30

542 33 2
                                    

"Aku..."

Angela terlihat menunggu jawabanku, aku bingung harus menjawab apa.
"Seandainya dia inget semua kejadian dulu, dia juga pasti ingat kan kejadian saat dia membuat luka itu, luka yang benar² membuat aku menyesal mengambil keputusan memperjuangkannya" sudah, aku hanya mampu menjawab dengan kalimat ini, aku rasa Angela akan mengerti maksudku.

"Dia inget semuanya sekarang Sal"

Aku terdiam, tidak, tidak mungkin secepat ini, ini terlalu cepat untuk dia bisa mengingat lagi.
"Dia nyuruh gue bicara sama lo, dia pengen minta maaf sama lo Sal, dia menyesal, tapi dia juga gak bisa menyalahkan siapa², dia pengen semuanya kembali, seperti sebelumnya"

Pandanganku lurus, aku masih berfikir keras apa yang akan aku lakukan? Aku bahagia mendengar Aldi sudah sembuh, dia sudah bisa mengingat semuanya, tentu aku bahagia, tapi bagaimana dengan keputusanku untuk melupakannya?

"Kalo lo mau nerima maaf Aldi, temuin dia malem ini, jam 7 di cafe biasa. Gue harap lo bisa ambil keputusan yang benar Sal, tanpa ada kata menyesal nantinya"

Aku masih diam saat Angela sudah keluar dari kamarku, otakku seakan lambat untuk mencerna semua kalimat yang Angela ucapkan. Haruskah aku menemuinya?

ALDI POV

Jam sudah menunjukkan pukul 19.08 aku sudah menunggu di cafe ini, meskipun aku belum tahu Salsha akan datang atau tidak. Aku tahu dia sangat kecewa dengan apa yang telah aku perbuat kepadanya. Aku akan menunggunya, aku bertekat untuk itu, aku akan menunggunya.

Sudah pukul 8 malam, namun belum ada tanda² Salsha akan datang, apa Salsha tidak akan memaafkanku tuhan? Tanganku menegepal kuat, aku menjambak rambutku, aku menyesal sungguh aku mengesal, Sal kembalilah, aku menyayangimu

"Di"

Aku terdiam, bukan, aku harap ini bukan khayalanku, aku kenal suara ini, aku sangat mengenalinya. Aku tidak tahu harus mengatakan apa saat aku mendongakkan kepalaku dan melihat Salsha berada di depanku, tanpa aku sadari aku sudah menariknya kedalam pekukanku, aku sangat rindu padanya, sangat.

Aku peluk dia dengan erat, aku benar² rindu, percayalah jika saat ini air mataku sudah menetes, tak apa jika banyak orang mencibirku, mengatakan aku cengen, tapi aku benar² bahagia. Tak hanya aku, aku merasakan kemeja yang aku pakai juga basah, aku tahu Salsha juga menangis.

"Hei, hei, udah" ucapku seraya menakup kedua pipinya, dia menunduk menyembunyikan wajah basahnya.

"Jangan buang air matamu lagi, aku gak mau liat kamu nangis lagi cuma gara² aku, aku gak mau Sal" aku menghapus jejak air mata di pipinya, meskipun air matanya kembali mengalir setelahnya.

"Kamu jahat, kamu jahat Di" aku kembali menariknya ke dalam pelukanku, aku telah menyakitinya tuhan, bagaimana caranya aku menyembuhkan lukanya?.

"Udah ah, malu diliatin orang banyak, mending kalian duduk" aku dan Salsha menoleh saat suara itu mengintrupsi kita, ingin rasanya aku mencekiknya saat ini juga.

"Ngapain lo disini?" Tanyaku sewot
"Ye, gue nguntilin kalian lah, gue mau minta makan sama lo di, sama gue mau mastiin Salsha dateng apa kagak, udah itu doang" ku lihat Salsha yang terkekeh mendengar jawaban wanita sekaligus sahabatnya ini. Aku memutar mataku malas melihat Angela yang sudah merusak moment berduaku.

"Kita gak jadi makan sekarang gak papa kan? Aku perlu ngomong sama kamu, kita ke taman aja boleh?" Tanyaku lebut, aju tak mau bersikap kasar lagi
"Tapi Angela?"
"Lo tenang aja, asal ada makanan dan dibayarin sih gue gak papa sendirian"
Aku sudah tahu bagaimana Angela, jadinya gampang untuk utusan seperti ini.

"Ya sudah"
Aku tersenyum setelah mendapat persetujuan dari Salsha.

Setelah memberikan kartu kepada Angela, aku mengajak Salsha untuk menuju taman, aku akan menjelaskan semuanya, meminta maaf padanya, aku akan memulainya dari awal.















Hai
Masih ada yang nungguin?
Maaf baru bisa up lagi
Diusahakan gak ngaret buat kedepannya ya
Salam



Story About AlshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang