sepuluh

1.2K 83 15
                                    

SALSHA POV

Setelah kejadian tadi sore, aku dianter pulang sama Naufal,ya, aku jadian dengan Naufal satu Minggu yang lalu. Ku baringkan tubuhku di atas kasur, hingga aku mendengar bunyi klakson mobil dari bawah, ku buka korden jendela kamarku, kulihat mama dan papa Aldi disana, ku kembali tarik nafas bosanku, pasti mereka ingin membicarakan perjodohanmu dengan Aldi lagi.

Tak lama, orang tua Aldi meninggalkan rumahku, entahlah, mereka terlihat terburu-buru sekali, mungkin ada kerjaan mendadak.

****

Pagi ini, Naufal menjemputmu, aku berangkat bersamanya, aku bahagia? Sangat-sangat bahagia. Meskipun akhir-akhir ini aku juga merasa bahagia jika aku bersama Aldi. Hari ini, tak ada kerusuhan dan keusilan dari sosok manusia yang bernama Aldi, akupun tidak melihatnya, mungkin dia bolos, bukankah itu sudah menjadi kebiasaannya?
Sudahlah, aku tidak peduli, biarlah Aldi pergi dari hidupku, bukannya ini yang aku mau? Aldi pergi dari kehidupan aku dan perjodohan ini batal.

****

Satu bulan kemudian

Sudah satu bulan ini aku tidak melihat Aldi, dia menghilang, seolah-olah di telan bumi, untuk contack-an saja tidak pernah dari kejadian itu, pasti dia sudah mem block semua akun media yang dapat menghubungiku, bahkan orang tua Aldi tidak pernah berkunjung ke rumahku lagi, jujur aku rindu padanya, sangat rindu, aku nyaman saat berada di dekatnya, tak seperti saat aku berada di dekat Naufal. Aku baru menyadari perasaan ini dua Minggu yang lalu, saat aku benar-benar merasa kesepian tanpa hadirnya Aldi, kehilangan dan rindu yang kurasakan sampai sekarang. Tak ada jejak Aldi yang bisa ku dapatkan, apa dia sakit hati? Apa dia cinta aku?

****

Malam ini, aku, Naufal, dan teman-teman Naufal lainnya akan menikmati malam Minggu bersama, perasaanku tak seindah senyumanku, aku benar-benar gelisah. Kenapa aku lambat menyadari perasaan ini? Setelah aku sadar bahwa perasaanku kepada Naufal hanya sebatas kagum tidak lebih, tapi aku bersyukur, karena aku dan Aldi masih bisa berhubungan, bukannya kita di jodohkan?

Aku shock saat tau Naufal membawaku kemana. Jujur, aku tidak pernah mau menginjak tempat terkutuk ini, BAR, ya, dia membawaku ke club malam.
Aku tidak bisa melawan saat Naufal menarik paksa tangan kananku, aku duduk di sebuah sofa yang tersedia disana, bau alkohol menyeruak di tempat ini, kulihat Naufal yang sudah beberapa kali meneguk minuman ber alkohol itu.
"Sayang"sapa Naufal kepadaku
"Fal, pulang yuk" ajakku
"Mau kemana sih?"tanyanya yang sudah mulai mabuk
"Fal, aku takut, ayo pulang"rengekku
"Oke, ayo kita pulang" ucap Naufal

Aku senang saat Naufal mengiyakan ajakanku untuk pulang, namun, aku salah, dia menarik kursi kesebuah ruangan, yang aku tau ini adalah sebuah kamar. Fikiranku kacau, saat aku tau Naufal mengunci pintu kamar ini. Aku panik, tidak menyangka Naufal akan berbuat senonoh begini.
"Kamu mau apa gak?" Tanyaku gugup
"Aku mau kamu sayang" jawab Naufal seraya berjalan mulai menghampiriku ang sudah ketakutan
"Fal, fal, aku mohon jangan"ucapku memohon sambil menahan air mataku
"Kenapa? Bukankah kamu pacarku? Kita berhak seperti ini kan?"
Aku benar-benar tidak menyangka Naufal akan seperti ini, tubuhku berhasil membentur tembok setelah sekian kali berusaha menghindar dari kejaran Naufal
"Fal please, jangan lakuin ini fal"ucapku lemah dengan diiringi air mata yang sudah lolos dari pelupuk mata
"Kenapa? Kenapa sayang?"
Aku mencoba menghindar saat Naufal ingin menciumnya, kedua tanganku berhasil dikunci oleh tangan kuat Naufal, jadilah aku tak bisa berbuat apa-apa, sekarang, aku hanya bisa berharap bantuan dari seseorang, aku tidak mau lelaki bremgsek ini merenggut kesucian ku
Naufal terus mendekatiku, wajahnya sudah teramat dekat denganku, hingga aku mendengar

"BRAAKKKK"

Akuku shock, saat Naufal tiba-tiba terkapar di hadapanku, aku tak berani melihat perkelahian yang terjadi di depanku ini, aku hanya bisa menangis

"Brengsek Lo, gak punya malu Lo? Hah? Udah berapa cewek yang Lo giniin? Belum puas Lo setelah pacar-pacar Lo diluar sana bunuh diri gara-gara kelakuan bejat Lo yang gak mau tanggung jawab setelah mereka hamil? Hah? belom puas Lo? Dan sekarang, gue gak bakalan ngebiarin Lo buat nyakitin cewek untuk yang kesekian kalinya"

Suara itu, aku mengenalnya, suara yang aku rindukan belakangan ini.
"Pergi Lo fal, PERGI SEBELUM GUE BUNUH LO DISINI".
Saat aku mendengar suara langkah kaki keluar kamar, aku buka mataku, benar saja, dia, dia disini, kuhamburkan tubuhku dalam dada bidangnya, kuluapkan rasa rinduku, aku menangis sekencang-kencangnya membuat basah baju yang dipakainya
"Udah, jangan nangis lagi, udah gede kali, mending Lo pulang sekarang" ucapnya dingin, aku menggeleng, tidak mau
Terdengar dia menarik nafas panjangnya
"Oh yaudah, gue pulang kalo gitu, gue duluan" lanjutnya seraya melepas pelukanku
"Aldi..."ucapku lirih
Ya, Aldi, dia Aldi,. Dia kembali, betapa bahagianya aku saat tau dia berada di sini
"Ayo pulang"
Aku menuruti ucapannya.

****

Keheningan yang berhasil tercipta di mobil sport putih ini, aku diam, Aldi juga diam, ingin rasanya aku bertanya, kemana saja dia selama ini?

Mobil Aldi memasuki kawasan perumahan kompleks rumahku, aku masih benar-benar heran dengannya. Aldi menghentikan mobilnya tepat di depan pagar rumahku
"Udah nyampe kan?" Tanyanya tanpa menoleh ke arahku sedikitpun
Aku mengangguk mengiyakan
"Mending Lo masuk gih, udah malem, jangan ceritain masalah tadi sama orang tua Lo, kasian mereka"
Aku tau, Aldi mengusirku dengan alasan aku harus masuk rumah
"Makasih buat yang tadi sama yang sekarang" ucapku sebelum aku keluar dari mobil Aldi.






















Yes
Tepat janji kan akunya?wkwkw
Ngelanjutin meskipun malem
Gpp lah ya..yang penting ngelanjutin
See part selanjutnya

Story About AlshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang