"PRISILAAAAA!" teriak killa sambil berlari ke arah meja prisila.
"Aduh apaan sih kil! Pagi pagi teriak teriak" prisila menutup buku novel yang sedang dibacanya. Kini fokusnya kepada killa yang sudah berdiri dihadapannya dengan nafas ngos ngosan.
"DALVINN..DALVINNN"
Mimik wajah prisila langsung tegang seketika entah kenapa saat mendengar nama dalvin prisila sangat sensitif sekali.
"Kenapa dalvin?"
"Dia masuk sekolah lagi"
Prisila berjingkat kaget. Perempuan itu langsung bangun dari duduknya dan berlari cepat keluar kelas tak memperdulikan killa yang mencak mencak tak jelas ditempatnya.
•••
"Badboy and super hero kitaaa sekolahhh lagii mamennn!!"
"CIHUYYYYY SANG MOST WANTED SEKOLAH COME BACKKK!!"
"WELCOME MY SUPER HERO SMA GARUDAAAA!!"
"AHH DALVINN UDAH SAKIT MAKIN GANTENG AJA IHHHH!!"
"DALVIN PENGEN JUGA DONG LO BELAIN. JANGAN SEKOLAH MULU YANG LO BELA HATI GUE JUGAA!!"
"DALVIN LO MAKANNYA APAANSIH KO MAKIN GANTENG AJAAAA. APA LAGI ITU IH RAMBUT BARUNYAAA KEREN BANGETTTTT!"
dalvin hanya menggeleng gelengkan kepalanya sambil tersenyum lebar. Celotohan celotehan mereka di sepanjang koridor sekolah membuat dalvin merasa senang sekaligus tersangjung. Disisi kanan dan kiri ada teman temannya yang berdiri di sana dengan sok tampan dan sok keren sambil terus memperlihatkan senyum lima jarinya kepada siswa siswi disekolah Garuda.
"Dalvin!" Panggil prisila dari belakang tubuh dalvin membuat dalvin yang sedang berjalan di koridor menghentikan langkahnya lalu membalikkan tubuhnya yang reflek diikuti juga oleh semua teman temannya.
Prisila tersenyum lebar kearah dalvin lalu cepat cepat berlari agar sampai dihadapan dalvin.
"Hai dalvin. Lo udah sembuh ya?maaf ya gak bisa jenguk ke rumah sakit" ujar prisila ketika sudah berdiri dihadapan dalvin bersama teman temannya yang sedari tadi sudah menatap prisila dengan pandangan tak suka.
"Gue gak pernah ngarepin lo Dateng" balas dalvin tanpa menatap mata prisila. Laki laki itu mengalihkan pandangannya kesamping.
Prisila tersenyum masam. Namun dia berusaha untuk menutupi rasa kecewanya, perempuan itu sudah janji kepada dirinya sendiri untuk merelakan dan mengikhlaskan dalvin bersama Moza jika memang begitu seharusnya. Namun kali ini dia harus menunggu kata dalvin memaafkannya atas kejadian kemarin yang prisila rasa semua adalah salahnya. Dia sudah berkomitmen dengan hatinya untuk melakukan apapun agar dalvin mau memaafkannya. Jika kata maaf sudah keluar dari mulut dalvin prisila berjanji dia akan pergi dan menjauh dengan sendirinya dari sisi dalvin.
Tunggulah saat saat itu tiba. Dimana prisila harus benar benar merelakan dalvin dengan sepenuh hati."Ngapain lo disini?masih punya muka didepan dalvin?" Itu suara Aril. Laki laki itu menatap prisila dengan pandangan jijik.
"Lah namanya juga cewek murahan ril. Udah gapunya harga diri" balas rendi.
DUAR!! Prisila merasakan denyutan didalam hatinya. Hatinya merasa begitu sakit mendengar kalimat yang menyakitkan dari mulut teman teman dalvin. Serendah itukah dia?
"Maaf ya kalo gue ganggu gue gak bermaksud. Gue cuman pengen tau keadaan dalvin aja"
"Nah sekarang kan lo udah tau dalvin baik baik aja. Kenapa gak pergi?gue males liat muka muka cewek murahan disini"
Prisila menundukkan kepalanya. Air matanya hampir saja merembes ke luar jika tadi dia tidak berusaha menahannya. Prisila harus kuat anggap saja ini rintangan baginya untuk mendapatkan maaf dalvin.
"Dalvin..gue mau minta maaf.." ujar prisila lirih dia masih menunduk tak berani mengangkat wajahnya takut jika tiba tiba air matanya keluar tak terkendali.
"Prisila prisila gue heran sama lo. Bukannya dulu lo itu orangnya anti minta maaf Ama orang lain. Lah Napa sekarang jadi kebalik gini?udah ga ada nyali kayak dulu lagi?" Tanya rendi dengan sisnisnya.
Prisila menarik nafasnya dalam dalam berusaha menguatkan hatinya mendengar semua cacian dari teman teman dalvin.
"Ren gue kayak gini karena gue ngaku gue salah. Kalo gue gak salah mana mau gue kayak gini ini bertolak belakang sama prinsip gue"
"Ohh gituu?yaudah kita liat sekuat apa lo luluhin hati dalvin. Setau gue dalvin gak bakal gampang luluh sama modelan cewek cewek murahan kayak lo!"
"Lo pergi sekarang" ujar dalvin yang sedari tadi hanya memperhatikan saja.
"Vinn....aku mohon maafin akuu" prisila menggenggam lengan dalvin erat berharap laki laki itu bisa memaafkannya.
"Lo ngerti bahasa manusia gak?perlu gue ngomong pake bahasa alien?" Tanya dalvin dingin lengan prisila yang sedari tadi menggenggam lengannya dia lepaskan dengan kasar.
"Lo gak denger tadi temen gue bilang apa sama lo?"
"Lo murahan prisila sangat murahan. Cowok mana yang mau Deket sama cewek murahan kayak lo hah? Gaada semua siswa di sekolah ini udah cap lo cewek murahan seantero sekolah. Gak malu lo masih mohon mohon sama gue?"
Prisila menundukkan kepalanya dalam dalam, dia menahan Menahan cairan asing yang sudah menggenang di pelupuk matanya. Bohong jika prisila tak sakit hati dengan segala omongan teman teman dalvin dan bahkan dalvin sendiri. Sekuat apapun dia untuk mencoba menutup telinga menguatkan hati dan fikirannya bahkan menahan egonya sendiri untuk tak bersikap merendah seperti ini namun tetap saja perasaan sesak dan sakit hati lebih mendominasinya. Tak ada yang mau mengerti perasaannya tak ada yang mau mendengar semua penjelasannya orang orang hanya bisa menutup telinga dan menyimpulkan bahwa dia lah seseorang yang paling bersalah disini.
"Kenapa gak nangis?masih kuat lo nahan air mata lo?"
Prisila menggelengkan kepalanya lalu menutup wajahnya dengan telapak tangan. Air matanya sudah benar benar keluar tak terkendali hatinya sudah tak mampu lagi menahan semuanya. Dengan cepat prisila berbalik badan ke arah kamar mandi lalu berlari kencang sembari menutup wajahnya dia meninggalkan dalvin yang mematung ditempatnya dengan wajah yang tegas namun matanya terus memperhatikan prisila. Merasa bersalah kah dalvin?
•••
"Kenapa sih semua orang gaada yang mau dengerin gue!!" Prisila menangkupkan kepalanya di kedua tangannya. Dia kini sedang berada dikamar mandi sekolah. Perempuan itu menumpahkan segala keluh kesahnya rasa sakit hatinya ditempat yang sunyi dan dingin seperti kondisi hatinya saat ini.
"Orang orang gaada sama sekali yang ngerti perasaan gue! Mereka cuman pengen tau bukannya peduli!" Prisila mengangkat wajahnya yang sudah dipenuhi oleh air mata. Perempuan itu merosotkan tubuhnya ke lantai menekuk kedua kakinya.
"Apa salah sila tuhan?"
"Kenapa dunia ini rasanya gaadil bagi sila. Gaada sama sekali kebahagiaan buat sila. Gaada yang bener bener sayang sama sila" prisila mengusap air matanya yang semakin banyak keluar tak berhenti,seolah memang benar benar rasa sakit hatinya tak bisa dipungkiri lagi. Begitu sakit sangat sakit.
"Tuhan kalo emang sila hidup di dunia ini gak ada artinya ambil aja nyawa sila. Aku ikhlas tuhan"
"Gaada lagi tujuan hidup sila. Gaada lagi yang mau ngedengerin sila gaada lagi yang merhatiin sila. Semuanya benci sama sila"
"Apa sila harus mati dulu biar mereka semua peduli dan merasa kehilangan sila?"
Haloo gaiss jangan lupa vote dan komennya biar rajin update!!
WAITT NEXTT PART DARI NEED YOUUU!!
SEE YOU BABAY!
@SZAHRAWWW_

KAMU SEDANG MEMBACA
Need You
Teen FictionBad boy vs cewe pecicilan gimana tuh? Pokoknya kalo mau baca ceritanya siapken hati,jantung,paru-paru sama oksigen jugaa yakk:v CoverCerita by:@jennyra ayu