"Eoh?! Siapa disitu?!" Teriak Jungkook ketika melihat seseorang tengah menghajar seorang pria bertubuh jangkung. Mendengar suara Jungkook, lantas orang-orang yang nampak tengah menghajar pria tersebut pun segera pergi meninggalkan keduanya.
"Gwaenchanha?" Tanya pria bernama Jeon Jungkook tersebut pada pria di hadapannya. Pria di hadapannya itu nampak lemah bahkan hampir tidak berdaya.
Melihat pria tersebut yang nampak kesakitan, Jungkook pun segera memapahnya menuju rumahnya yang tidak jauh dari sana guna memberikan penolongan pertama.
"Bagaimana jika kita ke rumah sakit?" Tanya Jungkook pada pria itu setelah dirinya berhasil membersihkan dan mengobati luka-luka lebam di wajah dan seluruh tubuhnya.
"Ani, ini saja cukup" ucap pria itu dan Jungkook pun hanya dapat mengangguk pasrah setelah beberapa kali berusaha membawa pria itu ke rumah sakit dan hanya berujung dengan penolakan.
" I'm okay terima kasih sudah membantuku. Ngomong-ngomong Siapa namamu? "Tanya pria itu kepada Jungkook.
"Namaku Jungkook, Jeon Jungkook. Kau?"
"Aku Kim Seokjin, terimakasih telah membantuku?"
"Ne, cheonmaneyo. Ngomong-ngomong, kenapa kau bisa dihajar habis-habisan oleh orang-orang tadi?" Tanya Jungkook yang kini telah terduduk tepat di samping pria bernama Seokjin itu.
"Ah, ceritanya terlalu panjang" ucap Seokjin yang justru membuat Jungkook menatapnya dengan pandangam bertanya.
"Kau janji tidak akan mengatakannya kepada siapa pun kan? Ah tapi sepertinya tidak apa juga kau mengatakannya, pengacaraku pasti bisa mengatur semuanya" ucap Seokjin yang justru semakin membuat Jungkook bingung dan penasaran.
"Aku baru saja membuat seseorang kecelakan hingga meninggal dunia"
"A-apa?" Tanya Jungkook tidak percaya. Yang membuatnya semakin tidak percaya adalah Seokjin dapat mengatakan hal tersebut dengan entengnya seolah tidak ada beban dalam hidupnya.
"Aku sedang mabuk dan menyebrang jalan dengan asal, lalu sepertinya pengemudi mobil itu membanting setirnya sehingga menabrak pohon hingga ia meninggal dunia" jelas Seokjin yang semakin membuat Jungkook tidak percaya.
"Ehmm, jwiseonghabnida sebelumnya. Tapi apakah kau tidak merasa bersalah Seokjin-ssi?"
"Tidak usah memanggilku dengan terlalu formal, panggil saja aku hyung. Dan, untuk apa aku merasa bersalah? Bukankah itu sudah takdirnya? Jika tidak ada akupun, pada akhirnya dia akan mati kan?" Sahut Seokjin yang membuat Jungkook tidak dapat berkata- kata lagi.
"Tidak usah takut kepadaku, lagipula aku tidak akan membunuh orang secara sengaja" Ucapnya yang membuat hati Jungkook justru merasa resah.
"Tenanglah, kau tidak akan terseret kasus apapun. Terimakasih atas bantuanmu, sepertinya aku sudah bisa pulang sendiri sekarang. Jika kau butuh bantuan, kau dapat hubungi nomor di sini" Pamit Seokjin sembari menyerahkan sebuah kartu nama yang reflek saja diterima oleh Jungkook.
Sepulangnya Seokjin, Jungkook menatap aneh kartu nama di hadapannya. Pria itu merupakan CEO Kim Corp, namun bagaimana bisa ia merasa seringan itu setelah menjadi penyebab sebuah kecelakaan? Bukankah ini aneh? Bukankah seharusnya sebagai CEO setidaknya Seokjin memiliki attitide yang baik?
Lamunan Jungkook pun berakhir saat ponselnya berdering.
"A-apa?! Ryeonsoo kecelakaan?!"
.
"Hyung, kembalikan ponselku!" Teriak Jungkook dengan kesal sembari berlari mengejar Seokjin.
"Andwae, sini aku mau lihat dulu yang mana gadis yang kau sukai itu!" Sahut pria bernama Kim Seokjin itu sembari mengotak ngatik isi ponsel Jungkook.
"Hyungggg, kemarikan, jangan kau jadikan mangsa dia! Dia adalah calon yeoja chinguku" ucap Jungkook sembari berusaha merebut ponselnya.
"Eoh? Ini gadis itu? Manis juga ya dia kookie-ya" ucap Seokjin sembari menatap ponsel Jungkook. Jungkook yang mepihatnya pun menghela nafasnya frustasi.
"Hyungggg, jangan jadikan dia mangsa!" Kesal Jungkook. Namun jika diperhatikan dengan baik-baik, ada perasaan khawatir yang begitu besar di dalam diri Jungkook.
"Ayolah kookie-ya, bukankah gadis seperti ini juga banyak diluaran? Kenapa kau tidak mau merelakannya saja?" Tanya Seokjin dan beberapa saat kemudian, ponsel Jungkook telah kembali ke tangan pemiliknya.
"Jangan main-main dengannya hyung. Aku benar-benar tulus mencintainya, kuharap kau tidak menyentuh, bahkan mencelakainya" ucap Jungkook sembari menatap Seokjin dengan tajam.
"Tenanglah Kookie, lebih baik sekarang kuta bicarakan tentang pekerjaanmu saja" ucap Seokjin mengalihkan pembicaraan yang justru membuat Jungkook menghela nafasnya dengan gusar.
"Jadi bagaimana? Kau mau bergabung di kantorku?" Tanya Seokjin dan Jungkook pun menganggukkan kepalanya pelan.
"Ya, aku sedang butuh pekerjaan. Apapun posisinya, aku akan menerimanya" ucap Jungkook dan Seokjin pun mengangguk paham.
"Jadilah sekretarisku saja" ucap Seokjin enteng yang membuat Jungkook menatap pria itu dengan aneh.
"Kenapa? Ada yang salah?" Tanya Seokjin.
"Tentu, bukankah kau sangat suka berada di sekitar wanita? Kenapa kau sekarang justru menjadikanku sekretarismu?" Tanya Jungkook bingung dan Seokjin pun terkekeh pelan.
"Ayolah, mereka hanya akan fokus menjadi mainanku, aku juga butuh sekretaris yang sesumghuhnya." Mendengar ucapan Seokjin itu pun Jungkook menggelengkan kepalanya pelan.
"Hyung, ingatlah anakmu di rumah! Kenapa kau malah sibuk bermain dengan wanita? Bukannya lebih baik kau mencari ibu saja untuknya?" Tanya Jungkook dan Seokjin pun terkekeh pelan.
"Untuk apa? Lagipula dia hanyalah anak dari pembantu di rumahku, aku merawatnya hanya karena kasihan. Menurutmu, jika aku mencari ibu barunya untuk apa? Kurasa dia tidak terlalu membutuhkannya, sepertinya akan lebih menarik jika aku membiarkannya menjadi anak nakal eoh?" Ucap Jungkook panjang lebar yang membuat Jungkook hanya dapat menumbuhkan rasa sabar dalam-dalam pada dirinya sendiri.
"Bertobatlah hyung, hidupmu tidak akan berjalan dengan baik jika kau hanya menyimpan dendammu itu." Nasihat Jungkook yang justru membuat Seokjin tertawa.
"Wanita itu tidak ada yang baik Kookie-ya, dia hanya menginginkan hartamu" ucap Seokjin yang membuat Jungkook menggelengkan kepalanya pelan.
"Tidak hyung! Kau harus bergerak dari zonamu yang sekarang ini! Hidup tidak hanya berputar pada masa lalu, masih banyak masa depan yang harus kau raih!" Nasihat Jungkook lagi namun Seokjin nampak sama sekali tidak peduli.
"Tidak ada kata wanita itu baik dalam kamusku Jungkook-ah. Sudahlah tidak ada gunanya kau menceramahiku. Daripada itu, bagaimana jika aku membantumu untuk mengungkap kebusukan pujaan hatimu itu"
"Jangan sentuh dia sedikitpun hyung!" Peringat Jungkook dan Seokjin pun hanya tertawa pelan sebelum ia menyahuti ucapan pria bermarga Jeon itu.
"Ne ne, aku tidak akan melakukan apapun. Tapi jika aku khilaf, jangan salahkan aku ya."
"Hyung!"
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ●JIN, JUNGKOOK [COMPLETE]
Fanfiction[COMPLETED!] . JIN/JUNGKOOK X OC . . . SELAMAT MEMBACA! .