Jeju.

"Mungkin karena kalian sibuk hadir di sini, berita malam pukul sepuluh tadi menyiarkan secara langsung. Bahwa kapal yang berangkat pukul tujuh tadi dari Jeju mengalami kecelakaan saat perjalanan. Sejauh ini hanya tujuh siswa yang selamat, dua ratus tiga puluh siswa masih belum diketahui beserta seratus sepuluh penumpang lain."

Suasana gedung mulai lengang. Beberapa berbisik, ada yang tampak panik, beberapa juga sibuk berkutat dengan ponselnya seperti yang Baekhyun lakukan.

Tiba-tiba ponselku ikut berbunyi, dengan sigap aku mengangkatnya saat kuketahui itu dari Sehun.

"Jaksa Alicia Jung dari Pengadilan Seoul. Anda dipanggil segera menuju gedung pengadilan dengan kasus tenggelamnya Kapal Jeju karena Sang nahkoda diketahui menyelamatkan diri saat beberapa penumpang belum keluar," ujar Sehun.

"Baik, saya segera ke sana," jawabku lantas mematikan telepon sepihak.

"Baek, ikut aku ke pengadilan. Aku ada panggilan mendadak dari sana," ucapku pada Baekhyun yang sejurus kemudian aku pun terkesiap mengetahui Baekhyun menangis.

Kedua tanganku memegang pergelangan tangan Baekhyun lembut sembari berusaha tersenyum lalu berkata. "Ini juga tentang Yeri."

~~

Aku dan Baekhyun berlari hingga di ruang utama gedung pengadilan lalu aku menyuruh Baekhyun untuk menunggu di ruang tunggu sekaligus menenangkannya bahwa semua akan baik-baik saja.

The Case (Sudah Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang