18.titik terapuh

53 8 1
                                    

"Orang yang mendonorkan darah dalvin itu....."

"GUE" ucap seseorang yang tiba tiba saja datang diantara mereka.

Prisila membulatkan matanya tak percaya. Mengapa harus orang ini?mengapa harus dia? prisila tak sanggup menerima kenyataan ini tapi pikirannya terus terbang memikirkan dalvin yang tengah berjuang untuk bertahan. dia tidak boleh egois tapi entah mengapa hatinya sangat sulit menerima semua kenyataan ini.

Semoga bukan moza'batin prisila terus berdoa.

"Kenapa lo kaget?" Tanya seseorang itu menatap prisila dengan senyum sinisnya.

"Mo--za?gamungkin!" Ucap prisila menggeleng gelengkan kepalanya.

"Lo masih gak percaya?" Tanya moza.

Prisila diam sebentar lalu detik berikutnya dia menjawab ucapan moza lantang dan percaya.

"GUE GAK PERCAYA!"

"Oke gue buktiin" lalu detik berikutnya moza melipat baju lengan panjangnya sampai sebatas atas siku memperlihatkan perban kecil menutupi bekas luka pengambilan darahnya.

"See?masih gak percaya?" Tanya moza dengan seringainya.

Prisila menghela nafasnya, moza tidak berbohong. Mata prisila lalu menatap moza dalam menembus bola mata biru milik moza.

"Lo--gaada maksud apa apa kan buat ngedonorin darah lo ke dalvin?" Tanya prisila mencoba bersikap tenang.

Moza yang mendengar pertanyaan prisila seketika langsung tertawa sinis.

"Lo pikir gue mau gitu dengan cuma cuma ngedonorin darah gue?selagi masih ada kesempatan buat ngejadiin dalvin milik gue kenapa engga?"

"Maksud lo apa?"

"Prisila ayunda marcelio,asal lo tau ya!gue ngedonorin darah gue itu ada syaratnya. Dan lo tau ga apa itu?dalvin bakalan jadi tunangan gue. he's mine" ujar moza dengan nada angkuhnya.

"Lo jangan kepedean ngelambung tinggi gitu za. Lo tau kan gimana sifatnya dalvin?dia bakalan nentang apa yang dia gaksuka! Termasuk lo yang bakal jadi tunangannya!" Ucap yoyo yang langsung pas mengenai hati moza.

"Kita liat aja yo,omongan siapa yang bakal terbukti" jawab moza membuat semua yang ada disana sangat kesal dibuatnya termasuk papah dalvin.

"Nak prisila maafkan om ya. Om terpaksa mengikuti keiinginan moza, om tidak mau terjadi sesuatu hal yang buruk kepada dalvin. Maafkan om sekali lagi dan om harap kamu tidak mementingkan ego kamu. Kamu harus memikirkan bagaimana keselamatannya dalvin" ucap willy yang langsung membuat hati prisila sedih sekaligus sakit.

"Prisila lo denger kan?gue harap lo ngerti tanpa harus gue jelasin sekali lagi" ujar moza.

"Nyesel gue nginformasiin ke anak anak sma garuda tanpa gue pilih pilih dulu. Harusnya lo masuk kedalam list orang orang yang bahaya mengetahui informasi ini" ucap yoyo menyesal.

"Sudah lah yoyo,yang penting sekarang kondisi dalvin sudah membaik berkat darah moza" ujar willy membuat moza senang mendapatkan belaan.

Prisila tak kuasa menahan air matanya dia pergi meninggalkan ruangan IGD dalvin dengan air mata yang bercucuran. Sampai disinikah akhir semuanya?bahkan baru saja prisila mencintai lelaki itu namun tuhan sudah memberikannya ujian seberat ini.

                         •••

Prisila duduk di bangku taman rumah sakit. hari sudah berganti malam bintang bintang dilangit bersinar terang berbanding terbalik dengan kondisi hatinya saat ini.

Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang