Bonus : Byun's Little Family

1.2K 92 7
                                    

Kami lebih tepatnya aku, Eunha, Nayeon, dan Irene berada di rumah Irene.
Setelah lima tahun pernikahanku akhirnya Irene mengandung seorang anak. Dia menikah juga dengan seorang konglomerat kaya bernama Suho Kim. Kurasa mereka pasangan serasi seperti Pangeran William dan istrinya.
Jauh sekali, haha tapi aku merindukan acara karnaval di London yang sempat dihadiri petinggi negara tersebut. Suho dan Irene persis seperti mereka.

Kami membicarakan masa kehamilan kami sekaligus memberi wejangan untuk Irene.

Suara tangisan seorang anak membuyarkan keriwuhan kami.

Anaknya Nayeon menangis, dan lihat, anakku memukulnya.

Anak keduaku sekaligus yang pertama dari kandunganku. Diberi nama Aliya Byun oleh Baekhyun. Terdengar seperti nama teman semasa SMAku ya?

Awalnya aku sempat protes tapi karena arti namanya bagus, aku menyetujuinya. Dan juga, Aliya terdengar cantik dan menggemaskan.

Sama seperti parasnya yang imut ini, meskipun jujur, Naeun lebih cantik.

Kami pun bubar setelah tanda alarm dari anak-anak kami. Waktunya untuk anak-anak kami beristirahat dari bermain bersama (yang berujung pertengkaran).

~~

CTAK!

Pukulan sapu lidi berhasil mengenai kaki belakang Aliya.

Tidak begitu keras tapi sanggup membuat buah hatiku menangis.

"Mama cuma ingin Aliya menjawab, "kamu habis apakan Hanbi?" karena mama lihatnya saat Hanbi sudah menangis," ucapku tegas yang malah dijawab tangisan Aliya yang semakin keras.

"Kalau tidak mau menjawab mama pukul sekali lagi," sebenarnya itu hanya ancaman bohongan tapi Aliya malah menangis semakin keras membuatku semakin pusing.

Aku menjatuhkan sapu lidiku ke lantai lantas sigap memeluk tubuh kecil Aliya yang menangis.

"Cup cup sayang, jangan menangis ya, maafkan mama," ucapku lembut menenangkan Aliya.

Aliya kupangku serta kurengkuh lembut di atas sofa yang terdapat di kamar tidur Aliya.

"Yang mana yang sakit? Sini mama sembuhkan," ucapku sembari mengelus-elus kaki belakang Aliya.

"Ini yang sakit? Uuu jangan sakit lagi ya, nanti Aliya nangis," ucapku kepada kaki belakang Aliya yang merah sembari meniup-niupnya.

"Nanti kalau sakit Aliya tidak bisa jadi kuat seperti mamanya. Ya kan sayang?"

Pertanyaanku kepada Aliya malah dijawab oleh kekehan manis buah hatiku.

Membuatku tersenyum lalu mencubit pipinya gemas.

"Mama, minta maaf," ucap gadisku.

"Mama maafkan," kujawab disertai senyuman cantik khas keibuanku.

Aih, aku sudah tua.
Semoga aku masih cantik hingga Aliya kuliah hehe.

"Cia, mengapa Aliya menangis?"

Baekhyun tiba-tiba datang dengan raut tegasnya membuat Aliya mendadak memelukku.

Gadis kecil ini kaget, membuatku gemas.

"Dia, habis melakukan kesalahan jadi aku menyuruhnya mengatakan apa salahnya tapi ia malah menangis,"

"Bagaimana bisa menangis jika kau hanya bertanya! Kau apakan Aliya?!" Baekhyun memotong kalimatku.

"Jangan marahi mama!" Aliya berteriak sembari memelukku.

Membuat Baekhyun salah tingkah dengan ekspresi bingungnya.

"Aliya, papa tidak memarahi mamamu tapi mamamu tadi bersalah, kan tadi mama memarahimu," ucap Baekhyun bingung melihat gadis kecil kesayangannya memasang muka ngambek yang kelewat imut.

"Mama tidak marah ke Aliya kok!" Ucap Aliya ketus yang tampak lucu karena bibirnya mengerucut membuat Baekhyun terkekeh geli lalu ikut duduk menghampiri keluarga kecil nan bahagia miliknya ini.

"Mama besok mau bikin bekal buat Aliya. Aliya mau bekal apa?" Tanyaku pada Aliya.

"Nugget, sosis tuna hehe!" Jawabnya ceria.

"Siap laksanakan!" Jawabku terkekeh.

Baekhyun yang sedari tadi tersenyum memandang kami menatapku lalu bertanya. "Nanti makan malam, kamu masak apa?"

"Besok pakai nugget sama sosis. Sekarang mau makan apa Aliya?" Tanyaku pada Aliya.

"Makan mama hehehe!" Jawabnya. Kurasa Aliya bingung ingin makan apa.

"Ayo makan mama!" Seru Baekhyun.

"Nanti mama makan balik, rawr!" Ucapku sembari mengejar suamiku dan anakku yang digendong oleh Baekhyun untuk menghindar dariku.

~~

Udah ya
Kalo masih kangen sama BaekCia scrollback aja hehehe

Sampai jumpa di lapak berikutnya!!

The Case (Sudah Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang