23. Pergi bersama Jingga

27 9 0
                                    

Bagian 23 : Pergi bersama Jingga

"Woi! Bangun!"

Diandra tersentak lalu dirinya langsung terbangun dengan kepala yang masih pusing jika di angkat. Matanya mengabur, belum bisa menyesuaikan cahaya yang masuk. Tangannya mencoba merapihkan rambut yang sedikit berantakan. Bahkan sekarang tangannya mengusap kecil kepalanya yang pening karena dikagetkan ketika bangun tidur.

"Aduh! Kalo bangunin yang bener aja coba!" Bentaknya.

"Lo ini tidur dari sejam yang lalu, gatau ini udah jam berapa?"

Suara itu membuat Diandra langsung menegadah melihat Jingga yang sudah berada di hadapannya, "Eh, sorry kak. Ketiduran."

Jingga berdecak, "Ya semua juga tau lo ketiduran."

"Udah jam 5? Ya ampun!" Pekiknya lalu bersiap – siap merapihkan semua yang berada di meja perpus. Lalu mengambil tasnya, "Aku duluan ya kak," pamitnya.

Jingga tentu saja tak langsung membiarkan perempuan itu pergi begitu saja, "Mau kemana lo?"

"Pulang," Diandra menatap tangan Jingga yang mencengkram lengannya.

"Lo masih punya utang sama gue, kalo lo lupa," katanya mengingatkan Diandra akan janjinya waktu itu.

Diandra menghela nafasnya panjang, mendengus sebentar, "Jadi?"

"Anterin gue beli buku, baru lo pulang," katanya.

"Tapi kak—"

Belum menjawab, Diandra langsung ditarik Jingga ke depan pintu perpustakaan. Jingga dengan cepat mengunci pintu perpustakaan, "Untung aja gue yang jaga perpus. Lo bikin gue nunggu tau ga!"

"Iya, maaf kak."

--

"Makasih kak, udah diantar pulang."

Diandra langsung membalikkan badannya, membuat Jingga langsung bangkit dari motornya, "Eh tunggu."

Diandra membalikkan badan lagi ketika lengannya dicekal, membuat kedua alisnya tertaut, "Kenapa lagi?"

"Maaf kalo lo jadi pulang malem gini, gue titip salam buat Ibu lo."

Diandra langsung terdiam cukup lama, lalu menarik nafasnya, "Iya gapapa. Tapi... Ibuku sudah engga ada."

"Eh.. sorry."

"Yaudah, hati – hati ya kak."

Jingga menaiki motornya, lalu langsung menyalakan mesin. Pergi dari rumah Diandra sambil terus memaki dirinya sendiri.

Some Letters For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang