Lyon dan Raven kembali ke tempat mereka berlatih kemarin, sebuah tanah lapang di tepi sungai. Raven melipat kedua lengannya di depan dada, menatap Lyon serius—dengan sedikit kekhawatiran tersirat di matanya. "Apakah kau siap, Lyon?"
Lyon menganggukkan kepalanya. "Ya," jawab Lyon. Ia mengambil kerikil-kerikil yang diberikan Raven di hadapannya. Lyon memejamkan mata dan menarik napas panjang, memusatkan pikirannya.
Tetap tenang.
Tarik napas.
Jangan tegang.
Buang napas.
Rasakan mana di dalam tubuhmu.
Sesuatu terasa mengalir di dalam diri Lyon—terasa hangat dan mengalir dengan tenang, tak seperti saat ia pertama kali merasakan aliran itu.
Lyon menjaga dirinya agar tetap fokus dan tenang. Perlahan ia membayangkan aliran itu mengalir dan keluar dari perutnya, mengedarkannya ke seluruh tubuh. Lyon sekarang merasa tubuhnya hangat dan ringan.
Raven menatap Lyon dengan seksama, merasakan mana yang Lyon keluarkan dari tubuhnya. Kali ini ia pasti bisa, batin Raven.
Lyon membayangkan ia mengalirkan mana-nya ke tangan, mengangkat kerikil-kerikil itu dengan sihir. Masih tetap tenang, ia mengulurkan tangannya dan membuka mata. "Levitio," ucap Lyon.
Kerikil-kerikil itu perlahan bergetar dan mulai terangkat dari tanah. Lyon tetap memusatkan pikirannya pada kerikil, menggerakkan tangannya ke atas untuk mengangkat kerikil-kerikil itu lebih tinggi. Sampai akhirnya ia bisa menjaga agar kerikil-kerikil itu tetap melayang di atas telapak tangannya. Lyon tersenyum lebar.
"Master!" ucapnya senang pada Raven, yang membalasnya dengan senyuman tipis.
"Selamat, Lyon. Kau berhasil pada pelajaran pertamamu," ucap Raven. Lyon melepaskan konsentrasinya pada kerikil itu, dan mereka pun kembali jatuh ke telapak tangan Lyon. "Semakin banyak kau berlatih, maka akan semakin mudah menggunakan sihir. Baiklah, bisakah kita masuk ke tahap selanjutnya?"
Raven maju selangkah mendekati Lyon dan menggambar sebuah lingkaran besar di tanah dengan ujung bawah tongkatnya. "Perhatikan baik-baik," ucap Raven, menggambar semacam simbol di masing-masing sisi lingkaran tersebut, "lingkaran ini disebut bagan elemen."
Lyon memerhatikan gurunya. Kemudian Raven berkata lagi, "Pengguna sihir memang bisa menggunakan banyak elemen sihir, tapi setidaknya ada dua elemen dasar dan satu elemen lanjutan yang paling dikuasai.
"Di sisi-sisi lingkaran ini adalah lima elemen dasar," Raven menunjuk lambang-lambang tersebut dari yang paling atas, berputar searah jarum jam, "api, air, petir, tanah dan angin. Api lebih lemah dari air, air lebih lemah dari petir, dan seterusnya.
"Jika kau menggabungkan dua jenis elemen dasar, maka akan terbentuk elemen baru, misalnya..." Raven menarik garis dari lambang air dan angin, kemudian menggambar lambang lain di ujung kedua garis tersebut. "Elemen air dan angin akan menciptakan elemen es yang merupakan elemen lanjutan. Seperti itu."
"Jadi, jika aku paling menguasai sihir es, itu artinya aku juga paling menguasai elemen air dan angin?" tanya Lyon.
Raven menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Sekarang ayo kita cari tahu apa elemen dasar yang paling kau kuasai," ucapnya, "bagaimana rasanya ketika kau merasakan aliran mana di dalam tubuhmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tale of Distant Land - Land of the Fairies [ON HOLD]
FantasyAter dan sang naga Arkan sudah dikalahkan. Lyon dan teman-temannya melanjutkan perjalanan mereka menuju Arfeim, benua para peri, serta memulai pelajaran Lyon soal sihir. Namun Eadred mengirimkan empat orang jenderal terkuatnya untuk melanjutkan perb...