IB-10

35 7 0
                                    

Pagi yang cerah itu tak dapat dinikmati dengan baik oleh gadis bermarga Jung itu. Gadis yang biasanya ceria itu kini tengah berbaring dengan lemas di atas tempat tidur dengan suhu tubuhnya yang tinggi. Jika biasanya ia telah bangkit dari tidurnya pukul setengah lima pagi, maka kali ini ia masih setia bergelung dalam selimutnya saat jam telah menunjukkan pukul enam.

"Hana-ya, kau tidak bekerja pagi ini?" Tanya ibunya dari depan pintu sembari mengetuk pintu anak gadisnya itu. Karena tak mendapatkan sahutan, ibunya itu pun membuka pintu dan berjalan masuk guna memeriksa kondisi anaknya itu.

"Hana-ya?" Panggil ibunya lagi sembari berjalan mendekat ke arah ranjang saat mendapati anaknya masih berbaring di atas tempat itu.

"Hana-ya, gwaenchana?" Tanya ibunya yang mendapati wajah putrinya itu pucat. Tangan nyonya Jung pun tergerak untuk menyentuh kening Hana dan menyadari jika putrinya itu terkena demam.

"Kau demam, sebentar eomma ambilkan kompresan dulu" Ucap nyonya Jung yang hanya mampu disahuti dengan anggukan lemah oleh Hana.

.

"Appaaaa, ayo jenguk Hana imoooo" rengek Sora berkali kali yang membuat Seokjin sama sekali tidak berkonsentrasi dengan berkas berkas di hadapannya.

"Ne Sora-ya, sebentar lagi ya, appa masih harus menyeleseaikan ini" ucap Seokjin berusaha memberikan pengertian pada Sora. Gadis itu pun akhirnya mau mengangguk meskipun mengerucurtkan bibirnya. Memang Seokjin sengaja membawa putrinya itu ke kantornya setelah pulang sekolah karena memang sedang tidak ada orang dirumah.

"Kajja, tapi sebelumnya kita mampir ke supermarket sebentar ya" ucap Seokjin yang membuat Sora mengembangkan senyumnya kembali menekuk wajahnya.

"Kenapa harus ke supermarket dulu appa, terlalu lama" keluh Sora dan Seokjin pun tersenyum tipis. Sebegitu tidak bisanya Sora hidup jauh jauh dari Hana.

"Kita harus membelikan buah dulu untuk Hana imo, ne?" Akhirnya Sora pun hanya mengangguk pasrah.

Seluruh orang yang dilewati oleh Seokjin itu menatap dirinya kagum. Siapa juga yang tidak akan jatuh cinta dengan Kim Seokjin, seorang CEO dengan wajah tampan yang begitu mempesona. Mungkin keberadaan Sora dalam gendongannya juga menjadi nilai tambahan bagi kaum hawa yang melihatnya. Ditambah juga dengan senyum menawan yang muncul dari bibir tebal pria itu saat sesekali bercanda dengan putrinya.

Tak hanya di kantor, bahkan saat ini ketika pria itu tengah memilah beberapa buah buahan segar yang akan ia bawakan untuk Hana, orang orang yang tengah berbelanja pun juga tengah menatap pria yang tengah menggandeng putrinya dengan satu tangannya itu dengan tatapan memuja.

Mungkin jika saat ini pria itu tidak sedang bersama Sora, pasti ia telah memelototi dengan tajam siapapun yang berani beraninya menataonya seperti itu.

"Sora-ya, kau mau beli apa?" Tawar Seokjin saat mereka menelusuri rak rak.

"Hana imo!" Jawab Sora cepat yang membuat Seokjin terkekeh pelan.

"Kenapa anak appa begitu tidak sabaran hm...? Sebentar lagi ya, masih ada beberapa yang harus appa beli" ucap Seokjin dan Sora pun hanya mengangguk patuh.

Usai mengambil beberapa cokelat sebagai persediaannya dikala stress, Seokjin pun mengajak Sora untuk membayar belanjaan mereka di kasir. Tanpa mampir lagi kesana kemari, mereka pun segera melesat ke kediaman Jung itu.

"Appa, apa kira kira imo akan merindukan Sora seperti Sora merindukan imo?" Tanya Sora dengan wajah polosnya yang begitu menggemaskan yang membuat Seokjin tak tahan lagi untuk tidak tersenyum.

"Kenapa Sora begitu merindukan imo hm... kenapa Sora tidak pernah merindukan appa" ucap Seokjin dengan nada yang dibuat buat sok merajuk itu.

"Sora selalu merindukan appa, appa saja yang tidak peka!" Ucap Sora.

"Ne, ne, maafkan appa ne?" Tanya Seokjin dan Sora pun mengangguk pelan.

.

Seokjin mengetuk beberapa kali pintu rumah bernuansa putih itu sembari menuggu seseorang membukakannya pintu. Sedari tadi Sora juga tengah berceloteh riang tak sabar bertemu dengan Hana. Beberapa detik kemudian, seorang wanita paruh baya yang masih nampak awet muda pun membukakannya pintu.

Seokjin merasa tak asing dengan wanita yang membukakannya pintu itu, namun pemikirannya itu sedikit teralihkan ketik melihat raut wajit di hadaoannya yang menatapnya dengan cengo yang membuatnya tersenyum geli.

"Ini kediaman Jung bukan?" Tanya Seokjin sopan yang membuat wanita dihadapannya tersadar seketika dari hipnotis ketampanan wajah pria di hadapannya.

"Ne, benar. Kau kesini untuk mencari siapa?"

"Ah, aku adalah ayah dari anak yang di asuh oleh Jung Hana" ucap Seokjin yang membuat wanita di hadapannya menoleh ke samping Seokjin dimana ada Sora yang tengah berdiri malu malu sembari berusaha dibalik kaki panjang ayahnya itu.

"Ah, kau Sora kan? Hana sering sekali menceritakan dirimu" ucap wanita itu yang membuat Seokjin tersenyum tipis.

"Kalian tunggu sebentar ya, akan aku panggilkan Hana" ucap wanita yang tak lain lagi adalah nyonya Jung itu setelah mereka berada di ruang tamu kediaman Jung. Seokjin pun menyahutinya dengan senyuman tipis, berbeda dengan Sora yang telah menatap nyonya Jung dengan penuh harap.

"Imooooo" teriak Sora langsung ketika ia melihat Hana yang berjalan mendekat ke arah mereka. Hana pun mengembangkan senyumnya dan ikut duduk bergabung di sofa ruang tamu.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Seokjin kikuk karena kecanggungan yang terjadi di antara mereka berdua. Hana pun terlihat mendengus sebal.

"Jika aku baik baik saja, aku pasti akan datang ke rumahmu tadi pagi" sahut Hana yang membuat Seokjin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu menyadari pertanyaan bodoh yang ia tanyakan.

"Oh iya, aku tadi membawakanmu beberapa buah buahan. Makanlah agar cepat sembuh, aku tidak ingin membuat Sora kesepian di rumah" ucap Seokjin sembari menyodorkan tas keresek yang sedari tadi ia pegang.

"Seharusnya kau tidak perlu repot repot" sahut Hana dan Seokjin hanya tersenyum tipis. Setelahnya Seokjin hanya merasa dirinya seperti nyamuk di ruangan itu karena Sora telah sibuk berbincang dan bermain dengan Hana. Hingga akhirnya perhatian mereka bertiga teralihkan dengan sebuah suara bariton yang memasuki indra pendengaran mereka.

"Sedang ada tamu ya?"

















"Oh, Tuan Jung?!"

YOU ●JIN, JUNGKOOK [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang