28

714 35 10
                                    

ALDI POV

Aku membulatkan mata saat mama memutuskan untuk satu mobil denganku, sudah berapa kali aku menjelaskan jika kita berbeda arah. Aku memutuskan untuk mengantar mama terlebih dahulu, mama menyuruh ku untuk mengantarkannya ke rumah Salsha dengan syarat aku tidak boleh menampakkan diri didepan Salsha maupun bunda. Aku turuti saja permintaan mama, aku tidak mau di cap durhaka hanya karena aku membangkang perintah mama.

***

Tiga jam berlalu begitu saja, kegiatan ku hari ini juga sudah selesai, dan itu artinya aku harus menjemput mama ke rumah Salsha dulu. Dengan perasaan yang menggebu, ingin rasanya aku keluar dari mobil lalu memeluk gadis yang tengah berdiri di ambang pintu bersama sang ibunda. Namun semua gagal saat mama memasuki kursi penumpang dengan ucapan yang kembali membuatku bersalah "pulang sekarang, jangan sekali-kali kamu turun dan menghampiri Salsha, ingat, dia sakit karena kamu" aku hanya bisa pasrah dan bisa memandangnya melalui kaca. Semoga saja dia bisa melihat bahwa ini adalah aku, Aldi yang selalu mencintainya. akh, mencintai, Salsha pasti sakit hati denganku karena aku mengucapkan bahwa aku mencintai Alda. Kapan aku bisa memberi penjelasan padamu Sal?

***

Mama memasuki rumah dengan perasaan bahagia, ya, aku juga. Penantian kita selama dua minggu ini berhasil. Aku dinyatakan sembuh total dengan dokter. "Setelah ini kamu selesain urusan kamu" aku mengangguk, memang tujuan utamaku itu, menyelesaikan masalahku dengan Salsha, gadisku. "secepatnya akan aku selesaikan ma" mama mengangguk mendengar ucapanku. Aku tersenyum singkat kepada mama sebelum pergi ke kamar dan meninggalkan mama yang sedang memberi kabar kepada papa.

Sudah satu minggu aku tidak tahu kabar Salsha, aku hanya bisa menanyakan kabar gadis itu kepada mama yang selalu memperhatikan Salsha layaknya anak kandung sendiri. Mama sangat sayang sama Salsha, ah tidak, aku juga sangat menyayangi nya. Cepat atau lambat, aku akan memberanikan diri untuk muncul dihadapan Salhsa, aku sudah siap dengan kondisi apapun itu, bagaimana respon Salsha nantinya, aku siapa. Aku sadar siapa yang bersalah disini, seharusnya aku bersyukur telah memiliki Salsha, dia yang setia menantiku disaat keadaan telah mengatakan aku tak akan pernah kembali, tapi dia orang yang sangat yakin bahwa aku akan kembali, dan semudah itu aku menghapuskan kepercayaannya, semudah itu aku menghancurkan tembok pertahanan nya? "maafkan aku Sal" sungguh rasanya ingin kembali memutar waktu dan menyesal dihadapan nya.

***

Hari ini aku akan bertemu dengan Angela, meminta bantuan dia untuk mendekati Salsha yang sudah terlanjur kecewa kepadaku. Awal yang sulit memang, karena tidak semudah yang aku bayangkan, Angela menolak permintaanku saat pertama kalinya aku meminta bantuannya, aku tak menyerah, aku yakin Angela juga ingin yang terbaik untuk sahabatnya itu. Dan hari ini hasilnya, Angela mau menemui ku setelah bujukan berapa jam yang tak kunjung dikabulkan oleh gadis satu itu.

"sorry telat" aku mengangguk saat Angela tiba dihadapanku. "gak papa, santai aja" Angela hanya membalas ucapanku dengan anggukan, sepertinya dia masih marah denganku. "gue minta maaf" ucapku ambigu, aku yakin Angela bingung dengan ucapan maafku yang tiba-tiba.

"maaf buat apa? lo ada salah sama gue? seharusnya lo minta maaf sama Salsha, bukan sama gue" aku paham maksud Angela, dan itu tujuanku memintanya bertemu hari ini. "gue mau minta maaf sama dia, pasti. gue sayang dia Ngel, dan gue yakin lo tau itu" Angela menyipitkan mata menatapku "bukannya lo sayang sama cewek lain? iya kan?" aku menggeleng menyalahkan peryataan dan pertanyaan Angela. "gue gak sayang sama cewek lain Ngel, lo harus percaya itu. gue minta tolong sama lo, lo mau kan ngebantuin gue? gue mau memperbaiki semuanya".

"gak semudah itu. lo udah nyakitin Salsha dengan ucapan lo, lo udah buat Salsha jadi cewek yang paling gak dihargai sama lo, dan dengan mudahnya lo minta maaf? dasar cowok" aku bingung harus berbuat apa jika seperti ini, ini yang bisa aku lakukan, lantas aku harus bagaimana? "gue harus gimana Ngel? gue nyesel saat gue udah inget semuanya, gue gak akan pernah ngucapin hal itu seandainya ingatan gue pulih dari kemaren, lo pahami gue juga dong Ngel" aku kehilangan akal, tapi aku juga tidak boleh terbawa emosi, inget Ald, di depan lo ini cewek.

"oke, gue bantuin lo, tapi gue bantu sebisa gue aja, gue gak mau maksa Salsha seandainya dia gak mau maafin lo nantinya" aku setuju, aku tahu maksud Angela baik "oke, asal lo gak ngalangin gue deket ;agi sama Salsha".

"sebisa mungkin gue bantuin kalian, lo tenang aja" aku tersenyummendengar ucapan Angela sebelum pembicaraan kami berlanjut dan memakan waktu yang cukup lama.

Story About AlshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang