IB-18

22 5 0
                                    

Jantung Hana rasanya ingin berhenti detik itu juga ketika ia pulang dari kantornya dan mendapat kabar entah baik atau buruk dari ibunya itu.

'Hana-ya, cepatlah bersiap siap, keluarga Kim akan datang kesini satu jam lagi'

Kalimat sambutan yang Hana dapatkan dari ibunya saat ia memasuki pintu rumah tadi itu terus terngiang ngiang di otaknya yang membuat ia jengah.

Apa yang akan terjadi? Apa Seokjin akan datang ke rumahnya dan melamarnya? Oh ayolah, Hana masih ingin hidup sendiri saat ini.

Lelah akan pikirannya yang terasa terlalu rumit, Hana pun segera berjalan memasuki kamar mandi guna membersihkan diri. Keluar kamar mandi, ia langsung disambut dengan kehadiran ibunya yang telah memegang sebuah gaun selutut berwarna soft blue yang nampak anggun.

"Untuk apa eomma?" tanya Hana was was saat melihat senyum penuh makna di wajah ibunya.

"Pakai saja, kau harus tampil cantik malam ini!" Ucap ibunya semangat yang membuat Hana melongo.

"Eommaaa" rengek Hana dan ibunya itu hanya terkekeh pelan.

"Gwaenchana Hana-ya, eomma hago appa yakin Seokjin pria yang baik untukmu" Ucap nyonya Jung sebelum ia benar benar keluar dari kamar putrinya itu.

Hana pun menghela nafasnya pelan. Ia tidak pernah menyangka jika hidupnya suatu saat akan berujung seperti ini.

Seusai memoles tipis wajahnya dengan make up tipis, Hana pun segera keluar dari kamarnya. Bukannya ingin tampil cantik malam itu, namun Hana hanya tidak ingin nampak konyol karena menggunakan gaun yang cukup indah namun wajahnya begitu polos tanpa polesan make up.

Usai dengan urusan rias merias, Hana pun berjalan dengan malas keluar dari kamarnya.

"Sebentar lagi keluarga Kim akan datang" ucap tuan Jung pada Hana dengan senyum tipis yang menghiasi wajahnya. Hana pun akhirnya menghela nafasnya pelan sebelum memaksakan sudut bibirnya untuk melengkung ke atas.

.

Makan malam berlangsung dengan kehangatan antara dua keluarga itu, di iringi juga dengan celotehan celotehan seorang gadis kecil yang tak lain lagi adalah Sora. Ya, Seokjin, Nyonya Kim, dan Sora hadir pada makan malam hari itu.

"Permisi, bolekah aku mengajak Hana ke belakang sebentar?" Tanya Seokjin saat acara makan telah selesai, dan kedua keluarga tengah berbincang bincang.

Tuan, dan nyonya Jung serta nyonya Kim pun tersenyum penuh kebahagiaan dan mempersilahkan keduanya untuk mendapatkan ruang tersendiri untuk berbicara berdua. Sedangkan Sora tetap tinggal bersama neneknya itu.

"Kenapa kau mengajakku ke belakang? Kau tidak mau melakukan hal yang aneh aneh kan?" Tanya Hana was was yang membuat Seokjin justru tersenyum mesum ke arahnya.

"Memangnya kau mau aku apakan hm...?" Tanya Seokjin dengan nada menggoda.

"YAK! Dasar byuntae!" Ucap Hana penuh kekesalan sembari memukul lengan Seokjin. Pria itu pun hanya terkekeh pelan mendengar kekesalan Hana.

"Jangan suka menyakiti calon suamimu sendiri" ucap Seokjin yang membuat Hana bergidik ngeri ketika mendengarnya.

"Jangan katakan lagi! Sangat menggelikan" ketus Hana yang justru membuat Seokjin semakin gencar menggodanya.

"Yang bagian mana? Calon suamimu? Benarkan aku ini calon suamimu" ucap Seokjn santai yang langsung mendapatkan pelototan tajam dari Hana.

"Itu sangat menggelikan Seokjin-ssi!" Kesal Hana namun Seokjin tetap saja tak mempedulikannya.

Keheningan pun menimpa mereka beberapa saat sebelum Seokjin kembali berucap.

"Aku harap, kau bisa menerima pernikahan ini Hana-ya" ucap Seokjin pelan dan secara mendadak Nyonya Jung muncul memanggil mereka berdua untuk kembali berkumpul di dalam.

Hana pun mematung sebelum ia menyadari jika Seokjin tengah tersenyum dengan sangat manis di hadapannya.

"Ayo masuk!" Ajak Seokjin, dan seolah terhipnotis oleh ketampanan pria itu, Hana pun mengangguk dan mengikuti langkah pria itu.

Selama perbincangan antara kedua keluarga itu, Hana hanya dapat melongo tak percaya mendengar semua hal mengenai pernikahan yang telah keluarganya rancang dengan baik.

Hanya makan malam bersama, dan tidak ada proses lamar melamar, lalu tiba tiba seluruh undangan pernikahannya telah tersebar. Hana sampai tak habis pikir dengan apa yang berasa di pikiran kedua orangtuanya, nyonya Kim, dan Seokjin tentunya.

"Hana-ya, mungkin dalam minggu minggu ini kau akan sibuk dengan beberapa urusan pernikahan, appa sudah menyuruh Taehyung untuk menghandle beberapa pekerjaan" ucap ayahnya dan Hana hanya dapat mengangguk lemah.

Gadis itu hanya dapat berharap jika malam itu tidak pernah ada dalam sejarah kehidupannya.

.

Seperti yang ayahnya katakan kemarin, pagi pagi benar Seokjin telah menjemput Hana di rumahnya untuk membeli beberapa keperluan pernikahan. Padahal jam masih menunjukkan pukul tujuh pagi, namun Seokjin telah terduduk manis di ruang tamu rumah keluarga Jung.

Hana hanya dapat mendesah pasrah. Mau atau pun tidak, pada akhirnya gadis itu tentu aja akan tetap terseret oleh pria bermarga Kim itu untuk menyusuri salah satu pusat perbelnjaan di kota tempat mereka berada.

"Kenapa kau tidak mencari sendiri saja?! Kenapa harus mengajakku?!" Kesal Hana yang membuat kekehan pelan terdengar dari mulut Seokjin.

"Kau kan calon pengantin wanitanya" ucap Seokjin enteng yang membuat Hana mendengus pelan.

"Kau menyebalkan"

"Terimakasih"

"Terserah kau saja!" Ucap Hana kemudian hendak melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Seokjin. Namun biar bagaimanapun, gadis itu tetap gagal karena Seokjin telah berhasil mencekal tangamnya dan membawa gadis itu ke dalam rangkulannya.

"Mari kita mencari cincin pernikahan kita dulu" ucap Seokjin kemudian melangkahkan kakinya memasuki salah satu toko perhiasan. Hana yang berada di dalam rangkulan Seokjin pun mau tidak mau ikut terseret pria itu dan masuk ke dalam toko tersebut bersama sama.

"Anda mau mencari cincin pernikahan?" Tanya sang penjaga toko langsung saat keduanya tengah menyusuri etalase dan melihat lihat perhiasan disana. Lebih tepatnya hanya Seokjin yang melihat lihat karena Hana hanya terbawa seretan pria itu.

"Ah iya, berikan aku beberapa contohnya" ucap Seokjin datar seperti biasanya yang membuat Hana hanya dapat menggelengkan kepalanya pelan.

"Ini ada beberapa contoh yang bisa anda pilih" ucap penjaga toko itu dan Seokjin pun mengangguk pelan.

"Kau suka yang mana?" Tanya Seokjin dengan suaranya yang menghangat dan senyum di wajahnya.

"Terserah kau saja, aku ikut" ucap Hana dengan nada yang tidak secuek tadi. Seokjin tentu saja bingung ketika  mendengar nada bicara gadis di sampingmya itu yang berubah drastis, namun ia lebih memilih untuk menanyakannya nanti ketimbang harus beradu mulut saat ini juga.

"Bantu aku memilihnya Hana-ya, aku tidak mau jika sampai kau tidak menyukainya" ucap Seokjin yang masih setia merangkul calon istrinya itu. Hana pun hanya mengangguk menurut sembari melihat beberapa model cincin pernikahan di hadapannya.

'Benar benar gadis aneh!' Batin Seokjin bersuara.

YOU ●JIN, JUNGKOOK [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang