Di kelasnya Andrago hanya duduk berdiam diri di pinggiran jendela, menggaruk ujung jari telunjuk kirinya dengan ibu jari. Matanya terus menatap ke arah gedung sebelah. Ia sangat terkejut saat Brain melewati kelasnya membopong seseorang dengan tergesa. Padahal ia sudah sangat yakin perpustakaan itu kosong. Entah siapa bocah itu, yang pasti matanya sempat melihat kakinya tersingkap dari kain yang menutup sekujur tubuh. Perasaannya sama sekali tidak tenang. Ia ingin melihat keadaan anak itu.
Sosok perempuan dengan rambut krem terkucir dua yang berjalan sendirian di bawah mengalihkan perhatiannya. Setelah mengamatinya sejenak, kakinya melangkah ke jendela dan langsung melompat dari lantai tiga itu, membuat teman-teman di dekatnya terperanjat kaget. Mendengar suara benda jatuh dengan keras Vara menoleh, tapi ia langsung melangkah pergi.
"Tunggu!" Andrago bangun, mendatanginya.
Mengerti dengan tingkahnya yang selalu tidak memperdulikannya, ia berlari mensejajari. Diam, Andrago hanya memandanginya sesekali dari samping. Vara akhirnya berhenti karena merasa tidak nyaman, menatap Andrago dengan wajah masam.
"Apa? aku hanya ingin mengawasi."
"Awasi saja dari jendela sana!" Vara melangkah pergi. "Kenapa hari ini banyak yang mengganggu?" gumamnya.
Andrago mengikutinya. "Aku sudah mencari tentangmu, tapi yang kudapat hanya tentang kupu-kupu kematian dan gambarnya mirip dengan tato di lehermu, aku melihat dari foto anak-anak saat kau melepas ikatanmu sekali. Bearer of death hanya sebutan orang-orang padamu, benar? karena hewan terkutuk itu masuk ke dalam tubuhmu, itu kesimpulanku."
Vara berhenti dan menoleh, tatapannya tajam ke arah mata Andrago. "Lantas?"
"Hei, aku punya penawaran bagus untukmu, jika kau mau pemimpin kami bisa menghilangkannya dari tubuhmu asal kau mau bergabung dengan kami."
Ia menyeringai mendengar tawarannya. "Kau terlambat mengatakannya, jika kau datang lima tahun yang lalu akan langsung menerima tawaranmu."
Andargo mengerutkan wajahnya bingung.
"Sudah kubilang aku tak berniat masuk ke kelompokmu itu, jadi jangan menggangguku. Dan lagi apa untungnya kau melakukan ini? Karena kekuatan? Apa mereka menjanjikan harta? Apa yang kau incar? Segitu maunya kau menjadi budak mereka?"
"Diamlah!!" Andargo merasa tersinggung. "Kau tak tau apa-apa."
"Aku tak perlu alasanmu, nyatanya kau terlihat seperti itu, menyedihkan."
"Kau!!" Ia langsung mencengkaram baju Vara dengan tatapan kemarahan.
"Mau membunuhku? Sepertinya kupu-kupuku lebih unggul."
Merasa geram Andargo melepasnya dengan kasar sampai pita di krah baju Vara terurai. Ia pergi meninggalkannya duluan.
"Daripada kau berdiri di belakang mereka, lebih baik kau berdiri di samping Patron," ujar Vara sebelum bersilang jalan dengannya.
Andrago hanya meliriknya dan pergi. Sedang dari jendela tangga seseorang yang dari tadi memperhatikan menghela nafas, menyingkap rambut yang turun ke dahi.
"Dia membuat ulah apa lagi?"
~~
Tanpa perlu menyesuaikan diri, tangan Mafea lihai menggunakan busur itu seperti bukan hal baru. Dengan panah yang tercipta saat menarik busur, serangan demi serangan memburu Melia yang berganti tempat. Layaknya kabut, tubuhnya sama sekali tidak terluka dengan panah-panah yang terus menembusnya.
"Wah, kukira kau akan bertambah kuat dengan munculnya busur langit, tapi hanya segini saja, Sayang?"
Mafea hanya menatapnya dengan wajah yang tenang dan kembali menarik busurnya, tapi kali ini ia mengarahkannya ke tanah. Begitu melepaskannya kilauan energi masuk menembus tanah bersama panah itu dan menyeruak lebar ke sekeliling dengan cepat, menghempas sekelilingnya. Kabut terkikis hilang dan pemiliknya terdorong jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEARER OF DEATH
FantasyMakhluk hidup yang membahayakan nyawa manusia. Kupu-kupu yang hidup di dalam tubuh seorang gadis remaja yang menjadikan ia dikenal dengan sebuatan Bearer of Death, si pembawa kematian. Karena suatu alasan di masa kecil jiwa mereka menjadi satu. Var...