Bagian 21 : Dessi
"Kak, bisa temenin aku ga ke perpus?"
Juna menoleh saat melihat Diandra berada di kelasnya, tumben sekali dia mau pergi ke koridor kelas sebelas. Biasanya perempuan itu lebih suka mengirim pesan lewat LINE, "Tumben," gumamnya.
Diandra memposisikan dirinya duduk di bangku yang ada di depan meja Juna, lantas menopang dagunya, "Penting."
"Sepenting apa sih sampe lo berani ke kelas gue? Ga takut ada pacar gue?" Bentak Juna kesal.
Diandra langsung menjitak kepala Juna, membuatnya meringis, "Apaan si kak? Lebay banget, Kak Dessi juga ga bakal cemburu kali."
"Kata siapa?"
Diandra maupun Juna langsung menoleh ketika sadar kalau ada orang yang menginterupsi percakapan mereka. Diandra meringis, pasti ini yang dibilang Kak Dessi, gumamnya dalam hati. Sementara Juna langsung mendengus malas sambil melotot ke arah Diandra yang seperti meminta tolong.
"Ini siapa Jun?" Tanya perempuan berambut panjang berwarna pirang.
Kalau dari penampilannya, Diandra bisa melihat kalau Kak Dessi ini sangat fashionable. Rambutnya tergerai indah, wajahnya juga tampak cantik walaupun hanya memakai liptin, dan jangan lupa tubuhnya yang putih dan menjulang tinggi. Bikin Diandra langsung merasa tak percaya diri.
Kenapa Kak Dessi mau ya sama Kak Juna? Batin Diandra tak tertahankan.
Juna melirik ke arah Diandra, bermaksud menyuruh perempuan itu saja yang memberitahu. Tapi sepertinya Diandra malah terdiam sambil memandang Dessi tanpa kedip. Dasar, bocah nyebelin.
"Dia, Diandra, adik kelas kita," kata Juna sambil menepuk pundak Diandra.
Diandra terkesiap, "Eh iya, Kak Dessi ya?"
Dessi yang tak bisa langsung mengakrabkan diri hanya mengangguk singkat lalu melihat Juna dengan tatapan marahnya, "Lo ada waktu ga?"
"Eh?"
Diandra langsung berdiri, "Maaf kak, aku ga maksud ganggu Kak Juna tadi. Cuma minta diantar ke perpus doang."
"Emangnya lo siapanya?!" Kata Dessi tak tahan. Dia cemburu jika melihat ada perempuan yang dekat dengan Juna.
Walaupun Dessie ini dibilang cantik seangkatan, tapi dia tak ingin berpacaran selain dengan Juna. Ya, Juna itu memang ketua basket, tapi bukan itu yang membuatnya memilih Juna menjadi pacarnya. Tapi karena Juna bisa menerima semua kekurangannya yang hanya dia perlihatkan ke Juna dan mungkin sebaliknya. Dan karena itu, Dessie takut kehilangan Juna walaupun memang mustahil Juna akan berpaling darinya. Sementara Diandra menunduk, membuat Juna semakin berdecak di tempatnya. Diandra itu paling tidak bisa dibentak apalagi dengan orang yang baru dia kenal. Itu membuat Juna langsung berdiri di sebelah Diandra, "Gue anggep dia adik gue, Des. Jangan galak – galak gitu, kasian tuh."
Juna merangkul Diandra sambil mengusap pundak perempuan itu, "Jangan nagis, dasar cengeng."
"Sorry, Jun. Gue ga tau, maaf ya, Ra."
Diandra langsung menengadahkan kepalanya, "Gapapa kok Kak, aku ngerti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Some Letters For You
Short Story[ COMPLETED ] Beberapa part di private. Berikan aku kesempatan untuk menuliskan beberapa surat untukmu. -- 20180619 - 20180707 Copyright © ryneve