5.hujan yang bahagia.

112 18 8
                                    


Dalvin berjalan mendekati prisila lalu berdiri di depan prisila berhadapan langsung dengan gadis yang masih setia merentangkan tangannya menikmati air hujan.

"Kenapa?"

"Gue tau ini cuman sementara karena selanjutnya gue bakal ngerasain lagi hidup gue yang sebenarnya"

Prisila menurunkan tangannya menatap dalvin yang berdiri di depannya.

"Ini hujan terbahagia yang pernah gue rasain"

"Gue emang gatau masalah lo,tapi gue bisa ngerasain seberapa kerasnya lo coba buat selalu tertawa di depan semua orang padahal hati lo lagi hancur-hancurnya"

"Gue udah biasa" ucap prisila sambil tersenyum.

"Kita pulang" kata dalvin sukses membuat prisila cemberut.

"Gue gak mau!" Jawab prisila.

Dalvin nampak mengusap air hujan yang berada di wajahnya dengan pelan, jujur dalvin merasa kepalanya sangat pusing bahkan sangat pusing.

"Ayo,mau sampai kapan ujan-ujanan" ucap dalvin terdengar lirih.

Prisila menatap wajah dalvin yang sekarang mulai berbeda dari pada tadi,bibirnya pucat matanya sayu dan tubuhnya agak sedikit terlihat lemas

"Muka lo pucet banget lo kenapa?" Tanya prisila.

Tangan prisila telulur akan menyentuh wajah dalvin,namun dengan cepat dalvin tahan dengan mencekal tangan prisila lalu menariknya berjalan ke arah motornya yang terparkir di samping halte.

"Lo pake helm gue, kita pulang"

Dalvin menaiki motor trailnya mengambil kunci motor di saku celana seragamnya lalu menyalakan mesinnya.

"Naik"

Prisila yang tadi melamun sembari memperhatikan dalvin langsung tersadar buru-buru dia memakai helmnya dan naik ke motor yang di kendarai dalvin.

Motor dalvin melesat di derasnya guyuran air hujan yang mengenai wajahnya, kerap beberapa kali dalvin memejamkan matanya karena merasakan perih akibat air hujan.

"Vin gue lepas ya jaket ama helmnya,gue tau lo kedinginan ama mata lo juga perih kan gapake helm" ucap prisila bersahutan dengan air hujan.

"Lo lebih butuh,pake aja"jawab dalvin bersahutan denfan air hujan.

• • • •

Motor dalvin berhenti tepat di depan gerbang rumah yang sangat megah.

Prisila turun dari motor dalvin melepaskan helm yang menempel di kepalanya lalu di berikan kepada dalvin yang langsung di terima olehnya.

"Jaketnya pake aja" ucap dalvin membuat prisila mengurungkan niatnya untuk membuka resleting jaket dalvin yg melekat di tubuhnya.

"Yaudah,lo mau mampir dulu?ganti baju?seragam lo basah banget" tawar prisila bersahutan dengan air hujan yang masih saja turun dengan deras.

Dalvin Yang sedang memakai helm dikepalanya hanya bisa menggeleng menjawab pertanyaan prisila.

"Yaudah"

"Udah masuk ujannya nambah gede" kata dalvin sambil menyalakan mesin motornya.

"Iya"

"Gue balik"

Belum sempat prisila menyahut, tapi motor dalvin sudah lebih dulu melesat dengan kencang membelah jalanan.

"Hati-hati" gumam prisila menatap punggung dalvin yang semakin menjauh.

Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang