27

570 35 2
                                    

SALSHA POV

Aku menghirup napas dalam saat ingin melangkah menuju kampus yang akan menjadi saksi perjuangan ku dalam mengejar cita-cita yang ingin aku gapai dari dulu. Angela masih menemani ku sampai ruangan administrasi, aku tak ingin ditinggal dan kebingungan di kampus yang luas ini.

Setelah melakukan beberapa proses akhirnya aku bisa keluar dari aula kampus yang jua dipenuhi oleh mahasiswa lain. "kita makan dulu ya?" aku mengangguk mengiyakan tawaran Angela, tiga jam didalam sudah cukup membuat cacing-cacing yang ada di perutku mendemo untuk diberi asupan.

Aku berakhir di sebuah restaurant yang dekat dengan kampus, aku suka tempat ini, tempatnya yang bersih dan masih dikelilingi dengan rumput hijau yang masih terjaga.

Angela yang mengajak ku untuk makan siang tapi dia sendiri yang tidak makan, menyebalkan. "lo gimana sama Aldi?" aku menarik napas dalam, bukannya kemarin aku sudah bercerita kepadanya? lalu dia lupa begitu saja? "lo itu kenapa? amnesia juga, kaya Aldi?" Angela memamerkan deretan gigi putih dan rapinya padaku, aku hanya menggelengkan kepala tak mengerti dengan pemikiran dia. "ya siapa tau lo tadi malem di telfon sama doi, terus doi minta maaf sama lo gitu" aku mengernyit tak mengerti dengan Angela "lo kenapa sih ngel? kok tiba-tiba gak jelas gini. ah udah ah, aku mau selesain makan daripada denger lo ngoceh gak jelas"

***

"gimana?" aku tersenyum menanggapi pertanyaan bunda, dan sepertinya jawaban ku yang bisa dibilang ambigu sudah cukup bagi bunda. "habis ini kuliah nya yang rajin, katanya mau dapet beasiswa ke luar negeri, mimpi kamu harus terwujud, jangan cuma jadi angan saja ya" aku mengangguk, itu memang tekat ku dari awal aku mengerti dengan cita-cita ku.

"kapan mulai kuliah?" aku mengingat-ingat jadwal yang sudah ditetapkan di kalender kampus, sepertinya tidak akan lama lagi. "minggu depan kaya nya bun, soalnya besok sudah pendaftaran terakhir mahasiswa baru" bunda mengangguk, pendaftaran ku memang terbilang telat, aku tak sempat memikirkan kuliah karena peristiwa kemarin. "ya sudah semangat" aku mengangguk sambil tersenyum sebelum memeluk bunda dari samping.

***

Bunda baru saja memanggil ku ke atas dan mengatakan bahwa tante Mel ingin bertemu denganku, seketika aku terdiam, bukannya kau tak mau menemui nya, tapi aku takut Aldi ikut dan membuat pertahanan ku runtuh begitu saja. "Salsha ayo, ditungguin loh sama tante Mel" aku tersenyum ragu saat bunda kembali menjemput ku ke kamar. "gak ada Aldi kok" akhirnya aku bisa bernafas lega saat bunda mengatakan hal itu.

Aku duduk disebelah bunda dan berhadapan dengan tante Mel, sepertinya ada hal serius yang harus dibicarakan di sini. "Salsha gimana kabarnya?" aku mengangguk sebelum menjawab pertanyaan tante Mel. "tante kangen sama Salsha, gak papa kan tante main kesini?".

"gak papa tante, Salsha yang minta maaf, biasanya Salsha yang dateng ke rumah tante" tante Mel menggeleng mendengar perkataanku "nggak, tante ngerti kenapa Salsha gak mau kerumah tante lagi, tante gak maksa. tante minta maaf ya atas kelakuan Aldi kemaren, tante gak sempet minta maaf dari kemaren karena keadaan Aldi kembali drop" tidak, aku harus kuat, kamu tidak boleh lemah Salsha hanya karena mendengar keadaan Aldi, dia bisa kok hidup tanpa kamu. "Aldi baik-baik saja kan Mel?" untungnya bunda mewakili pertanyaan yang ingin aku tanyakan. "Aldi baik kok, dia juga titip salam sama kamu dan Salsha" aku mengerutkan kening tak percaya, apa maksud Aldi? ah, sudahlah aku tak menghiraukan, bisa saja itu hanya akal-akalan tante Mel untuk mencairkan suasana antara aku dan Aldi. 

Semua mengalir begitu saja, aku juga sudah mulai terbiasa dengan hal ini, bukankah begitu dari kemarin? semoga saja hubungan ku dan tante Mel tetap bisa sebaik ini meskipun harus tanpa Aldi, jika aku memang bukan ditakdirkan untuk bersama Aldi, setidaknya dia bisa menjadi kakak ku bukan?. Percakapan kita selesai setelah mobil jemputan tante mel datang, tumben sekali tante mel dijemput seperti ini, biasanya supirnya akan menunggu sambil nongkrong bersama satpam dirumah ku. Ah, sudahlah, ini tidak penting.

Story About AlshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang