Chapter 5-4. Kegelapan Meggy

8 1 0
                                    

Hawa dingin yang menyebar di ruang perawatan itu membuat Rai meringkuk di ranjang. Matanya otomatis terbuka dan menarik selimut di kakinya. Namun ia merasa aneh saat melihat banyak ranjang berjejer di depannya.

"Kenapa aku memimpikan ruang rawat?" Ia menutup dirinya rapat dengan selimut.

"Hei, kalau kau bangun berbaliklah kemari." Sebuah suara membuatnya mengerjapkan mata bingung.

"Suaranya bahkan masuk mimpiku ..."

"Jangan bicara sendiri, kenapa kau tidur di sini? Di mana Meggy?"

Rai membuka matanya penuh karena merasa suaranya terdengar sangat nyata dan langsung menoleh ke belakang. Melihat Vara duduk di ranjang sebelah, tubuhnya bergerak bangun.

"Aku keriduran!?" Ia langsung melihat jam tangannya.

Jarum telah menunjukkan angka empat.

"Gawat." Ia pun mengecek ponselnya.

Ada 29 panggilan tidak terjawab dari Ayako dan 17 dari Kazon.

"Mode silent, ya ampun." Ia menjambak rambutnya yang sudah berantakan.

"Lucu juga melihatmu seperti itu, kau selalu terlihat perfect di kelas." Bibir Vara tersenyum simpul.

Ia mendongak. "Ah, itu ... begini, aku tidak sengaja tidur di sini. Kau tau, semalam aku habis membicarakan sesuatu dengan Mafea dan ..."

"Dan?" Nadanya terdengar mengintrogasi.

"Aku mengantuk dan mencari tempat tidur sejenak."

"Di dekat pintu juga ada kasur."

"Aku melihat seseorang, jadi aku berjalan kemari dan itu ternyata kau, sekalian aku tidur di sini."

"Jadi kau tak tau Meggy kemana." Vara turun perlahan agar Lessy tidak terbangun.

"Arf." Tapi ia mengangkat kepalanya, bangun.

"Tidurlah, aku pergi sebentar."

Melihat Meggy tidak ada, ia melompat turun.

Mata Rai baru menyadari hanyavada Lessy di sana. "Kemana dia dengan lukanya?"

"Pulanglah!" Vara beranjak pergi bersama Lessy yang melompat turun tidak ingin tidur.

Rai menggaruk rambutnya seraya melihatnya keluar pintu. "'Mengantuk dan mencari tempat tidur sejenak'? Ha-ha, yang benar saja, kenapa aku berbohong? Huh."

Ia turun dari ranjang dan mengikutinya dari belakang. Lorong benar-benar sepi, hanya ada suara langkah kaki mereka. Vara sesekali melihat ke luar jendela, mungkin saja Meggy berkeliaran di halaman.

"Dia tak ada di bawah," ucap Rai di belakangnya yang ikut melongok, membuatnya berbalik terkejut.

"Sedang apa? Kubilang pulang!"

Rai menyakukan kedua tangannya. "Terlambat untuk pulang sekarang, Ayahku bisa marah jika aku ketahuan baru pulang jam segini."

"Bilang saja kau ketiduran." Vara meneruskan langkah yang disejajari Rai.

"Ya ... jika saja aku bisa membuat alasan seperti itu, kau tak tau seperti apa ayahku."

Vara hanya mendengar dan terus mencari ke ruang-ruang yang di lewatinya. Lessy juga mengendus lantai. Karena melihatnya sibuk mencari, ia ikut membatunya ke ruangan yang lain. Tidak ada tanda keberadaan Meggy. Mereka terus berjalan.

"Boleh aku tanya? Tapi mungkin ini sedikit menyinggungmu."

Vara tidak mengayakan 'iya' maupun 'tidak', pandangannya lurus ke depan. Rai merasa mungkin bisa menanyakannya.

BEARER OF DEATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang