3.salah sambung.

118 17 3
                                    

Jam menunjukkan pukul 19:30 Dalvin ,papahnya dan kaka lakilakinya sedang duduk di sofa ruang keluarga menikmati acara televisi sambil sesekali bercanda ria.

"Pih dalvan ko kangen mami ya?" Celetuk dalvan kaka dalvin yang sudah berkualiah baru masuk tahun kemarin ketika dalvin baru saja naik ke kelas x1.

"Sama papi juga andai mama masi hidup di antara kita-kita" jawab willy papah dalvin.

Dalvin menghembuskan nafasnya kasar melihat orang-orang yang di sayanginya sedih membuat hatinya ingin menangis juga.

"dalvin lebih kangen mami pi,bang" kata dalvin sambil menunduk

Dalvan yang duduk di samping dalvin pun segera merangkul bahu dalvin agar adiknya kembali tegar.

"Udah mamah udh tenang di sana,sekarang lo cukup doain aja"

"Alwayss bang" kata dalvin sambil tersenyum ramah.

"Udah jangan di bahas lagi kasian mama,ohiya vin papi ko gak pernah liat motor sport kamu lagi ya vin?" Tanya papi dalvin yg sudah sadar jarang melihat motor sport dalvin yang biasa dalvin bawa kemana-mana.

"Di ambil maling kali pi" jawab dalvin enteng membuat dalvan memukul punggung dalvin hingga dalvin terbatuk akibat kencangnya pukulan dalvan.

"Gilaa loo! Kenapa bisa di ambil maling?" Tanya dalvan penasaran.

"Kepo lo kaya monyet dora!" Kata dalvin masih kesal dengan dalvan yang barusan memukul punggungnya.

"Dalvinn..gabole gitu ama abang kamu,udah tau mukanya emang mirip malah di ledekin lagi" kata papah willy sambil menahan tawanya.

Dalvan menatap papahnya dengan smirk tajamnya sedangkan papahnya yang di tatap seperti itu hanya nyengir-nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kalo dalvan monyet,berarti papah apaan dong?kan dalvan anak papah" balas dalvan tak mau kalah.

Willy menaikan satu halisnya sambil menunjuk dirinya dengan telunjuknya sendiri.

"Kamu anak papah?sejak kapan ya?"

"Sejak monyet bertelur!" Kata dalvan lalu pergi meninggalkan dalvin dan papahnya yang sedang tertawa ngakak.

• • • • •

Prisila menghembuskan nafasnya kasar sekarang sudah hampir tengah malam tapi mata prisila masih enggan untuk tertutup.

"Apaan si ni mata gak mau merem juga" gerutu prisila sambil menatap langit-langit kamarnya.

Drt...drt...drt..

Prisila meraba raba nakas samping tempat tidurnya untuk mengambil ponsel warna gold yang tergeletak disana dan melihat nomor yang menelfonnya tengah malam seperti ini.

Dalvin' batin prisila.

"Halo?iya dengan saya sendiri prisila ayunda marcelio ada yang bisa saya bantu?" Sapa prisila.

"Hmm lo pidato?"

"Kepo lo"

"Ohgitu"

"Lo tijel! ngapain coba telfon gue?"

"Eh lo siapa sih?"

"Gausah sok bego deh vin"

"Eh sorry ya gue salah sambung tadinya mau nelfon tukang sedot wc"

Prisila membulatkan matanya tak percaya dalvin goblok,bego apa idiot sih?rasanya prisila benar-benar ingin membuang dalvin ke sungai amazon biar di makan ama ikan piranha sekalian.

Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang