Some Letters For You

8. Permintaan

Bagian 8 : Permintaan

Laki – laki itu mengerutkan dahi saat membaca secarik kertas yang dibuat oleh Diandra. Awalnya senang mengetahui perempuan itu akhirnya membalas suratnya, tapi seketika dia bimbang. Dia kembali membaca isinya.

Hai, kamu.

Siapapun kamu, terimakasih karena sudah repot – repot mengirim surat untukku. Awalnya aku bingung ingin membalas surat darimu seperti apa, karena ini pertama kalinya aku menerima surat seperti ini. Ini bukan surat cinta, kan? Apa iya? Karena dilihat dari amplopnya saja, warnanya merah muda.

Btw, sesuai permintaanmu di surat sebelumnya aku akhirnya menulis surat ini. Karena aku sudah mengabulkannya, bolehkah aku meminta permintaan padamu juga?

Permintaannya sederhana, tunjukkan kamu siapa. Jika tak bisa, tolong jangan membuatku makin penasaran hanya karena surat darimu. Jadi, berhentilah menulis surat untukku.

Itu saja.

See u soon,

Di, seperti yang kamu sebut di suratmu.

"Kamu itu aneh Di, tapi bikin aku makin suka."

Laki – laki itu pergi membawa secarik kertas yang dipandangnya sedari tadi, lalu pergi dari kelas yang hanya berisikan dirinya sendiri. Setelah menuruni tangga, dia menuju parkiran untuk pulang ke rumah. Suratnya akan dia tulis nanti, ketika sudah sampai di rumah sambil memandangi foto Diandra yang diam – diam dia ambil setiap harinya.

Ketika ingin ke parkiran, dirinya melihat Diandra yang tak jauh dari sana. Dia kira, perempuan itu sudah pulang karena sepengetahuannya perempuan itu tak pernah mengikuti ekstrakulikuler apapun. Dia berusaha tetap tenang walaupun degup jantungnya sudah tak beraturan hanya karena ingin menghampiri motornya yang kebetulan dekat dengan Diandra yang sedang bicara dengan seorang laki – laki.

Ketika dia menyalakan motor, laki – laki itu menoleh. Ternyata Juna, ketua tim basketnya, "Jun, gue balik ya."

"Eh iya hati – hati."

Sementara dia melirik ke arah Diandra yang hanya memberi senyum padanya. Itu membuat hatinya berdesir hangat.