Chapter 5-5. Kegelapan Meggy (2)

6 1 0
                                    

Kazon berlari melewati kamar-kamar dengan tergesa, menuruni tangga dengan sekali lompat.

"Hai, Blaze," sapanya berlari melewatinya yang baru keluar kamar mandi.

Mata mengantuknya hanya memandangi kepergian Kazon yang melompat ke luar jendela. "Dia main kejar-kejaran dengan siapa di malam begini?" ucapnya menggaruk perut.

Kazon sudah ada di halaman, berlari ke pohon dan menggantungkan tangannya ke dahan, megayunkan tubuhnya sekuat tenaga untuk menaiki pagar besi yang tinggi itu. Ia langsung melompat turun seraya mengeluarkan senjata dan berlari ke tempat instingnya menuntun.

Suara hantaman keras membuatnya menaikkan kewaspadaan lebih. Matanya tidak lepas dari rumah yang memiliki halaman luas itu. Ia semakin merasa waswas melihat pagarnya tergeletak di tanah, seperti perampok sedang merangsek masuk. Ditambah jendeja kamar teman sekelasnya rusak tidak berbentuk. Tapi melihat seorang perempuan yang masih mengenakan seragam berdiri di balkonnya itu terlihat aneh.

"Apa gadis itu yang melakukan semua ini?"

Mendekat perlahan, ia memutar senjata di tangan dan melemparkannya ke pagar jendela tanpa mengalihkan perhatian. Ia membuat dirinya tertarik naik oleh senjatanya yang terkait. Pelan kakinya merangkak.

"Siapau kau? Sedang apa di jen--" Suaranya terputus begitu melihat apa yang sedang terjadi di dalam.

Ia turun dari pagar. Mulutnya menganga melihat ruangan itu penuh kerusakan. Kakinya maju mensejajari Vara yang tidak peduli dengan kehadirannya. Ia bisa melihat dua serigala bergelut di sana, salah satu darinya menekan tubuh serigala lainnya ke lantai bersama Rai dan Mafea yang tidak jauh dari mereka. Dinding di sebelah mereka mulia retak.

"Rai!" panggilnya.

Ia mengalihkan pandangan dari hewan itu. "Kazon, kau baru datang?"

"Kau sendiri kenapa cepat sekali kemari? Rumahmu jauh bukan!?" teriaknya.

Ia hanya tersenyum garing melirik Vara. "Aku akan membawa Mafea keluar kau tak perlu kemari," ujarnya jongkok.

Kazon yang akan mendekati mereka mengurungkan langkahnya dan menatap Vara dan para serigala itu bergantian. Meggy berhasil menyingkirkan Lessy dengan tendangan dua kaki belakangnya. Ia berguling di depan Rai yang sudah menggendong Vara di punggung. Sedang Meggy berdiri menatap tajam mereka berdua.

"Rai! Cepat!" seru Kazon.

Rai mulai berlari tapi Meggy berhasil melompat di depannya.

"Nona, kau baik-baik saja?" Naema mengetuk pintu.

"Gggrrrrr."

Mafea tidak menjawabnya, khawatir Meggy akan berbalik menyerang Naema.

Di hadapannya taring-taring tajam itu nampak besar dan siap menerkam. Lessy bangun dan kembali mendorongnya saat ia ingin mulai mendekati Mafea lagi. Kazon langsung mendekap Vara dan membawanya melompat turun saat melihat mereka mengarah ke jendela. Dua serigala itu terlempar keluar dan berguking di tanah. Beberapa tanaman rusak karena hantaman tubuh mereka.

Meggy mencakar tubuh Lessy, berusaha menyingkirkan dari atas tubuhnya, namun Lessy tidak berkutik dan hanya terus menahannya agar iabtidak bisa menyerang Mafea. Rai mendekat ke jendela, turun mendatangi Kazon yang masih memegangi Vara.

"Kau sudah bisa melepaskannya," ujar Rai memiringkan dagu.

"Ha? Oh, sory." Ia melepaskan tangannya. "Aku ingin menyelamatkanmu tadi," jelas Kazon pada Vara yang matanya tidak beralih dari dua serigala itu.

"Bawa Mafea pergi," ucap Vara datar.

Mereka tidak habis mengerti dengan sikapnya.

"Kenapa diam? Bawa dia pergi jauh dari sini jika kalian tak ingin dia mati."

BEARER OF DEATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang