Minal aidzin walfaidzin semuanya ... mohon maaf lahir dan batin ya atas semua kesalahan yang kuperbuat baik sengaja maupun tidak sengaja. Mari kita kembali ke fitrah masing-masing dan menjadi manusia yang lebih baik lagi ^^
Selamat membaca ^^
Holkay akhirnya bisa menembus penghalang meski dengan susah payah. Dengan kekuatan spiritualnya, Holkay bisa memurnikan kabut hitam itu kembali menjadi penghalang untuk para Stealth. Begitu mendobrak pintu aula besar dengan paksa aura kegelapan langsung menguar. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah tubuh Sia yang terlempar oleh ayahnya yang tengah mencekik Armenia hingga kaki gadis itu tidak menyentuh lantai. Aura kegelapan menyebar ke seluruh aula besar, tapi yang paling pekat berasal dari ayahnya, Gladiolus.
Holkay langsung berlari ke arah Gladiolus dan mengarahkan pedangnya tepat ke tubuh pria tua itu. Armenia yang tercekik dapat meloloskan diri karena tangan Gladiolus melonggar. Holkay langsung mencabut pedangnya yang telah berlumuran darah, sementara ayahnya langsung ambruk ke depan. Gladiolus mulai mengejang setelah memuntahkan darah.
"Ho ... Ho ... Holkay ..." Gladiolus nampak tersenyum sebelum akhirnya pria itu tak bergerak sama sekali dengan mata terbuka dan darah yang menggenang di bawah tubuhnya.
Armenia terbatuk-batuk sembari melihat ke arah kepala sukunya dan Holkay bergantian. Dia merangkak mendekati tubuh Gladiolus. Matanya berurai air mata. Dengan sisa-sia tenaganya, Armenia mencoba menyalurkan energi spiritualnya pada Gladiolus.
"Hentikan. Dia sudah mati," cegah Holkay nampak lebih dingin dari biasanya.
"Ta-tapi ..."
Holkay tidak menjawab. Dia melewati Armenia begitu saja ke arah para orang yang masih dikendalikan kegelapan. Dengan cekatan Holkay melumpuhkan semuanya. Dia sendiri langsung meminum air dari cawan suci. Beberapa saat kemudian dia membersihkan semua aura kegelapan yang memenuhi aula besar. Orang-orang nampak kagum pada kehebatan yang Holkay tunjukkan.
Aula besar telah kembali bersih. Orang-orang yang berada di dalam penghalang Marsala langsung keluar dan menolong orang-orang yang terluka. Marsala tersenyum lega melihat semua sudah dibawah kendali.
Holkay segera keluar dari aula besar. Wajahnya terlihat memancarkan aura kemarahan yang tertahan. Dia berlari ke arah Stealth raksasa yang belum sanggup dikalahkan para penyerang. Dicabutnya pedang keramat yang diberikan Marsala tadi. Holkay melompat ke arah Stealth raksasa itu dan menaiki tubuhnya. Dengan kekuatan penuh, Holkay menancapkan pedang itu tepat ke leher Stealth raksasa itu yang langsung mengerang kesakitan. Merasa tak puas Holkay mengayunkan pedangnya dengan membabi buta lalu melompat turun dari tubuh Stealth itu.
"HAHAHA TUJUAN KAMI TELAH TERPENUHI," ucap Stealth raksasa itu sebelum tubuhnya berubah menjadi debu.
Butiran-butiran debu hitam dari tubuh Stealth itu beterbangan tertiup angin dingin yang berhembus.
"Berhasil!" seru para penyerang.
"Holkay memang yang terbaik!" imbuh lainnya.
"Cepat buat penghalang!" perintah Holkay.
"Baik!"
Para penyerang yang masih bisa berdiri segera menyatukan kekuatan spiritual dan membangun kembali penghalang di sekitar perkampungan meski tidak seluas. Stealth yang terkurung di dalam penghalang langsung berubah menjadi debu dengan sendirinya. Aura kegelapan perlahan mulai memudar. Semua serangan telah berhenti. Pertarungan selesai. Banyak yang terluka, namun hanya satu yang tewas. Gladiolus, sang kepala desa harus kehilangan nyawanya.
***
Pemakaman Gladiolus dilaksanakan pagi hari. Mendung masih mengiringi hari mereka dengan setia. Rintik hujan seakan menunjukkan bahwa langit turut bersedih atas meninggalnya sang kepala suku Heilige itu. Holkay berdiri paling depan memimpin upacara pemakaman hingga selesai. Candles yang biasanya memasang senyum disituasi apapun, kini bahkan menjelma seperti orang lain. Raut sedih kini membingkai wajahnya dan mengunci bibirnya untuk membentuk senyuman.

KAMU SEDANG MEMBACA
DARKNESS
FantasyFollow untuk baca ^^ ♡♡♡♡♡♡ Kunjungan klub biologi dari Black Campus ke ibu kota lama Estonial, Dominion, menjadi sebuah bencana bagi Celosia Leene, salah satu mahasiswi yang datang karena ajakan sahabatnya yang kebetulan salah satu anggota klub. Ta...