Rai menyabetkan pedangnya berkali-kali, tapi energi di sekitar tubuh Meggy menghalangi semua serangan, melingkar membentuk perisai. Matanya bergerak mengawasi Mafea yang jauh darinya. Ia pun berlari cepat menubruk Rai sampai membuatnya terpental, namun ia berhasil melindungi dirinya dengan kedua pedang yang sudah disatukan. Kini Meggy dengan cepat beralih menyerang Kazon, memukulnya dengan kaki depannya yang besar. Kazon mencoba mengelak namun disambut dengan kakinya yang lain, ia tak sempat menghindar bahkan menangkisnya.
Melihat Kazon terpelanting, Mafea langsung mengeluarkan busurnya dan bersiap menarik panah. Dengan insting tajamnya, Meggy cepat menghindar dari panah yang melesat dari balik punggungnya. Ia menggeram seraya menatap dengan kemarahan.
Mafea kembali menarik panahnya. Dengan lincah Meggy terus menghindar dari beberapa panah yang ingin menusuknya. Panah-panah itu menguap ke udara karena tak mengenai sasarannya. Tapi saat Mafea ingin menarik panah lagi, tiba-tiba Meggy memalingkan kepala dan langsung berlari pergi.
~~
Amor bingung sekaligus heran melihat rumah depannya kacau, ditambah isi kamar cucunya yang berantakan, bahkan hampir setengah isinya rusak. Naema yang tergeletak sendirian di jalan sudah dibopong masuk ke ruang tengah oleh Zoyamo.
Vara juga didapatinya bersama Lessy yang penuh luka. Saat Amor dan Zoyamo selesai mengecek segalanya, Vara menjelaskan apa yang terjadi saat ditanya. Mereka malah menjadi bingung, karena biasanya ia akan menutup mulut.
"Sepertinya ini lebih serius dari sebelumnya," tanggap Zoyamo. "Apa aku perlu ke sana untuk mencari mereka?"
"Tidak, jika apa yang dikatakannya benar, mereka pasti bisa melakukannya."
"Tapi melihat keadaan rumah sampai begini, bukankah dia sedikit berbahaya? Terlebih ia melukai saudaranya sendiri sampai tak berdaya."
"Kau benar, tapi mereka bukan murid ceroboh seperti sebelumnya, kau pasti juga tau itu sebagai kesatria terdahulu, lagipula di sana juga ada Braino." jelas Amor dengan tenang walau wajahnya menampakkan kekhawatiran.
Zoyamo diam merenung. Jiwa kesatrianya tak bisa membiarkannya saja dan hanya menunggu.
Amor beralih memandang Vara di bawah yang mengoles obat ke luka Lessy. Ia mendekatinya.
"Ehm!"
Vara menoleh karena dehemannya yang keras.
"Aku tau kau tadi langsung bicara karena menyangkut serigala-serigala ini."
Vara bergeming menyetujui.
"Kami membawa mereka kemari dengan sengaja."
"Aku tau," jawabnya langsung.
"Vass sudah memberitahumu?"
"Nyonya itu terus bilang begitu saat membujukku masuk sekolah dulu."
"Jadi itu sudah direncanakannya jauh-jauh hari? Wanita itu!" gerutunya.
"Jadi mereka bukan dibawa untuk melindungi Patron?" heran Zoyamo ikut duduk bersila.
"Tidak juga, itu juga termasuk alasan mereka ada di sini."
Lessy memiringkan tubuhnya seraya mengibaskan ekor.
"Lessy, itu namanya?"
Vara hanya mengangguk.
"Sejak kapan kau berteman dengan mereka?"
Vara diam, kali ini ia ragu untuk menjawab. Amor diam menunggu. Zoyamo pun ikut memperhatikan.
"Sejak mereka kecil, sekitar lima tahun lalu."
"Serigala selalu hidup berkelompok, mereka terpisah dari kawananya?" tanya Zoyamo penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEARER OF DEATH
FantasíaMakhluk hidup yang membahayakan nyawa manusia. Kupu-kupu yang hidup di dalam tubuh seorang gadis remaja yang menjadikan ia dikenal dengan sebuatan Bearer of Death, si pembawa kematian. Karena suatu alasan di masa kecil jiwa mereka menjadi satu. Var...