Karena gak bisa tidur padahal ngantuk banget, di malam ied ini, jadinya aku update aja...
Selamat hari fitri 1439 H
Semoga amalan kita di bulan Ramadlan di terima Yang Maha Besar...
Dan selamat menikmati bacaan ini......maaf gak bisa ngasih thr
~~~~
Kaloy akhirnya memberikan senjata yang ada disana. Sebuah tombak pendek. Tapi Vara meminta untuk memberikannya busur panah. Di belakangnya dua serigala itu duduk. Ketika tangan kiri Vara menarik busur dua serigala itu berdiri layaknya mendapat aba aba. Mata Kaloy malah terfokus dengan tingkah keduanya yang aneh. Ia tak menyangka mereka dengan mudah bergaul dengan Vara, padahal ia harus bersusah payah menjinakkan mereka agar mau menurutinya.
Ia tersentak melihat dua serigala itu tiba-tiba berlari menembus tempat diantara mereka. Bagai kilat serigala itu mengejar panah yang terlontar, begitu cepat sampai hanya terlihat bayangan mereka. Tak ada panah yang menancap. Dua hewan itulah yang menangkap panah dengan mulut mereka, saling berebut.
"Lessyyyy, Meggyyy, Itu bukan mainan. " Nada suara Vara berbeda dari biasanya, kali ini terdengar seperti seorang ibu yang meminta mainan di mulut anaknya.
Kaloy tak habis pikir melihat sikap murid di dekatnya itu. Ia jadi ragu apa benar dia si pembawa kematian? Tapi Lessy dan Meggy? Kenapa ia memanggil mereka dengan nama itu?
Dua serigala bermata abu-abu itu mendekat mendengar panggilan Vara, memberikan panahnya. Dari kejauhan Zoyamo yang kebingungan mencari serigalannya berlari mendekat.
"Bagaimana bisa Bozy disini?"
Kaloy menggaruk kepalanya seraya melihat para serigala dan Zoyamo bergantian. "Sepertinya mereka menemukan seseorang yang disukainya."
Dngan isyarat ayunan tangan Vara, dua serigala itu mendekati Zoyamo.
"Arf. " Mereka mengendus-endus tangannya.
"Sebaiknya kau membawa mereka," ujar Kaloy.
Setelah mereka pergi bersama Zoyamo. Vara menarik kembali busurnya dengan tangan kiri dan melepaskannya. Panah meluncur lurus dengan cepat. Angin berputar menyelubunginya. Dalam sekejap anak panah itu menancap tepat ditengah. Semuanya terkesiap melihat itu. Tapi Kaloy menggelengkan kepalanya tidak membenarkan.
"Tak ada aliran kekuatanmu di panah tadi. Kau hanya menghisap angin disekitarnya untuk mendorong panah itukan? Meskipun terlihat sempurna tapi kau mengabaikan peraturan di pelajaran ini. Kau akan tau ada saatnya kau tak bisa mengendaliakan angin. Kau bisa mengalirkan kekuatanmu ke senjatakan?"
Mulutnya diam dengan tatapan yang mengatakan 'tidak'. Kaloy menghela nafas, sedikit menyesal ia pernah mengusulkannya masuk ke kelas 4. Ia pun memanggil Raiko.
"Ada apa? sepertinya panahnya mulus-mulus saja tu," ujar Vanes menegakkan badan melihat Rai menghampiri Kaloy.
Blaze menyilangkan tangan di dada dan menggeleng. "Itu tak seperti yang terlihat. Tak ada aliran kekuatan dari panahnya."
"Maksudnya?" Vanes menoleh diikuti Ayako meminta penjelasan.
"Panahnya menyerap angin di sekitarnya, hanya itu yang kulihat tadi."
"Tapi bagaimana bisa?"
Kaloy menepuk pundak Rai begitu ia mendekat. "Kau ajari dia mentransfer kekuatannya ke senjata. Ajari dia sampai bisa."
Mendengar ucapan Kaloy, Rai dan Vara saling pandang.
~~
Bel istirahat siang berdentang. Kantin menjadi tempat favorit istirahat mereka. Banyak jajanan dan makanan siap saji seperti roti lapis dan lain-lain. Meskipun sekolah memberi makan di setiap siang, tapi beberapa anak memilih makanan yang lain atau membawa bekal mereka sendiri dari rumah. Seperti ketiga anak yang siap ke kantin itu. Rai memutar badan menghadap Vara.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEARER OF DEATH
ФэнтезиMakhluk hidup yang membahayakan nyawa manusia. Kupu-kupu yang hidup di dalam tubuh seorang gadis remaja yang menjadikan ia dikenal dengan sebuatan Bearer of Death, si pembawa kematian. Karena suatu alasan di masa kecil jiwa mereka menjadi satu. Var...