Prisila mengamati dalvin dari kaca luar pintu IGD matanya terus memperhatikan dokter yang sedang menangani dalvin dengan serius seolah tubuh dalvin sudah berada dititik terakhir.
"Sil udah sini duduk tungguin dalvinnya dia pasti baik baik aja" ucap marcel dari kursi tunggu.
Prisila menolehkan kepalanya menatap marcel lemas lalu berikutnya mengangguk dan duduk disamping marcel.
"Cel,kalo terjadi sesuatu ama dalvin gimana ya?" Tanya prisila menatap kosong kedepan.
Marcel menghembuskan nafasnya kasar tidak suka dengan pertanyaan prisila.
"Sil lo harus yakin!optimis kalo dalvin bakal baik baik aja! Bukannya mikirin yang aneh aneh"
Prisila menundukkan kepalanya tangannya menutupi wajahnya yang kini sudah basah dengan air mata gadis itu. Prisila sudah tidak mampu menahannya dia sangat takut dan sedih bila terjadi sesuatu dengan dalvin.
"Sil udah kok lo nangis sih" ujar rendi disamping marcel.
"Lo gausah sedih gitu dalvin gapapa ko" tambah yoyo
"Ini semua salah gue,coba aja dalvin gak nolongin gue pasti dia gapapa!" Kata prisila masih menunduk menangis.
"Dalvin nolongin lo karena dia sayang sama lo sil" ujar rendi.
Prisila yang sedari tadi menunduk kini mengangkat kepalanya lalu menatap rendi serius.
"Maksud lo apa ren?" Tanya prisila.
"Dalvin kayaknya sayang sama lo,sikap dia ke cewe lain sama ke lo itu beda sil dia kayak bahagia banget deket lo!"
"Lo serius?"
"Yang lebih pastinya lo bisa tanya dalvin nanti kalo udah sembuh,makannya lo harus optimis kalo dalvin gapa--"
Cklekk..
Pintu ruang IGD dalvin terbuka menampilkan seseorang berpakaian jas putih serta stetoskop yang menggantung dilehernya.
Prisila,rendi,yoyo dan marcel yang tadinya sedang duduk kini beranjak berdiri lalu menghampiri dokter yang menangani dalvin.
"Apakah ini dari keluarganya dalvin?" Tanya dokter laki laki itu.
"Kita temennya dok!" Jawab rendi.
"Kemana keluarganya?apakah masih ada?" Tanya dokter lagi.
"Ada dok, papahnya dan abangnya sedang berjalan menuju kesini" jawab rendi lagi.
"Kalo bisa secepatnya datang"
"Emangnya kenapa dok?dalvin baik baik aja kan?" Tanya prisila khawatir.
"Dalvin sedang dalam keaadaan tidak baik dia kini sedang mengalami masa kritis akibat kekurangan banyak sekali darah dan luka sabetannya yang sangat dalam" jelas dokter membuat prisila melemas hampir saja jatuh namun buru buru di rangkul oleh yoyo.
"Gak--mungkin dokter bohongkan?ini pasti bohong!DALVIN BAIK BAIK AJAKAN?IYA KAN DOK?JAWAB SAYA!" teriak prisila histeris.
"Saya mengabarkan keadaannya yang memang benar,kini dia sedang kekurangan darah dengan golongan A+ sedangkan dirumah sakit kami sudah kehabisan golongan darah tersebut. Apa disini ada yang mempunyai golongan darah yang sama dengan dalvin?" Tanya dokter.
"Saya berbeda dok" jawab rendi.
"Saya juga beda" ucap yoyo.
"Saya juga" ucap marcel.
Rendi menatap prisila yang sedang lemas menatap kosong kedepan.
"Sil?" Panggil rendi
Prisila masih diam dia masih menatap kosong kedepan dengan air mata yang terus bercucuran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Need You
Teen FictionBad boy vs cewe pecicilan gimana tuh? Pokoknya kalo mau baca ceritanya siapken hati,jantung,paru-paru sama oksigen jugaa yakk:v CoverCerita by:@jennyra ayu