2. Mungkinkah?

73 16 3
                                    

Sejak seminggu setelah Diandra mendapat surat yang tak tau dari siapa, dia tak pernah menemukan lagi sesuatu di laci mejanya. Ada rasa syukur yang terdalam karena mungkin orang itu sadar kalau dia tak suka diganggu. Tapi ada sebagian hatinya yang menginginkan orang itu mengirim lagi. Itu membuatnya frustasi. Tak mungkinkan, dia jatuh hati tanpa melihat wujud asli? Bahkan hanya karena sebuah surat yang belum tentu dari seorang laki - laki?

Diandra menggubris semua pikiran itu, untuk apa dia bingung hanya dengan sebuah surat tak berarti? Lebih baik dia mempelajari matematika yang tak pernah dia pahami, karena ini menyangkut nilai yang akan di dapatnya pada kuis kali ini. Dia sudah cukup malu mendapat nilai terkecil kuis kemarin.

"Ra, boleh ngomong sebentar?"

Diandra menengadah melihat Julian yang duduk di depannya menengok. Lantas, dia mengangguk singkat membuat Julian membalikkan badan seutuhnya.

Dilihatnya Julian yang seperti orang kebingungan. Setiap membuka mulut dia mengatupkan lagi, seperti orang yang masih merancang kata - katanya.

"Ra, kalo misalnya ada cowok yang deketin lo tapi lo risih sama dia. Kira - kira gimana?"

Diandra yang sedari tadi melihat Julian mendadak mengalihkan pandangan ke segala arah. Pikirannya tiba - tiba tertuju pada surat seminggu yang lalu.

Mungkinkah?

Some Letters For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang