Tiga hari sudah berlalu dan tiga hari pula prisila tidak pernah menemui dalvin lagi. Jujur didalam hatinya prisila sangat ingin menjenguk dalvin dirumah sakit namun apa boleh buat dirinya sangat takut bertemu dalvin. Sebenarnya prisila tidak tinggal diam dia berusaha menghubungi teman teman dalvin namum semuanya tidak ada yang pernah merespon prisila setelah kejadian ditaman rumah sakit beberapa hari kemarin. Abang dan papahnya dalvin pun sama saja mereka sangat sulit dihubungi.
Dan soal juna?laki laki itu selalu menghubungi prisila. Dia sudah keluar dari rumah sakit dan kembali menjalani rutinitasnya sebagai siswa sma kelas x1 sama seperti prisila namun dia bersekolah di sma lain.
"Prisila.." panggil febby.
Prisila yang sedari tadi sedang melamun dikelas langsung terkesiap akibat panggilan febby. Namun tak hanya ada febby ada manda dan killa juga yang kini tengah berdiri dihadapannya.
"Eh kalian" sapa prisila sambil tersenyum.
"Lo kenapa sil?" Tanya febby lalu duduk disamping bangku prisila.
"Gue?gue gapapa kali feb" jawab prisila berusaha mempertahankan senyumnya.
"Gapapa kata lo?dari tadi gue perhatiin lo. Lo banyak bengong sil"
"Gue gap--"
"Kita temen lo sil. Apapun yang sekarang lagi lo rasain. Lo harus cerita sama kita" ujar killa memotong ucapan prisila.
Prisila tersenyum haru. Beruntung dia memiliki sahabat yang sangat peduli padanya dan selalu ada disampingnya saat dirinya sedang dalam keadaan yang bisa dibilang tidak baik. Sahabat memang orang yang paling bisa mengerti namun bisa juga orang yang paling bisa tidak mengerti.
"Ayo sil cerita" ucap manda tak sabar.
Prisila menganggukkan kepalanya lalu menarik nafasnya dalam dalam lalu dia mulai menceritakan awal kejadian dari mulai moza mendonorkan darahnya untuk dalvin sampai dalvin mengetahui kesalah pahaman yang diberitahu oleh rendi.
"What what jadi rendi itu nyebarin berita yang gak bener ke dalvin?" Ujar killa heboh.
"Iya gitu"
"Wah kayak gini harus di lurusin nih permasalahanya sil. Dalvin jadi cuek sama lo dan malah deket sama moza karena berita gabener kayak gini" Ucap febby.
"Tapi beneran itu si dalvin bakalan tunangan sama moza sil?Seriusan?" Tanya manda.
"I--ya" jawab prisila lemas. jujur hatinya sangat sakit ketika mendengar ucapan bahwa dalvin akan bertunangan dengan moza.
"Tapi kenapa lo gak minta penolakan sama papahnya dalvin kalo lo gak terima sil?dari pada lo sakit hati kayak gini!" Febby marah dia tidak terima melihat sahabatnya prisila harus menahan sakit hati seperti ini dengan merelakan seluruh perasaannya yang baru saja tumbuh terhadap dalvin.
"Feb..gue gakbisa gue bukan siapa siapanya dalvin. Lagian gue pikir semua ini buat keselamatannya dalvin. kalo gaada moza gue gaktau bakal gimana nasib dalvin buat kedepannya. Gue gamau egois dengan mikirin perasaan gue sendiri feb kalo aja darah gue sama kayak dalvin gue pasti bakal donorin saat itu juga dan mungkin moza gamungkin terlibat sama masalah ini"
"Tapi...nyatanya apa feb?moza mungkin udah ditakdirin buat jadi penolongnya dalvin haruskah gue ngelarang semuanya dengan egois karena gue punya perasaan sama dalvin?"
Prisila menyeka air matanya. tanpa terasa dan tanpa diduga duga air mata prisila luruh seketika. Entah dari mana dorongannya mungkin hatinya. Ya mulutnya mungkin memang bisa berkata sebijak dan seikhlas tadi, namun?tentu hatinya menjerit jerit histeris mengatakan bahwa dia sedang terluka parah mencoba memberi isyarat kepada matanya bahwa dia sangat terluka saat ini.
"Sil gue cuman gamau liat lo coba pura pura tegar pura pura kuat! Gue tau didalem hati kecil lo. Lo meraung meraung nggak terima bener kan gue?jawab gue sil" febby mengguncang guncangkan bahu prisila keras. Febby dapat merasakan apa yang prisila rasakan dia sudah tau bagaimana rasanya sakit hati.
Prisila sudah tak kuasa lagi menahan air matanya dia sudah tidak sanggup lagi mencoba untuk selalu tegar. Prisila memeluk febby erat menumpuhkan segala rasa sedih dan sakit hatinya di pundak sahabatnya itu. Hatinya hancur sangat hancur terkadang dia selalu ingin terlihat kuat dihadapan orang namun dia juga tidak bisa mengelak reaksi tubuhnya jika saat rapuh seperti ini. Siklus kesedihan manusia tidak terduga.
"Jujur gue sakit hati feb. Sakit hati banget tau kenyataan tentang dalvin yang bakalan tunangan sama moza. Tapi setelah gue pikir pikir lagi ini semua memang buat kebaikannya dalvin, jadi plis ya bantuin gue biar gue ikhlas sama semuanya" prisila mengurai pelukannya lalu menghapus air matanya cepat. Matanya menatap manda dan killa lalu menarik kedua lengan mereka untuk mendekat ke arah prisila dan febby lalu detik selanjutnya dia memeluk ketiga sahabatnya itu erat.
•••
"dalvin kamu udah tau kan kalo kamu bakalan tunangan sama aku?" Tanya moza sambil menatap dalvin yang sedang duduk disofa sampingnya.
hari ini dalvin baru saja pulang dari rumah sakit. kondisinya sudah semakin membaik teman temannya pun tadi ikut mengantarkan dalvin dan selalu menjaga dalvin bergantian dirumah sakit. Namun sekarang sudah pulang kerumahnya masing masing akibat kelelahan dan disini tinggalah moza dan dalvin diruang tengah. Abang dan papahnya berada dikamarnya masing masing istirahat juga karena kelelahan.
"Dalvinn kamu denger aku kan?" Tanya moza sambil berpindah duduk ke sofa yang diduduki dalvin.
"Apaan?"
"Kamu nanti bakalan tunangan sama aku"
"Gue gak mau tunangan sama lo" dalvin menatap moza yang duduk disampingnya tajam. Dia tidak suka diatur atur.
"Tapi dalvin, papah kamu udah janji sama aku kalo aku donorin darah aku ke kamu aku bakalan dijadiin tunangan kamu" moza menatap dalvin dalam dan serius.
"Kamu emangnya ngeraguin apa lagi sih kalo kita bakalan tunangan?toh prisila juga udah main mesra mesraan sama cowok lain?" Moza menyudutkan dalvin dia mengompori dalvin agar dia kembali teringat masalah itu dan pastinya akan membuat dalvin kesal kembali dan mungkin akan berfikir berulang kali menolak pertunagannya.
"Gue fikirin lagi"
DAMN! benar kan dugaan moza?dalvin pasti sangat kesal dan marah bila menyangkut prisila dan moza rasa dalvin kali ini benar benar marah terhadap prisila. sampai sampai dia tidak mau mendengarkan penjelasan gadis itu padahal fikir moza bisa saja itu sebuah kesalahpahaman tapi bukankah ini adalah hal yang sangat menguntungkan bagi moza? Ya ini sebuah doorprize yang besar untuk moza. Menjadikan dalvin miliknya.
Vote dan komen.
Tunggu next chapter lagiiiiii.
Maaf lama up bikin ide cerita itu gak segampang minum kopi:)
Follow my ig yaa:
@zahra.wirdiarti
KAMU SEDANG MEMBACA
Need You
Genç KurguBad boy vs cewe pecicilan gimana tuh? Pokoknya kalo mau baca ceritanya siapken hati,jantung,paru-paru sama oksigen jugaa yakk:v CoverCerita by:@jennyra ayu