18. Gelisah

26 8 0
                                    

Bagian 18 : Gelisah

Hai, Di

Harus berapa lama kamu memikirkan hal itu? Padahal kamu yang ingin bertemu denganku bukan? Jadi kamu menyerah? Padahal aku ingin kamu cepat menjawabnya.

Kebetulan aku sudah lelah menjadi penggemar rahasiamu. Jadi cepatlah menjawab, Di. Aku masih bisa menunggu hal itu.

JP.

"Gimana nih kak? Ini kesempatan buat aku tau dia. Tapi aku bingung mau bales apa," kata Diandra pada Juna.

Akhir – akhir ini Diandra lebih sering mengajak Juna pergi ke tempat dia biasa berdua. Menghabiskan waktu hanya untuk bertanya harus bagaimana dia menjawab surat dari penggemar rahasia itu. Membuat Juna selalu absen bermain basket, tapi senang karena selalu di traktir es krim kesukaannya.

"Ya jawab aja sepengen lo deh, gue bingung Ra. Lo dari kemarin nanyanya itu – itu doang. Untung ada es krim, kalau ga ada, udah gue tinggal lo Ra dari tadi," Juna mendelik ke arah Diandra dengan muka sebalnya.

Diandra meringis sendiri, sahabatnya ini memang selalu meminta imbalan. Tapi itu tak apa, selagi Diandra punya teman untuk berbagi keluh kesah. Bukan begitu? Karena itu sangat berharga daripada memiliki uang banyak.

"Yaudah bakal aku tulis sehabis ini. Jadi cepetan abisin es krim kamu, Kak Jun."

Juna langsung tersenyum sumringah, "Oke."

Some Letters For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang