Saat ini keduanya tengah berada di salah satu cafe yang masih berlokasi di tempat yang sama seperti tempat mereka mencri cincin pernikahan.
Berbeda dengan Hana yang tengah sibuk meminum kopinya, Seokjin lebih memilih untuk meminum coklat panas kesukaannya.
"Jadi, bisa kau jelaskan kenapa kau tiba tiba baik padaku tadi Hana-ssi?" Tanya Seokjin dan Hana hanya menatap Seokjin sekilas sebelum angkat bicara.
"Ah, kau tidak lihat tatapan penjaga toko tadi? Dia seperti ingin menerkammu!" Ucap Hana sedikit mendramatisir yang membuat Seokjin justru terkekeh pelan.
"Memangnya dia menatapku seperti apa?" Tanya Seokjin dan Hana benar benar memperagakan bagaimana asiknya wanita yang melayani mereka membeli cincin pernikahan tadi.
"Aku suka kau menatapku seperti itu" ucap Seokjin kemudian yang membuat Hana langsung memelototinya dengan garang.
"Apa?! Kau menyebalkan" sahut Hana sembari msngerucutkan bibirnya.
"Lalu, kenapa kalau penjaga toko tadi menatapku seperti itu? Kau cemburu?" Tanya Seokjin yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari lawan bicaranya.
"Ish kenapa kau begitu menyebalkan?! Memangnya kau tidak risih dipandang seperti itu?! Jika aku berada di posisimu, mungkin sudah kucolok matanya!" Kesal Hana yamg membuat Seokjin tersenyum tipis. Meskipun jawaban Hana tak membuatnya puas, karena sejujurmya ia sendiri sangat ingin jika Hana mengucapkan bahwa dirinya cemburu.
"Aku tidak mempedulikan tatapan orang lain, aku hanya mempedulikan tatapanmu"
.
Hari itu Hana tepaksa masih terduduk di baik meja kerjanya dengan berkas berkas yang menumpuk serta secangkir kopi yang setia menemaninya.
Ia merutuki siapa saja yang telah membuatnya terjebak di dalam sini. Mungkin Taehyung juga merupakan salah satu orang yang menjadi bahan makiannya.
Pria itu tengah mengambil cuti selama tiga hari yang membuat Hana kewalahan mengerjai tugasnya sendiri serta beberapa tugas Taehyung yang mendesak untuk segera dikerjakan. Belum lagi dua rapat yang begitu melelahkan yang terpaksa ia hadiri sendirian siang tadi.
"Sialan kau Kim Taehyung! Kenapa kau membuatku terjebak dengan berkas berkas seperti ini?!" Rutuk Hana sembati terus membaca satu persatu berkas dihadapannya. Hingga ia menemukan sebuah berkas yang dirasa begitu aneh diantara berkas berkas lainnya.
Oh ayolah, perusahaan mana yang menggunakan amplop berwarna merah muda dihiasi berbagai hati dan bunga. Seingatnya, perusahaannya tidak bergerak di bidang biro jodoh.
Tak mau membuang waktu terlalu lama hanya untuk memikirkan tampilan berkasnya, Hana pun segera membuka berkas tersebut dan semakin bingung akan apa yang dilihatnya.
'Beristirahatlah, jangan bekerja terlalu keras'
Kebingungan itu pun menghilang di iringi dengan dengusan geli saat melihat pengirim berkas tersebut adalah Kim Corp. Ternyata pria tua seperti Seokjin masih berusaha bersikap romantis dengan cara seperti ini.
Tiba tiba seseorang mengetuk pintu ruangan kerjanya yang membuat Hana menatap horor ke arah benda pipih yang menjadi penghubung antar ruangan itu. Pasalnya ini sudah hampir jam sepuluh malam, dan sudah pasti orang orang di kantornya telah pulang ke rumah mereka masing masing.
"Mungkin satpam yang sedang berkeliling" gumam Hana pelan sembari berusaha menguatkan dirinya sendiri agar tidak merasa ketakutan.
Ia pun akhirnya membuka pintu dan langsung terlonjak kaget saat seseorang teriak di hadapannya.
"BAAAAA"
Pria itu pun tanpa rasa bersalah kemudian tertawa terbahak bahak yang membuat Hana yang baru sadar dari kekagetannya itu menatapnya tajam.
"YAK! PABOYA! BAGAIMANA KALAU AKU TERKENA SERANGAN JANTUNG?!" Kesal Hana dan tawa pria itu pun semakin memenuhi ruangan yang awalnya sunyi itu.
"Buktinya kau masih sehat sehat saja Hana-ya" ucap pria itu lagi dan Hana pun mendengus sebal.
"Terserah kau saja pria tua mesum!" Ucap Hana yang membuat lawan bicaranya mendelik kesal.
"Aku masih berusia dua puluh enam tahun Hana-ya, berhenti mengataiku pria tua" Hana pun menyahutinya dengan menjulurkan lidahnya cuek.
"Terserah aku Seokjin-ssi"
"Ayolah, umur kita hanya terpaut empat tahun"
"Berarti aku masih duduk di bangku kelas enam sekolah dasar saat kau sudah memasuki sekolah menengah atas"
"Terserah kau saja, yang penting sekarang kau makan" ucap Seokjin mengalah sembari menyodorkan kresek yang sedari tadi berada dalam genggaman tangannya.
"Aku tau kau belum makan sejak siang" lanjut Seokjin yang akhirnya membuat Hana mengangguk pasrah. Tidak dapat dipungkiri juga jika perut gadis itu sudah keroncongan sejak tadi.
"Kenapa Sora tidak kau ajak?" Tanya Hana di sela sela makannya.
"Ini sudah malam, kasihan jika aku mengajak Sora ikut" sahut Seokjin dan Hana pun hanya mengangguk paham sembari kembali mengunyah makanannya.
"Setelah ini kita pulang saja" ajak Seokjin yang langsung ditolak oleh Hana.
"Pekerjaanku masih banyak" ucap gadis itu yang membuat Seokjin memutar bola matanya malas.
"Ayolah, perusahaan ini milik ayahmu sendiri. Kau bisa membawa pekerjaanmu itu pulang dan mengerjakannya di rumah. Memangnya kau betah terus terusan berada di kantor?" Ucap Seokjin panjang lebar yang berusaha dicerna oleh Hana. Hari sudah semakin larut, dan otak gadis itu sepertinya bekerja lebih lambat.
"Sudah ayo pulang. Lihat, otakmu bahkan sudah kelelahan"
.
Seokjin tersenyum kecil memandangi gadis yang kini tengah tertidur tepat di sampingnya itu. Baginya gadis itu terlalu memaksakan dirinya hingga kelelahan seperti ini.
Pria itu pun menusuk nusuk pipi gadis yang tak lain lagi adalah Hana dengan jari telunjuknya hingga akhirnya gadis itu terbangun karena terusik.
"Eunghh, sebentar lagi eomma" gumamnya saat kesadarannya belum belum terkumpul. Seokjin yang mendengarnya pun hanya tersenyum tipis. Jika seperti ini, Hana terlihat jauh lebih menggemaskan di matanya.
"Aku bukan eomma mu Hana-ya" ucap Seokjin yang seolah langsung menyadarkan Hana.
"O-oh" ucap gadis itu kikuk. Seokjin yang menydarinya pun lagi lagi tersenyum tipis.
"Masuklah, ini sudah malam" ucap Seokjin kemudian mengacak pelan rambut gadis di sampingnya itu. Hana yang seolah masih terlarut dalam alam bawah sadarnya itu pun mengangguk pelan.
"Gomawo Seokjin-ah" ucap Hana dengan senyumannya kemudian berjalan keluar dari mobil Seokjin. Seokjin yang melihat senyuman Hana dan mendengar panggilan gadis itu untuknya itu pun tertegun sebelum menggelengkan kepalanya pelan.
"Jangan berpikir macam macam Seokjin-ah, dia sedang dalam keadaan mengantuk" gumam Seokjin untuk dirinya sendiri.
Setelah memastikan Hana telah memasuki rumahnya, Seokjin pun kembali menyalakan mesin mobilnya. Namun seketika matanya menangkap sebuah benda yang nampak sedikit bercahaya terkena pantulan lampu.
Dengan penasaran, pria itu pun menyalakan flashlight ponselnya dan mengarakannya ke bagian depan bawah kursi mobil. Setelah menggapainya, ia pun mengamatinya baik baik dan sedikit kenyengrit bingung saat melihat sebuah bandul kalung dengan huruf J dan K yang tertera disana.
Seingatnya, ia tidak pernah memiliki kalung seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ●JIN, JUNGKOOK [COMPLETE]
Fanfiction[COMPLETED!] . JIN/JUNGKOOK X OC . . . SELAMAT MEMBACA! .