Suasana di aula besar istana ramai. Para peri datang ke pesta, menggunakan pakaian berwarna-warni mereka. Beberapa dari mereka datang bersama pasangan dansa mereka masing-masing.
Lyon membetulkan kerahnya. Ia tidak pernah menghadiri pesta dansa seperti ini—dan rasanya cukup aneh. Ia kini mengenakan kemeja putih dengan rompi dan jas hitam. Celananya cukup sempit, tak seperti celananya yang biasa, dengan sepatu bot hitam mengilap membungkus kakinya. Poni yang biasa menghias wajahnya kini disisir dengan rapi ke belakang.
Sejak pengumuman pesta yang mendadak tadi siang, Lyon cukup terkejut karena ia tidak punya pakaian formal—untungnya pelayan istana telah menyiapkannya untuk mereka semua (dan bahkan mereka lah yang menata rambut Lyon).
Lyon untuk yang kesekian kalinya melipat tangannya ke belakang dan menghela napas berat, terlihat gelisah. "Tenang saja, Lyon. Kau terlihat tampan," ucap Endar yang menepuk pundaknya sambil tertawa.
Endar mengenakan kemeja coklat bercorak dengan tunik yang senada dengan kemejanya. Lain dengan Lyon, para pelayan tidak menata rambutnya—tapi ia tetap terlihat tampan seperti biasa. Benar-benar seperti seorang pangeran, pikir Lyon.
"Hei, kalian harus mencoba ini." Naldin datang membawa segenggam kue kering, bicara dengan mulut penuh. "Enak sekali."
"Naldin, kancing mantelmu terlepas lagi," ucap Endar. Ia kemudian menundukkan badan untuk membetulkan kancing mantel biru tua Naldin. Tak seperti biasa, rambut seleher Naldin dikuncir dengan sebuah pita hitam. "Dan jangan bicara saat kau sedang makan."
Lyon memerhatikan sekeliling. Para peri yang datang kini berdansa kecil di aula. Beberapa peri perempuan berdansa bersama-sama sambil mengaitkan tangan mereka, membentuk sebuah lingkaran. Mereka kemudian mengepakkan sayap warna-warni mereka dan terbang rendah sambil masih menari.
Tak lama kemudian, Yura menghampiri mereka. Ia mengenakan gaun biru muda panjang dengan lengan terbuka di bagian pundak, dengan choker hitam yang menghias lehernya.
Sebagian rambut birunya dikepang mengelilingi kepalanya, membentuk sebuah mahkota. "Ah, di sini kalian rupanya," kata Yura, berjalan menghampiri mereka.
Lyon menelan ludah. Dengan munculnya Yura, berarti Arisu juga sudah selesai bersiap-siap. Ia mengedarkan pandangannya ke aula dengan malu-malu, mencari Arisu. Tak lama kemudian, yang ditunggunya pun muncul juga.
Dari kejauhan, Arisu berjalan dengan canggung. Ia mengenakan gaun hitam selutut dengan corak bunga merah muda dengan lengan yang sedikit besar sepanjang siku.
Sebuah pita merah muda besar melingkar di pinggangnya. Ia juga mengenakan sepatu berhak rendah dengan pita yang mengikat pergelangan kakinya.
Sebuah kepangan kecil membentuk bando di kepalanya, lengkap dengan hiasan rambut bunga ceri dengan pita merah muda. Ia pun menghampiri Lyon dan teman-temannya.
"U-uh..." Arisu mempererat genggamannya pada gaunnya. Ia memalingkan wajah, merasa malu—ia tidak pernah pergi ke pesta, dan kebanyakan menghabiskan waktunya untuk berlatih panah.
Lyon menatapnya dengan takjub. Wajahnya memanas, semu merah tipis muncul di kedua pipinya. "Arisu, kau..."
Sebelum Lyon menyelesaikan kalimatnya, Ratu Titania berjalan turun dari singgasananya. Para peri berhenti menari dan memerhatikan Sang Ratu yang berjalan menuju balkon. "Selamat malam, rakyatku semua," ucapnya. "Malam ini adalah pesta untuk menyambut kedatangan para pendatang dari negeri Briewen, yaitu Tuan Raven Clockworker dan teman-temannya," lanjut Ratu Titania, "nikmatilah pesta malam ini. Kuharap pesta ini memberikan kesan yang tak terlupakan bagi kalian."
Tepuk tangan meriah menutup pidato singkat Ratu Titania yang kembali duduk di singgasananya. Raven yang menggenggam segelas anggur berdiri di sampingnya, memerhatikan sekeliling dengan Freyr di sebelahnya. "Kau tidak berdansa, Tuan Clockworker?" tanya Ratu Titania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tale of Distant Land - Land of the Fairies [ON HOLD]
FantasiaAter dan sang naga Arkan sudah dikalahkan. Lyon dan teman-temannya melanjutkan perjalanan mereka menuju Arfeim, benua para peri, serta memulai pelajaran Lyon soal sihir. Namun Eadred mengirimkan empat orang jenderal terkuatnya untuk melanjutkan perb...