IB-30

9 3 0
                                    

"Tae, tolong antarkan berkas ini ke lantai dua" ucap Hana yang tak memalingkan sedikitpun pandangannya dari map yang berada di hadapannya.

"Ne, saat aku kembali, kita pergi makan siang. Aku tidak mau tahu" sahut Taehyung semaunya dan segera berjalan pergi meninggalkan ruangan Hana sebelum gadis itu berhasil menolak ajakan pria itu. Bukannya kenapa, tapi Hana pasti akan lebih memilih untuk segera menyelesaikan berkas-berkas di hadapannya dibandingkan untuk mengisi perutnya.

Mungkin di sinilah fungsi lain Taehyung selain menjadi asistennya di bidang pekerjaan, yaitu mengingatkan bahkan memaksanya untuk makan siang dan beristirahat sejenak.

"Kajja kita makan" ucap Taehyung sesaat setelah ia kembali memasuki ruangan Hana. Tanpa memiliki niatan menolak, Hana pun hanya pasrah mengikuti ajakan Taehyung. Toh biar sekeras apapun gadis itu menolak, Taehyung akan tetap memaksanya untuk beristirahat, bagaimanapun caranya.

"Bagaimana kabar Jungkook?" Tanya Taehyung sesaat setelah mereka memesan makanan. Hana yang menerima pertanyaan seperti itu pun lantas menaikan satu alisnya seolah bertanya pada Taehyung.

"Apa kau tidak salah bertanya seperti itu padaku?" Taehyung pun menyahutinya dengan gelengan pelan sebelum berucap.

"Ani, bukannya kau baru saja bertemu dengan Jungkook ketika ia menyelamatkanmu? Jadi aku tidak salah kan?" Mendengar penjelasan Taehyung, Hana pun mengangguk paham.

"Yaa.. dia terlihat baik-baik saja sejauh ini" ucap Hana seadanya. Toh gadis itu memang tak mengerti apapun mengenai Jungkook yang 'sekarang'. Taehyung pun hanya mengangguk paham.

"Kau ada waktu di akhir pekan?" Tanya Taehyung dan Hana pun menggeleng pelan.

"Aku sedang tidak ingin pergi keluar rumah. Jadi anggap saja aku tidak punya waktu" sahut Hana santai.

"Baiklah, kalau begitu aku saja yang main ke rumahmu" putus Taehyung yang membuat Hana melotot ke arahnya.

"Yak! Siapa yang bilang kau boleh ke rumahku?" Protes Hana langsung sebagai bentuk tidak terima.

"Memangnya aku peduli kau membolehkanku atau tidak?" Tanya Taehyung yang membuat Hana mengehela nafasnya sebal.

"Aku tidak mau menerika tamu!" Ucapnya.

"Kalau begitu aku akan bermain dengan tuan Park saja" sahut Taehyun enteng.

"Kau selalu bilang akan bermain dengan appa-ku tapi pada akhirnya kau hanya akan mengganggu akhir pekanku" ucap Hana malas.

"Baguslah jika kau mengerti, aku jadi tidak perlu repot-repot mencari alasan lain"

"Aishi neo Kim Taehyung" ucap Hana dan Taehyung hanya easang wajah konyolnya yang membuat Hana semakin kesal.

Tak lama setelahnya, pesanan mereka tiba dan keduanya pun makan dengan keheningan diantara keduanya.

"Bagaimana kabarmu dengan Seokjin?" Tanya Taehyung ketika keduanya tengah berada dalam perjalanan kembali ke kantor.

"Apa kau melihat tanda-tanda kita baik-baik saja?" Sahut Hana dengan nada malas yang terdengar begitu jelas. Ya, Taehyung sebenarnya juga tau jika Hana pasti tidak mau membahas hal ini. Namun, pria itu yakin jika Hana juga masih belum memiliki keputusan pasti menenai hubungan mereka. Dan tujuan Taehyung bertanya adalah membuat suatu kejelasan dalam hubungan kedua manusia itu.

"Neee, aku tau jika hubunganmu sedang tidak baik-baik saja. Tapi apa kau mau berada di situasi seperti ini selamanya? Kau pikir kau bisa terus-terusan menghindar?" Tanya Taehyung tepat sasaran yang membuat Hana menghela nafasnya frustasi.

"Mollayo Taehyung-ah. Aku bahkan tidak tau harus berbuat apa. Apa kau melihat ada jalan keluar untukku? Bahkan hanya dengan memikirkannya saja aku sudah sangat pusing"

"Semua hanya ada di tanganmu Hana-ya. Jika kau masih mau melanjutkan hubunganmu dengan Seokjin, maka perbaikilah, jangan justru bermain kucing-kucingan seperti ini. Tapi jika kau tidak mau, kau harus segera mengakhirinya, katakan padanya, bukan justru menghindar. Menghindar tidak akan membawamu kepada kebebasan" nasihat Taehyung.

"Aku bingung, apa kau tidak merasa aneh? Bagaimana bisa ia menyodoriku alkohol? Bukankah itu merupakan hal yang disengaja?" Tanya Hana sembari mengeluarkan isi hatinya.

"Ne, hal itu memang sangat aneh. Tapi kita juga tidak tau apa motif Seokjin yang sesungguhnya. Terutama ada Sora disana."

"Lalu aku harus apa? Firasatku merasakan ada sesuatu yang buruk dalam diri Seokjin, tapi aku juga tidak mau mengecewakan ayahku Taehyung-ah, beliau bahkan telah menjodohkan kami." Curhatnya dengan cemas.

"Apa kau yakin itu merupakan firasatmu sendiri? Ini semua tidak ada hubungannya dengan pertemuanmu dengan Jungkook kan?" Tanya Taehyung yang membuat Hana mematung seketika. Apa yang dikatakan Taehyun barusan tidak ada salahnya, namun juga belum tentu benar. Hana bahkan tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya sendiri. Perasaan yang ada di dalam diri gadis itu, memang benar seperti itu  atau itu semua hanya sebuah sugesti? Atau sebenarnya ini dikarenakan gadis itu masih memiliki perasaan pada Jungkook? Tapi mana mungkin? Itu sudah bertahun-tahun yang lalu, bahkan Hana telah berusaha dengan keras untuk melupakan pria itu.

"Jangan bekerja terlalu keras Hana-ya. Tenangkan dahulu pikiranmu, jangan terbawa pengaruh apapun dan pikirkanlah seperti apa sebenarnya perasaanmu itu. Dan soal appamu, kurasa kau tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya. Jika kau butuh bantuan, aku bisa membantumu untuk berbicara padanya. Lagipula, ayahmu pasti bisa menerima selama itu semua untuk kebaikanmu. Ayahmu pasti hanya ingin kau bahagia, ia tidak akan rela putri satu-satunya bersedih." Ucap Taehyung menenangkan.

"Ne, kau benar Taehyungie. Aku akan memikirkannya terlebih dahulu. Mungki akumemang butuh istirahat dari aktivitasku selama beberapa hari kedepan."

"Ne, katakan saja jika kau butuh bantuanku" ucap Taehyung sembari mengacak rambut Hana, lengkap dengan senyum kotak yang nampak di wajah pria itu.

"Gomawo Taehyung-ah"

YOU ●JIN, JUNGKOOK [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang