"Dalvin lo gapapa?" Tanya prisila khawatir.
Kini mereka berdua sedang duduk di batang kayu besar, setelah dalvin mengusir galih dan gengnya pergi dari tempat ini akhirnya dalvin bisa menghela nafasnya karena tidak ada siswa sma garuda yang terluka parah paling hanya sebuah lebam bekas pukulan, biarlah hanya dirinya saja yang terluka parah seperti ini asalkan jangan teman-temannya.
"Vin gue mau liat luka dipunggung lo tadi"
"Enggak!gak ada luka" elak dalvin.
"Oh gaadaa" tangan prisila meraba punggung dalvin dengan sedikit memencetnya agak keras.
"Arghh..." ringis dalvin ketika tangan prisila memegang lukanya.
"Lo kenapa?ko ngeringis gitu?" Tanya prisila sok taktahu.
"Tangan lo bisa minggir ga dari punggung gue?"
"Loh emangnya kenapa?" Prisila makin gencar mengusap-ngusap punggung dalvin.
"turunin gue minta!"
"Kenapa emang?punggung lo sakit?" Tanya prisila.
"Enggak!"
"Dalvin lo jangan bohong sama gue ya! Gue tau kok punggung lo tadi kesabet cerulit kan?" Prisila mulai kesal.
Dalvin diam matanya masih terus menatap prisila yang sedang kesal dengan dirinya.
"Sekarang juga gue mau liat luka lo!"
"Harus?" Ucap dalvin makin membuat kesal prisila.
"Cepet gue gak mau ngedenger lo ngomong lagi!"
Dalvin pasrah tak lama dia membuka jaketnya terlebih dahulu yang sudah bolong panjang dari atas sampai bawah dan kini menyisakan kaos putih yang sudah di penuhi oleh darah lalu tak lama kaos tersebut juga dibukanya menampilkan perut kotak-kotak dalvin serta punggungnya yang terdapat bekas sabetan cerulit.
"Vin ini parah banget.."
"Maafin gue.." lirih prisila bersalah.
Dalvin memejamkan matanya sebentar menahan sakit dipunggungnya yang kian terasa apalagi angin di sekitarnya yang sangat besar membuat dalvin makin merasakan sakit di punggungnya.
Prisila menatap dalvin yang sedang memejamkan matanya,prisila yakin pasti dalvin sedang menahan rasa sakitnya habis-habisan karena terlihat keringat dingin yang mengalir dari kepalanya.
"Vin lo gakpa--"
Bughh..
Tiba-tiba tubuh dalvin ambruk begitu saja!kepalanya jatuh tepat di kedua paha prisila membuat prisila kaget setengah mati melihatnya.
"DALVIN" kaget prisila.
"Vin..lo kenapa vin?" Prisila membelai wajah dalvin tak lama air matanya menetes mengenai wajah dalvin.
"DALVIN..BANGUN VIN"
"DALVIN JANGAN TINGGALIN GUE VIN!"
"DALVIN BANGUN VINNN MAAFIN GUE" air mata prisila keluar makin deras dari pelupuk matanya dan bersamaan dengan itu juga hujan turun dengan derasnya.
"Vin..bangun..gue gak mau lo ninggalin gue"
Prisila sudah tak karuan punggung dalvin yang terkena sabetan cerulit tadi terkena derasnya air hujan membuat darah dalvin banyak keluar mengalir bersama air hujan. prisila menangis makin kencang dia tidak bisa lagi membayangkan bagaimana lagi sakitnya dalvin saat ini!
"TOLONGG! TOLONGIN DALVIN HIKSS..HIKS..TOLONGIN DALVIN!" Prisila berteriak dengan keras meminta pertolongan.
Prisila menatap kembali wajah dalvin bibir dalvin kini telah memucat mukanya mulai sayu lalu lengan prisila memeluk kepala dalvin dan membenamkan kepala dalvin di perutnya.
"Bertahan vin.."
••••
"Gengs sampe sekarang dalvin belom juga balik ke tempat kemah!" Ucap yoyo
"Lo udah ngabarin dia belom?" Tanya rendi.
"Udah 1jam yang lalu,dalvin bilang dia ada di deket hutan pinus sama prisila"
"Gue punya perasaan gaenak ama si bos" ujar marcel
"Ari siateh barego apa kumaha! Ges nyaho pan si dalvin aya dimana?naha maralalohok lain di susul?" Kesal rendi.
Lalu merekapun segera pergi kedekat hutan pinus untuk mencari dalvin dan prisila.
•••
"TOLONG..TOLONGG"
Rendi menghentikan langkahnya sebentar dan otomatis membuat teman-temannya yg berjalan dibelakangnya pun menghentikan langkahnya.
"Woy kalian denger ga?suara minta tolong?" Tanya rendi.
"Nggak ah! Lo salah denger kali" balas yoyo.
"Ck. Dasar tuh telinga daging jadi!"
"Berisik anjing gue dingin nih! Mana ujannya makin gede" ucap marcel mengusapi tubuhnya yang sudah basah kuyup.
"Yaudah meningan kita neduh dulu kuy di gubuk itu" tunjuk rendi didekat pohon pinus.
"Ayo" jawab yoyo dan marcel serempak lalu mereka bertiga pun berjalan ke arah gubuk tersebut.
Baru saja mereka menginjakkan kaki di gubuk itu semuanya langsung melotot tak percaya. senter yang tadinya dipegang marcel jatuh ketanah terkena genangan air saking kagetnya.
"Lo--"
"Tolong..tolongin gue" lirih prisila, ya orang itu adalah prisila.
"Sil...dalvin kenapa?" Tanya rendi lalu menghampiri prisila lebih dekat.
"Dalvin pingsan ren,punggungnya kena sabetan cerulit" jelas prisila sambil terisak.
Wajah rendi langsung merah padam seketika begitu juga dengan yoyo dan marcel yang langsung mengecek tubuh dalvin memastikan luka yang ada.
"Gila ini sih parah banget" ucap marcel lemas.
"Kita harus cepet-cepet bawa dalvin kerumah sakit sebelum terlambat!" Ujar yoyo.
Tanpa diduga-duga rendi melepaskan jaket yang melekat ditubuhnya lalu dipakaikan ketubuh dalvin yang berada dipangkuan prisila lalu detik berikutnya rendi menggendong dalvin dipunggung belakang.
"Ayo bawa dalvin kerumah sakit" ucap rendi lalu berjalan dengan dalvin yang digendong dipunggung belakangnya.
"Key ayo pergi" ajak yoyo.
Kekey menganggukkan kepalanya lalu berjalan mengikuti mereka semua.
Jangan lupa vote dan komennya ya.
Sebelumnya aku minta maaf karena part yg kemaren tuh salah cuman sedikit banget padahal aku nulisnya enggak sampe situ mungkin ada kesalahan di wp nya dan sebagai gantinya aku up lagi yang lebih lengkapnya walaupun enggak panjang juga hehe.
Yang penasaran terus pantengin chapter berikutnya lagi ya babayyyyy.
@zahra_wirdiarti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Need You
Teen FictionBad boy vs cewe pecicilan gimana tuh? Pokoknya kalo mau baca ceritanya siapken hati,jantung,paru-paru sama oksigen jugaa yakk:v CoverCerita by:@jennyra ayu