Api mulai padam dengan banyak bantuan dari para guru yang datang. Peralatan yang terbuat dari kayu dan buku-buku di dalamnya hangus menjadi serbuk hitam walau beberapa masih bisa terlihat bentuknya. Guru penjaga perpustakan terduduk lemas menatap dari awal api berkobar, ia hanya bisa melihat tempt kesehariannya itu termakan habis oleh api.
"Nona Kesie, sebaiknya kau ke ruang rawat untuk menenangkan dirimu," bujuk Maki yang berdiri di samping memegang pundaknya.
"Ah, ya, sebaiknya aku ke sana," ia meraih tangan Maki, berdiri. "Lalu, bocah yang ada di dalam?"
"Zophani sedang merawatnya," ujar Brain berjalan ke arah mereka. "Kau pasti melamun dari tadi ya? padahal aku melewatimu."
Ia memegangi kepalanya. "Maaf, aku terlalu terkejut sampai tak menyadari sekitarku."
"Hei Nenita! Antar dia!" Teriaknya pada seorang wanita di pintu perpustakaan yang sudah tak berbentuk.
Nenita menoleh sebal dengan teriakan orang yang dikenalnya itu. "Minta disumpal tu mulut!"
"Sudah, sudah, Kesie tambah pusing jika mendengar kalian berdebat."
Nenita berjalan menggandeng Kesie. "Kalian berdua sebaiknya membantu tuan Zoyamo tu di dalam, bau bekas kebakarannya sangat aneh," ujarnya seraya menginjak kaki Brain yang meringis sakit.
~~
Di ranjang ruang kesehatan Bim terbaring dengan mata tertutup, tidak sadarkan diri. Sebagian tubuhnya terdapat luka bakar. Segera Zophani menyuntikan cairan ke tubuhnya.
Amor masuk terburu ditemani Kaloy, mendatangi ranjang paling pojok. "Bagaimana dia?"
"Seperti yang kau lihat, dia selamat, tak perlu khawatir," ucap Laya.
"Syukurlah."
"Sebaiknya kita pulangkan anak-anak terlebih dahulu, kita tak bisa meneruskan pembelajaran."
Amor diam sedikit berfikir.
"Ada apa? Kau berfikir kejadian ini ulah dari salah seorang siswa?" Laya menggeser duduknya.
"Bisa jadi."
"Meski itu benar kita harus menyidikinya dulu bukan?" ucapnya lembut.
"Kau benar, tapi jika tak segera diselidiki dari sekarang mungkin akan ada bukti yang terlewat."
"Kau sungguh mencurigai para siswa?"
"Tak meninggalkan kemungkinan mereka terlibat."
"Bisa jadi ada listrik yang putus dan menyebabkan kebakaran," sambung Zophani. "Atau salah seorang anak tak sengaja memainkan kekuatan dan tak sadar memercikkan api, Kepala Sekolah."
"Sudah ada aturan di perpustakaan tak boleh memakai kekuatan, nona-nona," sela Kaloy.
"Mereka masih remaja, memangnya kau dulu selalu mentaati peraturan?" lirik Zophani.
"Ssssttt." Kaloy hanya cengengesan di depan dua tetua itu, Amor dan Laya.
"Baiklah, jika kedua wanita ini mengatakan begitu, aku akan memulangkan mereka."
"Kepala sekolah hanya tak ingin berdebat lebih lama dengan mereka-kan?"
Amor menatap lurus ke mata Kaloy.
Dan Kaloy mengalihkan pandangan ke dua wanita itu. "Okey, sebaiknya kita segera mengabari anak-anak dan para guru," senyumnya.
Mereka hanya tersenyum melihat tingkahnya.
"Kalian bisa pergi, aku dan nyonya Laya akan menjaganya sembari menunggu orang tuanya datang," ucap Zophani.
Mereka berdua keluar, kembali ke tempat kejadian dimana beberapa guru berkumpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEARER OF DEATH
FantasyMakhluk hidup yang membahayakan nyawa manusia. Kupu-kupu yang hidup di dalam tubuh seorang gadis remaja yang menjadikan ia dikenal dengan sebuatan Bearer of Death, si pembawa kematian. Karena suatu alasan di masa kecil jiwa mereka menjadi satu. Var...