11. Bertanya

30 8 0
                                    

Bagian 11 : Bertanya

Diandra lagi – lagi dibuat bingung oleh orang itu. Dia kesal sendiri, kenapa tak ada celah untuknya tahu siapa orang itu? Lantas Diandra memandang ke arah Julian yang ada di depannya. Apa masih mungkin?

"Ra, lo kenapa?"

Diandra menoleh ke arah Raya yang kembali sibuk menulis di buku tulisnya. Mungkin pelajaran agama yang tadi mendapat tugas merangkum satu bab.

"Emangnya aku kenapa?"

Raya mengangkat bahunya, "Dari tadi ngeliatin Juliannya gitu amat."

Seketika Julian menoleh, "Ada apa? Kok gue denger nama gue disebut?"

Diandra melotot ke arah Raya yang dengan gamblangnya memberitahu hal itu. Diandra langsung tersenyum canggung ke arah Julian, "Engga kok, Jul. Kamu aja kali tuh yang aneh."

Julian hanya menganggukkan kepalanya setelah itu menghadap ke depan lagi. Diandra langsung menyenggol bahu Raya, "Kalo ngomong jangan kenceng – kenceng."

"Ya, sorry. Lo suka dia?"

Diandra langsung menggelengkan kepala cepat, "Enak aja kalo ngomong sembarangan."

Karena guru yang tak masuk jam pelajaran, beginilah Diandra. Menghabiskan waktunya untuk berpikir.

"Aku tanya aja kali ya? Lagipula dia ga bakal stop kasih surat ke aku."

Setelah itu Diandra langsung mengambil buku lalu mencabut selembar kertas.
"Aku turutin aja deh, daripada aku makin penasaran."

Aku ga perlu basa – basi ucap salam sama kamu. Soalnya aku masih kesal sama kamu karena ga mau tepati permintaanku. Tapi aku hargai itu, jadi kamu ga perlu meminta maaf melulu. Aku juga minta maaf jika secara tak langsung membuatmu tak enak hati karena tulisanku kemarin.

Sesuai apa yang kamu tulisanmu terakhir, aku mau tanya.

Apa yang membuatmu memutuskan untuk menyukaiku yang tak pernah terlihat sama sekali?

Di.

Some Letters For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang