Lyon bangun cukup pagi hari itu. Ia ingat di hari sebelumnya Raven menyuruhnya untuk bersiap-siap, karena hari ini Lyon akan belajar sihir.
Dengan semangat Lyon beranjak dari tempat tidur, mandi, kemudian bersiap-siap. Setelah semuanya selesai, ia berlari ke gerbang istana, di mana Raven telah menantinya.
"Di mana kita akan berlatih, Master?" tanya Lyon, mengatur napasnya setelah berlari.
Raven memandang ke kejauhan, menatap dataran Arfeim terhampar di hadapannya. "Bagaimana kalau di pinggiran sungai?"
"Baiklah!"
Mereka turun dari pohon Yggdra menggunakan papan kayu yang seperti ayunan, lalu menaiki perahu. Lyon tak sabar untuk mendapatkan pelajaran pertamanya. Ia membayangkan dirinya dapat menggunakan sihir-sihir hebat nantinya, seperti menembakkan bola api, mendatangkan petir, atau semacamnya.
Ikan-ikan peri berwarna-warni sesekali melompat, seakan memberikan salam kepada mereka. Lyon tersenyum, menikmati keindahan mereka. Beberapa peri juga terbang melewati Lyon dan Raven, serta melambaikan tangan dengan ramah. Lyon membalas lambaian tangan mereka.
Sampai akhirnya Lyon dan Raven sampai di tempat tujuan mereka. Sebuah tanah lapang yang sedikit menjorok ke sungai, dengan pohon-pohon yang mengelilingi di pinggir-pinggirnya seperti setengah lingkaran.
"Baiklah, kita akan mulai," ucap Raven sembari turun dari perahu. Lyon mengikutinya dengan patuh, lalu berdiri diam menunggu perintah Raven.
"Pertama-tama..." ucap Raven, "semua orang punya aliran mana di dalam tubuh mereka. Seperti yang kau tahu, mana diperlukan untuk mengeluarkan sihir." Raven membuka telapak tangannya, dan seketika percikan api kecil muncul di atas telapak tangannya. Lyon menatapnya takjub.
"Jadi, semua orang dapat belajar sihir?" tanyanya.
"Sebenarnya begitu. Yang jadi masalah adalah apakah mereka bisa mengalirkan mana ke luar tubuh mereka menjadi sihir atau tidak." Ia kembali menutup telapak tangannya, dan api itu pun padam. "Untuk itu diperlukan konsentrasi yang baik dalam mempelajarinya," ucap Raven sembari mengambil beberapa buah kerikil.
"Karena ini pertama kalinya kau belajar, aku akan mengajarimu mantra yang mudah," katanya, meletakkan kerikil-kerikil itu di hadapan Lyon yang menatapnya bingung, "angkatlah kerikil-kerikil ini dengan sihir."
"Baiklah." Lyon menelan ludah, ia merasa sedikit grogi. "Lalu, bagaimana caranya aku mengeluarkan aliran mana itu?"
"Pejamkan matamu, Lyon," perintah Raven. Lyon mengikuti perintahnya dengan patuh dan memejamkan mata. "Bayangkanlah aliran mana itu bergerak dari seluruh tubuhmu. Dari kepala, tangan, ujung kaki, semua mengalir ke perutmu."
Lyon melakukan apa yang dikatakan Raven. Ia membayangkan mana mengalir seperti air di dalam tubuhnya, mengalir menuju perutnya-tapi ia belum merasakan apa-apa.
"Perut adalah gerbang mana. Setelah dikumpulkan, keluarkan aliran mana melalui gerbang tersebut. Salurkan ke seluruh tubuhmu. Lalu ulurkan tanganmu ke kerikil-kerikil itu dan katakan 'Levitio'," terang Raven lagi.
Dengan berkonsentrasi, Lyon membayangkan aliran mana itu keluar dari tubuhnya melalui gerbang mana. Ia kemudian mengulurkan tangan ke arah kerikil-kerikil itu sambil berseru dengan lantang, "Levitio!"
Tak ada yang terjadi. Lyon memiringkan kepalanya bingung, kemudian mencobanya lagi dari awal dan kembali mengucapkan mantra. "Levitio!"
Kerikil itu masih tidak terangkat. Lyon masih terlihat bingung, sementara Raven menghela napasn "Tidak apa-apa. Wajar jika kau gagal pada percobaan pertama," ucapnya sambil menepuk pundak Lyon, "kalau begitu, tugasmu adalah mengangkat kerikil-kerikil ini dengan sihir. Jika kau sudah bisa melakukannya, baru lah aku akan mengajarimu sihir yang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tale of Distant Land - Land of the Fairies [ON HOLD]
FantasyAter dan sang naga Arkan sudah dikalahkan. Lyon dan teman-temannya melanjutkan perjalanan mereka menuju Arfeim, benua para peri, serta memulai pelajaran Lyon soal sihir. Namun Eadred mengirimkan empat orang jenderal terkuatnya untuk melanjutkan perb...