Chapter 2-Pencarian Roysen

12 1 0
                                    

"Sudah kucoba berulang kali merusak tanaman itu dengan banyak senjata, tak ada yang mempan sama sekali," ujar seseorang di meja belakang.

"Aku jadi penasaran sebenarnya ada apa di dalamnya."

"Ada yang bilang itu rumah seorang monster penjaga hutan."

"Padahal dulu sama sekali tak ada tanaman itu ya."

"Hmm, kau benar," ujarnya menelan makanan.

Telinga Roysen berkedut menguping pembicaraan mereka. Makanannya yang baru datang segera diraihnya karena rasa lapar yang dari tadi mengguncang perutnya.

"Kata orang-orang yang tinggal di dekat hutan itu, hampir setiap malam ada bola-bola kecil menyala di atas hutan."

"Bola kecil menyala? Hmm... aku seperti pernah melihatnya dulu," orang itu memiringkan kepala mengingat.

"Tapi akhir-akhir ini sudah tak terlihat sama sekali."

Roysen makan dengan cepat tanpa jeda dan minum dengan sekali tenggak. Begitu selesai ia memutar badannya.

"Kalian, tempat itu dimana?"

"Eh? Ya?"

"Tanaman yang kalian bicarakan tadi, dimana tempatnya?"

"Oh, itu.. di hutan gunung sebelah utara."

Ia langsung berdiri dan membayar makanannya ke kasir. Meraih bawaannya dan keluar, berjalan melihat gunung-gunung yang nampak. Teringat sesuatu ia berbalik kembali ke rumah makan, menghampiri dua penduduk desa yang masih menikmati makanannya tadi.

"Utara itu dimana?"

Dua orang itu melongo melihat orang dengan rambut panjang berantakan setelinga tadi kembali menanyakan arah utara. Tanpa bersuara mereka menunjuk arah yang dimaksud. Roysen keluar dan berdiri di depan rumah makan itu menghirup udara segar. Lalu menghadap gunung yang tadi ia lewati ketika datang ke desa yang sekarang ia pijaki. Ia melesat bagai peluru membuat orang disekitarnya tersentak kaget. Berlari menembus keramaian. Kecepatannya membuatnya hampir tak terlihat seperti angin lewat.

Begitu memasuki hutan ia memperlambat gerakan. Matanya melacak setiap sudut hutan, mencari tanaman yang dimaksud kedua orang tadi. Karena tak kunjung menemukannya ia masuk lebih dalam. Ketika keluar menuju tempat yang terlihat cahaya hampir ia terperosok jurang. Pepohonan lebat tumbuh di bawah sana, tapi tak ada tanaman yang terlihat menyerupainya. Iapun memutuskan untuk melihatnya dari atas. Sama saja, tak terlihat tanda tanaman itu hidup.

"Apa orang tadi memberiku arah yang salah?" ia menggaruk rambutnya yang lupa dikeramasinya dan turun menapak tanah.

Seekor burung dengan ekor panjang menjuntai terbang menghampiri dan mendarat di bahunya.

"Ada kabar?" tanya Roysen.

"Tak ada. Aku sudah mengelilingi seluruh desa, tak ada tanda-tanda dari mereka sama sekali."

"Begitu ya."

~~

"Pergilah," Vara mengelus tubuh Lessy.

"Kau menyuruh kami pergi setelah berusaha membantumu?" tanya Kazon.

"Terimakasih, sekarang pergilah!"

"Oh, bukan itu maksudku."

'Kenapa aku jadi terlibat dengan mereka begini.. mengesalkan.'

"Kalian sedang apa?" tanya Mafea yang datang bersama serigala satunya lagi.

Sira menengok. "Mafea?"

"Seperti yang kau lihat," jawab Kazon. "Ia tak mau pergi dari atasnya."

BEARER OF DEATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang